BOLASPORT.COM - Petenis tunggal putra Swiss, Roger Federer, mengaku telah memasuki masa paling tenang dalam kariernya.
Hal ini tidak lepas dari perasaan yang dia dapat pasca-dikalahkan Dominic Thiem (Austria), 6-3, 3-6, 5-7, pada laga final Indian Wells Masters 2019, akhir pekan lalu.
Alih-alih merasa kecewa, Roger Federer justru menyanjung performa Thiem.
Dia juga mengucapkan selamat kepada sang rival lantarang sudah berhasil merengkut titel Masters pertama sepanjang kariernya.
"Semuanya jauh lebih mapan dan saya benar-benar bisa menikmati apa yang saya lakukan, dan saya pikir itu mungkin yang paling menarik karena ini adalah periode yang paling santai, paling tenang selama karier saya," tutur Federer yang dilansir BolaSport.com dari Tennis World USA.
"Tidak begitu 'tenang' dengan anak-anak, tetapi tenang secara keseluruhan karena saya tahu di mana saya berada," ucap Federer lagi.
Baca Juga : Uang Barcelona Tak Mempan untuk Menggoda Bocah Ajaib Real Madrid
Federer lalu mengenang perjalanan kariernya dari awal hingga mampu mengalahkan petenis-petenis top dunia di eranya dan menjadi salah satu legenda hidup.
"Saya benar-benar menikmati waktu ketika memulai perjalanan saya, saya melawan para idola saya dan pemain-pemain tenis yang saya kenal dari TV," kata Federer.
"Saya masih tidak percaya bisa berbagi ruang ganti dengan orang-orang seperti (Pete) Sampras , Andre (Agassi), (Carlos) Moya, (Tim) Henman, (Jim) Courrier, (Pat) Rafter, saya menyukainya," ucap petenis berusia 37 tahun itu.
Baca Juga : Gagal Finis pada Debut MotoGP, Anak Didik Valentino Rossi Tetap Puas
Roger Federer telah meraih gelar ke-100 berkat kemenangannya pada Dubai Open 2019.
Saat itu, Federer mengalahkan Stefanos Tsitsipas (Yunani) dengan skor 6-4, 6-4 untuk naik ke podium kampiun.
Kini, peraih 20 gelar Grand Slam itu akan melanjutkan perjalanan kariernya dengan mengikuti Miami Open 2019 yang berlangsung 20-31 Maret mendatang.
Di sana, Federer menempati posisi unggulan keempat.
| Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
| Sumber | : | WorldTennisUSA |
Komentar