Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Asal Mula Pukulan 'Ajaib' Kevin Sanjaya Dimulai dari Legenda Bulu Tangkis Ini

By Delia Mustikasari - Selasa, 26 Mei 2020 | 11:20 WIB
 Pemain ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo, berpose di pelatnas bulu tangkis Cipayung, J
RODERICK ADRIAN MOZES/KOMPAS.COM
Pemain ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo, berpose di pelatnas bulu tangkis Cipayung, J

BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo, menjadi ganda putra nomor satu dunia bersama Marcus Fernaldi Gideon sejak 2017.

Aksi Kevin Sanjaya Sukamuljo di lapangan menjadi salah satu pusat perhatian pecinta bulu tangkis dunia karena dia memiliki aksi dan skill unik saat bertanding.

Kevin Sanjaya Sukamuljo memilki berbagai julukan yakni tangan petir. Julukan ini diberikan karena kelahiran 1995 itu memiliki kecepatan dan pukulan yang keras.

Baca Juga: Kevin Sanjaya Mengaku Sering Tertekan karena Ekspektasi Penggemar

Banyak pemain dunia kerap direpotkan dengan teknik luar biasa dari sang tangan petir.

Julukan tangan petir Kevin mulai populer saat adanya forum bulu tangkis dari akun Badmintalk yang memuat komentar-komentar para fans dari China. Para fans dari China takjub dan terkadang kesal dengan kecepatan tangan Kevin.

Kevin juga dijuluki "flying kevin" karena dia suka melompat saat bertanding.

Hal tersebut membuat para fans bulu tangkis dari Thailand menjuluki Kevin Sanjaya dengan sebutan 'Flying Kevin' saat tampil pada Kejuaraan Dunia Junior 2013 di Bangkok, Thailand.

Legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, mengatakan bahwa gaya permainan Kevin mirip dengan Sigit Budiarto.

"Gaya permainan Kevin mirip Sigit. Apalagi Kevin juga mengidolakan seorang Sigit. Saya rasa karakternya sama dalam artian teknik permainannya," kata Koh Chris (sapaan akrab Christian Hadinata).

"Banyak pukulan Kevin yang tidak terduga dan mengecoh lawan. Bahkan, pukulan tersebut terkadang membuat lawan terpesona," ucap Christian.

Baca Juga: Catatan Kevin Sanjaya dengan 7 Partner Berbeda Sepanjang Kariernya

Sigit Budiarto adalah mantan pemain ganda putra Indonesia sekaligus pelatih Kevin Sanjaya di PB Djarum.

Pada turnamen beregu, Sigit telah tiga kali berturut-turut mengantar Indonesia meraih Piala Thomas pada tahun 1998, 2000, dan 2002.

Sigit juga pernah berhasil mencapai babak final Kejuaraan Dunia pada 1997, 2003,.dan 2005.

Pada Kejuaraan Dunia 1997, Sigit Budiarto yang bertandem dengan Candra Wijaya sukes membawa pulang keping medali emas setelah menundukkan Yap Kim Hock/Cheah Soon Kit (Malaysia) pada babak final.

Sigit Budiarto saat melatih para pebulu tangkis muda PB Djarum Kudus.
Djarum Badminton
Sigit Budiarto saat melatih para pebulu tangkis muda PB Djarum Kudus.

Sigit/Candra juga meraih titel juara pada All England Open 2001 dan 2003.

Saat menjadi kampiun Kejuaraan Dunia 1997, Sigit dan Candra masih berusia 21 tahun.

Selain prestasi, aksi Sigit disebut menghibur penggemar bulu tangkis.

Dia memiliki skill bermain akrobatik. Cap itu terus melekat dalam dirinya hingga sekarang.

Sigit kerap melakukan pukulan-pukulan akrobat pada setiap pertandingan. Dia memukul shuttlecock dari belakang punggung atau dari sela kedua kakinya.

Perannya sebagai playmaker menjadi tren baru yang mengandalkan kecepatan dan kelincahan.

Pada periode tersebut, gaya bermain Sigit juga kerap menampilkan pukulan-pukulan yang tricky sehingga membuat lawan sering terkecoh.

Hal ini membuat para penonton kagum saat melihat aksinya tersebut.

Sigit mulai menekuni dunia bulu tangkis sejak masih kecil melalui ayahnya.

Pada umur 6 tahun, ia bergabung di klub Natura di Yogyakarta. Pertandingan pertamanya dijalani ketika ia berusia 8 tahun.

Baca Juga: Jalan Kevin Sanjaya, Ditolak Audisi karena Postur Kecil hingga Jadi Nomor 1 Dunia

Sigit bergabung di PB Djarum pada 1988 dan latihan di GOR Kaliputu, Kudus. Namun hanya bertahan dua tahun, dia memutuskan pulang ke Yogyakarta pada tahun 1991. Setahun di kampung halaman, dia pindah ke klub Solo dan latihan sebagai pemain ganda.

Sigit masuk ke klub PB Djarum khusus ganda yang berlatih di Jakarta pada 1994. Saat berpasangan dengan Ade Lukas, Sigit banyak menang pertandingan level nasional.

Prestasi tesebut membawanya seleksi masuk Pelatnas dan akhirnya diterima tahun 1995.

Sigit keluar dari pelatnas Cipayung pada 2006.

Sejak pensiun sebagai pemain, pria kelahiran Yogyakarta, 24 November 1975 ini fokus menjadi pelatih khusus sektor ganda di PB Djarum Kudus hingga sekarang.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
35
80
2
Man City
34
79
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
33
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
West Ham
35
49
9
Chelsea
33
48
10
Bournemouth
35
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Barcelona
33
73
3
Girona
33
71
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
33
49
8
Valencia
33
47
9
Villarreal
33
45
10
Getafe
33
43
Klub
D
P
1
Inter
34
89
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
34
63
5
Roma
34
59
6
Atalanta
33
57
7
Lazio
34
55
8
Fiorentina
33
50
9
Napoli
34
50
10
Torino
34
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X