Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Kisah Quartararo dari Sempat Ditolak Naik Kelas Balap hingga Gantikan Rossi di Tim Pabrikan

By Delia Mustikasari - Sabtu, 1 Februari 2020 | 06:00 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, berpose setelah memastikan pole position MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, Sabtu (2/11/2019).
MOTOGP.COM
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, berpose setelah memastikan pole position MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, Sabtu (2/11/2019).

BOLASPORT.COM - Yamaha memberi kejutan setelah mengamankan susunan pembalap untuk MotoGP musim 2021-2022 sebelum tes pramusim dimulai pada 7-9 Februari.

Promosi Fabio Quartararo ke tim pabrikan Yamaha dianggap sebagai bagian yang paling tidak mengejutkan.

Namun, pemilihan Fabio Quartararo menggeser posisi Valentino Rossi di tim pabrikan Yamaha pada musim 2021 merupakan kejutan.

Penyebabnya, tes pramusim 2020 belum saja dimulai dan pemilihan pembalap asal Prancis ini menjadi bagian yang mengejutkan dari perombakkan tim pabrikan Yamaha.

Tiga bulan sebelum berulang tahun ke-21, Quartararo memiliki kesepakatan kontrak dengan salah satu tim pabrikan besar pada MotoGP.

Hal tersebut memastikan statusnya sebagai bintang olahraga baru yang akan melambung setelah menunjukkan potensinya sejak dia masih junior.

Pada usia 13 tahun, Quartararo meraih gelar juara dunia junior Repsol Moto3 CEV. Namun, karena usianya yang masih sangat belia dia belum bisa naik kelas balap.

Setelah mengamankan gelar back-to-back setahun kemudian, pria kelahiran 20 April 1999 itu diperkenalkan balap world championsip pada 2015.

Baca Juga: Quartararo Masih Tak Percaya Bisa Gusur Rossi dari Tim Pabrikan Yamaha

Tujuannya, untuk memberinya pembebasan dari persyaratan usia minimum. Quartararo memulai debut kejuaraan dunianya sebelum ulang tahunnya yang ke-16 tahun.

Quartararo membuat sejarah dan secara tidak sengaja menulis ulang buku peraturan. Tidak diperlukan seorang pencari bakat untuk memprediksi hal-hal besar bagi pembalap kelahiran Nice, Prancis ini.

Faktanya, Quartararo selalu memiliki koneksi kuat dengan salah satu pencari bakat terbaik di paddock Grand Prix.

Berbicara kepada Crash.net September lalu, kepala Tech3 Herve Poncharal menceritakan kisah tentang bagaimana dia mengenal ayah Quartararo, Etienne, selama hampir 40 tahun tumbuh dan membalap di Riviera, Prancis.

"Etienne selalu marah tentang balap, seperti banyak orang di selatan Prancis," kata Poncharal dilansir BolaSport.com dari Crash.

"Ada sekelompok kecil dari kami, antara Marseille dan Nice. Sirkuit Paul Ricard juga banyak membantu, tetapi selalu ada komunitas balap motor yang kuat di sini dan Etienne adalah bagian dari ini," ucap Poncharal.

"Seperti banyak ayah yang berlomba, ketika dia memiliki seorang putra, dia berkata 'mari kita coba'. Jelas dari hari pertama bahwa (Fabio) tidak hanya cepat, tetapi bakat yang sangat istimewa. "

Meskipun Quartararo belum pernah berlomba dengan tim Poncharal, persahabatan dan kekaguman telah berkembang meskipun menjadi rival dengan timnya di lintasan balap.

Baca Juga: Quartararo Merasa Karier Rossi di Tim Pabrikan Yamaha Sudah Sampai Ujungnya

Setelah memulai debut balap pada 2015, Quartararo dua kali naik podium dan meraih posisi pole pada delapan balapan pertamanya.

Selanjutnya, Quartararo mengalami penurunan performa ketika ia mengalami patah pergelangan kaki dan berpisah dari tim Estrella Galicia pada akhir musim 2015.

Setelah dua tahun berlalu, Poncharal masih memercayakan Quartararo dalam tim miliknya. Hasilnya, Quartararo meraih kemenangan pertamanya pada Moto2 Catalunya 2018.

Saat menyaksikan balapan Moto2 di Sirkuit Assen, Belanda atau dua minggu setelah kemenangan di Sirkuit Montmelo, Catalunya, Spanyol, Poncharal mendesak Bos Sepang, Razlan Razali untuk membawa anak muda itu untuk naik ke kelas MotoGP.

"Jujur, saya tidak ingin terdengar seperti "Tuan yang Tahu Segalanya" karena, percayalah, itu tidak benar!" kata Poncharal.

"Tetapi, saya bersama Razlan di Assen pada 2018 dan kami menonton balapan Moto2 di sini di kantor ini. Saya bilang kepadanya,'lihat orang ini (Fabio)'. Anda harus melakukannya (membawa ke MotoGP)'. Saya memberi tahu Razlan, Anda tidak akan menyesalinya."

Poncharal mengakui bahwa dia mengatakan semua ini meski belum pernah bekerja sama secara langsung dengan Quartararo sebelumnya.

"Jadi, semua yang dia capai tidak ada hubungannya dengan saya. Kami saling kenal, tetapi hanya itu saja. Saya ingin sekali bekerja sama dengannya ketika dia masih muda, tetapi itu tidak mungkin karena banyak alasan," aku Poncharal.

"Semua pujian untuk Razlan karena itu adalah keputusan besar untuk membawa seseorang yang hampir tidak dikenal dan membawanya ke Yamaha dan Petronas."

Bos Sepang, Razlan mengakui bahwa keputusan mengajak Quartararo bergabung dengan Petronas Yamaha SRT sudah didiskusikan dengan pihak Yamaha.

"Beberapa nama masuk dan kami memilih Quartararo," ucap Razali saat peluncuran tim Petronas Yamaha SRT pada tahun lalu.

Baca Juga: Alasan Rossi Tidak Cepat Putuskan Masa Depan pada MotoGP Usai Digeser Quartararo

"Semua orang sangat senang karena kami tahu apa yang dia sukai, dari mana dia berasal, dan bagaimana dia berkembang. Yamaha menyukainya, Dorna menyukainya, " ujar Razali.

Pada MotoGP 2019, Quartararo berstatus sebagai pembalap debutan alias rookie dan memperkuat tim Petronas Yamaha SRT.

Meski baru membalap pada 2019, Quartararo mencuri perhatian karena dia beberapa kali meraih pole position balapan dan naik podium.

Sepanjang MotoGP 2019, Quartararo tercatat merebut 7 podium dan 6 pole position. Dia juga menggeser Marc Marquez sebagai pole sitter termuda MotoGP hingga aksi terakhirnya di Thailand saat dia beradu head-to-head dengan Marquez.

Quartararo mencetak sejarah sebagai pembalap MotoGP termuda yang meraih pole position dalam usia 20 tahun 14 hari pada kualifikasi GP Spanyol.

Dia naik podium pada MotoGP Catalunya, GP Belanda, GP Austria, GP San Marino, GP Thailand, GP Jepang, dan GP Valencia.

Pole position dia dapatkan pada GP Spanyol, GP Catalunya, GP Belanda, GP Malaysia, GP Thailand dan GP Valencia

Quartararo menutup perjalanannya pada MotoGP 2019 dengan menempati posisi kelima dan meraup 192 poin sekaligus mengantarnya sebagai Rookie of The Year.

"Fabio baru berusia 20 tahun, tetapi dia sudah menunjukkan kematangan yang luar biasa di dalam dan di luar lintasan. Kami sangat senang dia bergabung dengan kami pada 2021," kata Managing Director Yamaha, Lin Jarvis.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Crash.net

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
37
88
2
Arsenal
37
86
3
Liverpool
37
79
4
Aston Villa
37
68
5
Tottenham
37
63
6
Chelsea
37
60
7
Newcastle
37
57
8
Man United
37
57
9
West Ham
37
52
10
Brighton
37
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
36
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
35
63
6
Roma
36
60
7
Lazio
36
59
8
Fiorentina
36
54
9
Napoli
37
52
10
Torino
36
50
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X