Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Jelang Asian Para Games 2018 - Curhat Mantan Kiper yang Perkuat Timnas Basket Kursi Roda Indonesia

By Delia Mustikasari - Selasa, 18 September 2018 | 20:46 WIB
Pebasket kursi roda Indonesia, Gusti Putu Putra Adnyana dalam media visit ke redaksi Tabloid BOLA di Palmerah, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
TRI MEILINA/BOLASPORT.COM
Pebasket kursi roda Indonesia, Gusti Putu Putra Adnyana dalam media visit ke redaksi Tabloid BOLA di Palmerah, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Pebasket kursi roda, Gusti Putu Putra Adnyana, menjadi salah satu wakil Indonesia pada Asian Para Games 2018 di Jakarta, 6-13 Oktober.

Ngurah lahir dalam keadaan normal. Namun, cedera membuat dia tidak bisa berjalan seperti sedia kala.

Cabang olahraga basket kursi roda menjadi penyelamat bagi Ngurah (sapaan akrab Gusti Putu) untuk bangkit setelah cedera yang dia alami pada 2010.

"Saya awalnya pemain sepak bola dan berposisi sebagai kiper. Tetapi, pada 2010 saya cedera setelah punggung menabrak tiang," kata Ngurah kepada BolaSport.com dalam kunjungan ke redaksi Tabloid BOLA, Palmerah, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

"Setelah menjalani operasi, selama dua tahun saya diam di rumah saja karena tidak tahan dengan omongan orang," ujar pria berusia 31 tahun ini.

Pada akhir 2012, Ngurah diajak temannya datang ke salah satu yayasan di Bali. Sang teman ingin Ngurah tidak terlalu lama berdiam diri di dalam rumah.

"Disana, saya lihat ada yang kondisinya lebih parah dari saya. Tetapi, mereka tetap tersenyum bahagia. Dari situ, saya mulai berani keluar rumah," aku Ngurah.

"Akhir 2012, saya kenal teman dari salah satu yayasan yang menanyakan apakah saya mau ikut basket. Tetapi, saya mau lihat dulu bagaimana sih caranya," ujar bungsu dari dua bersaudara ini.


Pebasket kursi roda Indonesia, Edy Johan, dan Gusti Putu Putra Adyana (kanan) dalam media visit ke redaksi Tabloid BOLA di Palmerah, Jakarta, Selasa (18/9/2018)(TRI MEILINA/BOLASPORT.COM)

Ngurah melihat cabor basket kursi roda seperti sepak bola yang suasananya ramai dan penuh tawa.

"Saya mulai fokus berlatih basket kursi roda sejak Januari 2016. Pemilik yayasan, mengajak saya mengikuti pertandingan Bali Cup karena menilai permainan saya sudah baik," ucap Ngurah.

"Disana saya bertemu Donald (Santoso, kapten tim basket kursi roda Indonesia). Saat tahu dia dari Amerika untuk mengikuti turnamen, saya jadi termotivasi. Donald saja rela jauh-jauh kesini ingin bermain di Indonesia," aku Ngurah.

Ngurah dan Donald selanjutnya tetap menjalin komunikasi setelah pertandingan. Donald meminta Ngurah tetap berlatih sambil mencari orang lain untuk memperkuat tim.

Pada Oktober, Ngurah membawa tiga orang teman untuk mengikuti latihan.

"Setelah latihan selama seminggu, saya mendapat kursi roda pada hari terakhir training camp. November saya mengikuti seleksi. Seleksi tersebut diikuti sekitar 30-40 orang," tutur Ngurah.

(Baca juga: Timnas Basket Kursi Roda Indonesia Punya Misi Jangka Panjang Setelah Asian Para Games 2018)

"Dua hari kemudian, saya mendapat pengumuman lolos seleksi," ujar Ngurah.

Ngurah awalnya mengaku perlu menyesuaikan diri dari bisa berdiri sendiri, memakai kursi roda, hingga memakai kursi roda sambil bermain bola basket.

"Keluarga semula tidak tahu saya bermain basket. Saat saya keluar malam sama teman-teman dikira bagaimana gitu. Mereka tidak percaya. Masak olahraga dari jam 6 pagi jam 23 baru pulang," tutur Ngurah.

"Saya tekankan kepada mereka, saya benar olahraga, tidak macam-macam. Ketika Juli 2016 ada event, saya minta ibu saya datang. Dari sana, ibu-ayah, dan keluarga besar ibu dan ayah mendukung saya. Dari situ, mereka men-suport saya."


Dari kiri ke kanan Rizki Adventus (Manajer tim basket kursi roda Indonesia), Donald Santoso, Edy Johan, dan Gusti Putu Putra Adyana dalam media visit ke redaksi Tabloid BOLA di Palmerah, Jakarta, Selasa (18/9/2018).(TRI MEILINA/BOLASPORT.COM)

Dari cabang basket kursi roda, Ngurah merasakan perubahan positif. Kepercayaan dirinya mulai muncul.

"Tadinya bertemu dengan banyak orang malu. Di Solo saya lebih pede lagi. Di Bali saya sebenarnya masih agak minder sedikit sama tetangga. Saat pulang lebaran, tetangga main ke rumah dan mengatakan, 'Hebat kamu sekarang'. Saya ucapkan terima kasih," aku Ngurah.

Setelah Asian Para Games, Ngurah dan sesama atlet basket kursi roda lainnya membentuk klub di daerah masing-masing dan membuat liga.

"Donald sudah buat tim Jakarta Swift Wheelchair Basketball untuk anak usia 10-15 tahun. Saya juga ingin mengikuti Asian Para Games 2022," ucap Ngurah.

Ngurah juga berharap Pemerintah memberikan dukungan kepada atlet difabel dan memikirkan masa depan mereka.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : BolaSport.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
37
88
2
Arsenal
37
86
3
Liverpool
37
79
4
Aston Villa
37
68
5
Tottenham
37
63
6
Newcastle
36
57
7
Chelsea
36
57
8
Man United
36
54
9
West Ham
37
52
10
Brighton
36
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
36
93
2
Barcelona
35
76
3
Girona
36
75
4
Atlético Madrid
35
70
5
Athletic Club
35
62
6
Real Betis
35
55
7
Real Sociedad
35
54
8
Villarreal
36
51
9
Valencia
35
48
10
Getafe
35
43
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
36
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
35
63
6
Roma
36
60
7
Lazio
36
59
8
Napoli
36
51
9
Fiorentina
34
50
10
Torino
36
50
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X