Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Perbedaan Majority Decision dan Split Decision di ONE Championship

By Septian Tambunan - Jumat, 13 September 2019 | 05:44 WIB
Seorang ring girl memberi tanda bahwa ronde pertama laga ONE Championship akan dimulai.
ONE CHAMPIONSHIP
Seorang ring girl memberi tanda bahwa ronde pertama laga ONE Championship akan dimulai.

BOLASPORT.COM - Menilai hasil akhir sebuah laga dalam olah raga kombat memang tidak seperti pertandingan basket atau sepak bola, di mana tim yang mencetak skor lebih banyak akan dinobatkan sebagai pemenang.

Dalam dunia seni bela diri campuran, jika laga berlangsung sampai akhir tanpa ada atlet yang meraih kemenangan KO/TKO maupun kuncian, maka ketiga juri independen akan memiliki hak untuk menentukan siapa pemenangnya.

Di ONE Championship, ketika keputusan sebuah laga harus jatuh ke tangan juri, maka yang dinilai adalah aksi secara keseluruhan, bukan per ronde.

Baca Juga: Protes kepada Bartomeu dan Valverde, Messi Minta Barcelona Beli Kapten Napoli

Jadi meskipun seorang atlet dari salah satu sudut nampak tampil dominan di ronde pertama dan kedua, tidak otomatis ia akan menjadi pemenang jika ternyata atlet dari sudut yang lain tampil luar biasa di ronde terakhir melampaui aksi yang ditampilkan sang lawan secara keseluruhan di sepanjang laga.

Ketika ketiga juri sepakat untuk memberikan kemenangan pada salah satu atlet yang bertanding, maka hasil tersebut dinamakan unanimous decision atau keputusan mutlak.

Lalu apa hasilnya jika para juri memilih pemenang yang berbeda?

Dikutip BolaSport.com dari ONE Championship, kemungkinannya ada dua pilihan, yakni antara split decision dan majority decision.

Split decision diambil ketika dua dari tiga juri memenangkan satu atlet, sedangkan satu juri lainnya menghadiahkan kemenangan bagi atlet lainnya.

"Bagi kami para atlet, kami melihat split decision sebagai kemenangan angka, tetapi tipis, sementara majority decision itu hampir mutlak," ujar Yohan "The Ice Man" Mulia Legowo, atlet MMA veteran yang telah malang melintang dalam dunia seni bela diri Tanah Air selama lebih dari dua dekade.

Sementara itu, majority decision terjadi ketika dua juri memenangkan salah satu atlet, sedangkan juri ketiga menyatakan bahwa laga berakhir imbang.

Atlet ONE Championship asal Indonesia, Yohan Mulia Legowo (kanan).
ONE CHAMPIONSHIP
Atlet ONE Championship asal Indonesia, Yohan Mulia Legowo (kanan).

"Unanimous akan diambil ketika salah satu atlet tampil dominan hampir di semua area dan ronde. Sementara untuk majority decision, biasanya terjadi ketika atlet yang kalah terlihat memberi perlawanan yang cukup sepadan," tutur Yohan, salah satu pionir perkembangan MMA di Indonesia sekaligus pendiri Han Fight Academy di Solo, Jawa Tengah ini.

Putusan lain yang mungkin terjadi adalah draw atau imbang.

Hal ini terjadi apabila ketiga juri memutuskan laga berjalan imbang atau jika dua juri memenangkan kontestan berbeda, sementara satu juri terakhir memutuskan tak ada pemenang atau berjalan imbang.

Mengandalkan juri untuk menentukan pemenang sebuah laga bukanlah sesuatu yang jarang, terutama apabila laga berjalan sengit dari awal hingga akhir.

Dibutuhkan kejelian khusus dari para juri untuk memantau jalannya laga serta menyaksikan dengan seksama apakah pukulan serta upaya kuncian yang dilancarkan salah satu atlet tepat sasaran atau tidak.

Baca Juga: Peran Krusial Corner Man di ONE Championship yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Tak jarang, keputusan juri bisa berbeda dari pandangan awam karena mereka menilai lebih jelas dari apakah sebuah serangan tepat mengenai sasaran atau hanya mengenai bagian permukaan yang tidak memberikan dampak apa pun bagi lawan.

Bisa juga meskipun seorang atlet berhasil melayangkan berbagai pukulan atau tendangan, tetapi di sepanjang laga ia lebih sering tampil bertahan dan memanfaatkan momen serangan balik, bisa jadi angka akan diberikan pada kontestan yang lebih agresif membuka peluang.

Berikut adalah kriteria yang menjadi acuan para juri di ONE dalam memenangkan salah satu atlet dan penilaian di rangkum secara keseluruhan tidak berdasarkan satu momen atau ronde per ronde:

  1. Hampir menang KO atau kuncian
  2. Kerusakan atau cedera yang dihasilkan (Internal, Akumulasi, Kedangkalan)
  3. Kombinasi serangan dan aksi di atas ring secara umum (control area ground, posisi dominan)
  4. Upaya takedown atau menangkis takedown
  5. Agresivitas


Editor : Septian Tambunan
Sumber : onefc.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
34
77
2
Liverpool
34
74
3
Man City
32
73
4
Aston Villa
34
66
5
Tottenham
32
60
6
Man United
33
53
7
Newcastle
33
50
8
West Ham
34
48
9
Chelsea
32
47
10
Bournemouth
34
45
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
32
81
2
Barcelona
32
70
3
Girona
32
68
4
Atlético Madrid
32
61
5
Athletic Club
32
58
6
Real Sociedad
32
51
7
Real Betis
32
48
8
Valencia
32
47
9
Villarreal
32
42
10
Getafe
32
40
Klub
D
P
1
Inter
33
86
2
Milan
33
69
3
Juventus
33
64
4
Bologna
33
62
5
Roma
32
55
6
Atalanta
32
54
7
Lazio
33
52
8
Napoli
33
49
9
Fiorentina
32
47
10
Torino
33
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X