BOLASPORT.COM - Hendra Setiawan berbagi cerita pengalamannya selama menjadi salah satu pebulu tangkis ganda putra terbaik Indonesia.
Pemain berusia 34 tahun ini mengungkapkan bahwa ada kalanya ia tak bisa bermain seperti biasanya dan tak dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya di lapangan.
Menurut Hendra, itu adalah hal yang biasa dan pernah dialami semua pemain bulu tangkis.
"Kalau ada yang bilang, mainnya lagi nggak enak, itu memang bisa saja dialami pemain. Saya pun begitu. Kalau saya, main nggak enak itu kalau mau netting nyangkut, mau apa-apa nyangkut, mati sendiri," tutur Hendra dilansir BolaSport.com dari Badmintonindonesia.org.
Hendra mengakui bahwa hal ini tidak dapat diprediksi kapan akan dialami seorang atlet.
Bahkan ketika atlet tersebut telah melakukan persiapan sebaik mungkin, bisa saja menemui situasi yang tak diharapkan terjadi di lapangan.
"Kadang sudah prepare, tetapi pas nggak enak mainnya, itu kadang nggak tahu faktor penyebabnya," kata Hendra.
Lebih lanjut, Hendra mengatakan bahwa pemain tak boleh membiarkan keadaan ini terus terjadi di lapangan.
Baca Juga: Tunggal Putri Denmark Ini Merasa Terhormat Jadi Pembawa Bendera pada European Games 2019
Pemain harus mengetahui bagaimana caranya menghadapi kendala tersebut. Setiap pemain memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi permasalahan di lapangan.
"Kalau lagi nggak enak mainnya, harus bisa ngatasin semua pemain punya cara masing-masing. Kalau saya, jadi mainnya drive dulu, asal masuk dulu, tetapi kadang asal masuk pun nggak dapet feel-nya. Nggak gampang, kan?" ucap Hendra yang kini berpasangan dengan Mohammad Ahsan.
Pada sektor ganda, tentunya performa seorang pemain akan mempengaruhi pasangan mainnya.
Hendra menjelaskan bahwa seorang pemain ganda mesti punya komunikasi yang baik dengan pasangan dan tak ragu mengakui jika sedang tidak dalam penampilan terbaik.
"Memang susah, pasti ada pengaruhnya ke partner, tetapi kalau bisa nggak berpengaruh, itu baru bagus. Pernah juga kami dua-duanya sama-sama lagi nggak enak mainnya.
"Kami diskusikan berdua, mau bagaimana ini? Apa main defense dulu? Harus ngomong kalau saya lagi nggak enak nih mainnya," ucap Hendra.
Baca Juga: Pebulu Tangkis Inggris Ini Bertekad Bangkit Setelah Kehilangan Rambut
Hendra mengatakan bahwa kondisi tersebut harus dibicarakan dengan partner, tidak perlu merasa sungkan.
"Kami harus saling mengakui, jangan gengsi. Sebenarnya semua pemain pasti merasa kalau partnernya mainnya lagi nggak enak, tetapi akan lebih baik kalau dibicarakan saja," ujar Hendra.
"Kalau partner lagi nggak enak, harus dimengerti. Mungkin saya pernah dalam kondisi begitu dan partner bisa memaklumi. Saya juga pernah mati-mati sendiri kan. Berpikir positif saja," tuturnya.
Kondisi seperti ini membuat Hendra dan Ahsan kadang bertukar peran di lapangan.
Hendra yang biasanya bertugas di depan net, tak jarang berotasi ke area belakang lapangan dan Ahsan ke depan.
"Sebelum sama Ahsan, sama Kido juga begitu. Kalau sudah dapet feel-nya bisa balik lagi, tetapi kalau sampai akhir pertandingan belum balik ya bisa sampai akhir ganti peran," aku Hendra.
"Semua balik lagi tergantung kondisi di lapangan," ujar peraih medali emas ganda putra Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido ini.
Dikatakan Hendra, banyak faktor yang membuat pasangan ganda itu berotasi.
Terkadang situasi di lapangan meleset dari apa yang mereka harapkan sehingga mereka harus putar otak untuk mengubah strategi permainan.
Hal inilah yang dikatakan Hendra, harus dimiliki setiap pemain, kemampuan untuk mengatur dan mencari jalan keluar jika menghadapi situasi yang sulit di lapangan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar