Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Untuk Pertama Kalinya Sejak 24 Tahun, China Tanpa Juara di All England

By Imadudin Adam - Senin, 16 Maret 2020 | 12:00 WIB
Lin Dan (kanan) dan Shi Yuqi (kiri) bertemu pada babak ketiga Kejuaraan Dunia 2018.
BWFWORLDCHAMPHIONSHIPS.COM
Lin Dan (kanan) dan Shi Yuqi (kiri) bertemu pada babak ketiga Kejuaraan Dunia 2018.

BOLASPORT.COM - China harus diakui menjadi salah satu negara yang bulu tangkisnya paling maju di dunia.

Negeri Tirau Bambu ini kerap mengirimkan wakilnya di setiap final turnamen besar dan menyabet gelar juara di sana.

Dominasi China di olahraga bulu tangkis memang benar-benar tak diragukan lagi dan salah satu turnamen yang rajin mereka juarai adalah All England Open.

Ya, seakan menjadi kewajiban, China selalu berhasil menyabet gelar di turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini.

Namun sepertinya, tahun 2020 menjadi memori kelabu bagi bulu tangkis China di mana tak satupun wakil mereka di final yang sukses meraih gelar juara.

Padahal di turnamen BWF World Tour Super 1000 ini China menyumbangkan unggulan paling banyak yakni 10 unggulan yang tersebar ke lima nomor pertandingan yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Tapi banyaknya unggulan yang China miliki tidak menjamin mereka di All England kali ini.

Justru banyak wakil China yang berguguran hingga menyisakan dua wakil saja di partai final.

Dua wakil itu ada di sektor tunggal putri yaitu Chen Yu Fei dan sektor ganda putri yaitu Du Yue/Li Yin Hui.

Harapan terakhir China untuk menyabet gelar All England Open 2020 kandas. Chen Yu Fei di sektor tunggal putri dikalahkan oleh wakil Taiwan, Tai Tzu Ying sedangkan Du/Li kandas di tangan ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.

Gagalnya China menyabet gelar juara di All England Open 2020 menjadi satu fakta menarik di mana China untuk pertama kalinya selama 24 tahun tidak juara sama sekali di All England.

China dan Trademarknya Sebagai Jawara All England

Tunggal putra China, Shi Yuqi, saat berpose dengan memegang medali dan trofi setelah tampil sebagai
doddy
Tunggal putra China, Shi Yuqi, saat berpose dengan memegang medali dan trofi setelah tampil sebagai

Terakhir, catatan kelam ini terjadi di tahun 1995 bahkan di tahun 1995, tidak ada satu wakil China pun di partai final yang membuat catatan kelam ini makin menjadi-jadi.

Sejak saat itu, China tampil menggila, memperbaiki kesalahannya hingga selalu memunculkan wakilnya di partai final All England Open dan selalu bisa meraih kemenangan.

Bahkan dua tahun berselang, tepatnya di All England 1997, China sukses meraih empat gelar dengan menyajikan dua partai All China Final di sektor tunggal putra dan tunggal putri.

Dong Jiong (tunggl putra), Ye Zhaoying (tunggal putri), Ge Fei/Gu Jun (ganda putri), dan Liu Yong/Ge Fei (ganda campuran) merupakan juara-juara di All England 1997.

China hanya kehilangan satu gelar juara di sektor tunggal putra di All England 1997.

Memenangi empat gelar juara juga dilakukan lagi oleh mereka di All England 2005. Chen Long (tunggal putra), Xie Xingfang (tunggal putri), Cai Yun/Fu Haifeng (ganda putra), dan Gao Ling/Huang Sui (ganda putri) merupakan nama-nama yang sukses menjadi juara di tahun tersebut.

Bahkan pencapaian China di sini lebih baik dari All England 1997 di mana mereka menyajikan tiga All China Final yakni di sektor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri.

Di sini China membuktikan diri di mana mereka benar-benar menjadi macan di semua sektor.

Torehan-torehan luar biasa ini terus konsisten dilakukan hingga All England 2019 di mana mereka sukses mengunci tiga gelar juara lewat Chen Yu Fei (tunggal putri), Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri), dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (ganda campuran).

Di tahun 2019, mereka hanya kehilangan gelar di dua sektor yakni tunggal putra yang dimenangi oleh Kento Momota (Jepang) dan ganda putra yang dimenangi oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia).

Tak Berdaya Dihadapan Para Rival

(ki-ka) Chen Yufei (China), Tai Tzu Ying (Taiwan), Sung Ji-hyun (Korea Selatan) pada podium Kejuaraan Asia 2018, (29/4/2019),di Wuhan, China.
BWF BADMINTON
(ki-ka) Chen Yufei (China), Tai Tzu Ying (Taiwan), Sung Ji-hyun (Korea Selatan) pada podium Kejuaraan Asia 2018, (29/4/2019),di Wuhan, China.

Di tahun 2020, China memang terasa seperti kehilangan aura juaranya di mana hal ini terlihat di babak perempat final kala China kehilangan beberapa wakilnya.

Shi Yu Qi yang merupakan unggulan ketujuh di sektor tunggal putra dihempaskan oleh pebulu tangkis Denmark, Viktor Axelsen dengan skor 21-15, 21-17.

Selain Shi Yu Qi, tunggal putra China lainnya yakni Chen Long yang merupakan unggulan ketiga di turnamen ini dikalahkan oleh Lee Zii Jia (Malaysia) dengan skor 21-12, 21-18.

Kemudian ada pasangan ganda campuran Qang Yi Lyu/Huang Dong Ping yang merupakan unggulan kedua di sektor ganda campuran dihempaskan pasangan Indonesia, Praveen Jordan.Melati Daeva Oktavianti tiga gim 15-21, 21-19, 21-19.

Kemudian di ganda putra, wakil non unggulan China, Huang Kai Xiang/Liu Cheng dikalahkan unggulan ketujuh dari Tawian Lee Yang/Wang Chi-Lin tiga gim 18-21, 21-18, 21-14.

Tentunya yang paling mengejutkan adalah kekalahan unggulan satu ganda putri asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dari pasangan Jepang sekaligus unggulan ketujuh Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi lewat tiga gim dengan skor 21-12, 20-22, 21-12.

Di partai perempat final, lima dari tujuh wakil China yang ada harus pulang menyisakan Du Yue/Li Yin Hui (ganda putri) dan Chen Yu Fei (tunggal putri) yang akhirnya sukses melaju ke partai final untuk menghidupkan asa dari China untuk mempertahankan torehan manis mereka di All England.

Tapi sayangnya, baik Du/Li dan Chen Yu Fei gagal mempertahankan catatan gemilang China selama 24 tahun lamanya.

Seperti yang sudah banyak dibicarakan atlet bulu tangkis saat ini bahwa tiap negara memiliki kans yang sama untuk menang dan ranking tidak berpengaruh apapun di lapangan memang benar adanya.

China yang selama 24 tahun ini sangat superior di All England pada akhirnya harus menyerah pada keadaan dan memiliki pekerjaan rumah besar untuk mengembalikan kejayaan mereka kembali di turnamen ini.


Editor : Imadudin Adam

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
35
80
2
Man City
34
79
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
33
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
West Ham
35
49
9
Chelsea
33
48
10
Bournemouth
35
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Barcelona
33
73
3
Girona
33
71
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
33
49
8
Valencia
33
47
9
Villarreal
33
45
10
Getafe
33
43
Klub
D
P
1
Inter
34
89
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
34
63
5
Roma
34
59
6
Atalanta
33
57
7
Lazio
34
55
8
Fiorentina
33
50
9
Napoli
34
50
10
Torino
34
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X