Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Meski Dilatih Jose Mourinho, Timnas Indonesia Tak Akan Berubah Sebelum Benahi Masalah Ini

By Hugo Hardianto Wijaya - Selasa, 2 Juni 2020 | 05:00 WIB
Bek timnas Indonesia, Yanto Basna, memberikan komentar saat konferensi pers jelang laga kontra Malaysia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
PSSI.ORG
Bek timnas Indonesia, Yanto Basna, memberikan komentar saat konferensi pers jelang laga kontra Malaysia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

BOLASPORT.COM - Bek timnas Indonesia, Yanto Basna, menilai kekurangan timnas Indonesia terletak pada persoalan mental pemain dan bukan pada pelatih.

Timnas Indonesia terkenal sebagai tim yang paling sering berganti pelatih di ASEAN.

Dalam 10 tahun terakhir, timnas Indonesia telah mengganti pelatihnya sebanyak 12 kali.

Jumlah itu lebih dari dua kali lipat jumlah pelatih rival terberat timnas Indonesia, timnas Malaysia, yang hanya berganti sebanyak lima kali.

Baca Juga: Eks Striker Persib Ini Dipuji Mantan Kapten PSM karena Wataknya

Simon McMenemy menjadi salah satu korban pergantian pelatih yang sangat cepat di skuad Garuda.

Pelatih asal Skotlandia itu hanya mendapat kesempatan kurang lebih 10 bulan untuk menangani timnas Indonesia.

Simon didepak PSSI pada November 2019 seiring dengan rentetan kekalahan di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Bek timnas Indonesia, Yanto Basna, menilai bahwa pergantian pelatih yang terlalu cepat bukanlah sesuatu yang baik.

Baca Juga: Striker Garuda Select Sempat Alami Kejadian seperti Mati Suri

Seharusnya, seorang pelatih timnas diberi kontrak jangka panjang untuk lebih mengenal karakter pemainnya.

"Menurut saya pelatih yang dipercayakan coba dikontrak beberapa tahun ke depan. Biar dia tahu (kenal) pemain," ucap Yanto dilansir Bolasport.com dari kanal Youtube Bang Bes.

Yanto kemudian berkaca dari pengalamannya bermain di Thailand dan melihat cara kerja timnas Thailand.

Menurutnya, timnas Thailand hanya sesekali melakukan pergantian susunan pemain dan pelatih.

Baca Juga: Jika Tak Dapat Jadon Sancho, Chelsea Coba Rekrut Bintang Muda Nigeria

Eks pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat pertandingan Indonesia melawan UEA di Stadion Al-Maktoum, Kamis (10/10/2019).
PSSI
Eks pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat pertandingan Indonesia melawan UEA di Stadion Al-Maktoum, Kamis (10/10/2019).

Akibatnya, timnas Thailand selalu menjadi satu kesatuan yang utuh karena antarpemain dan pelatih sudah saling mengenal.

"Kalau di Thailand pemain hanya dicopot satu dua pemain, tapi timnya utuh. Pelatihnya dikontrak dalam jangka waktu dua atau tiga tahun," kata Yanto menjelaskan.

Yanto pun menilai persoalan lain juga terdapat pada kondisi mental pemain yang kurang baik.

Sebelum memperbaiki mental tersebut, Yanto meyakini tidak ada pelatih di dunia yang sanggup membawa perubahan bagi timnas Indonesia.

Baca Juga: Indikasi Rekrut Febri Hariyadi, Pelatih Muangthong United Blak-blakan Aktivitas Transfer Timnya

Bahkan, pelatih sekaliber Jose Morinho pun dinilainya tak bisa menghasilkan prestasi bagi tim Garuda.

"Poin pentingnya itu. Siapapun pelatihnya, akan kembali ke mental. Mental sangat penting," ujar Yanto.

"Mau ganti pelatih seperti Mourinho, kalau mentalnya tidak berubah sama saja," katanya menandaskan.

Baca Juga: 3 Kelebihan Liga Thailand Dibanding Liga Indonesia Menurut Yanto Basna

  Perayaan gol Bambang Pamungkas saat Indonesia mengalahkan Thailand pada partai fase grup Piala AFF
Perayaan gol Bambang Pamungkas saat Indonesia mengalahkan Thailand pada partai fase grup Piala AFF

Sebelumnya, persoalan pergantian pelatih juga pernah dikeluhkan oleh legenda timnas Indonesia, Bambang Pamungkas.

Dalam bincang-bincang di kanal Youtube Hanif & Rendy Show, Bepe menceritakan momen ketika dirinya membela timnas Indonesia selama 13 tahun dan diasuh oleh 14 pelatih yang berbeda.

"Tiap 10 bulan ganti pelatih, itu tidak akan efektif. Bandingkan dengan Singapura yang menggunakan Radojko Avramovic selama 8 tahun, hasilnya mereka tiga kali juara Piala AFF," kata Bepe.

Bepe pun menilai hal itu sebagai pola kerja yang salah.

Baca Juga: Karena Satu Hal, Marcus Rashford Pikir 2 Kali Main di Barcelona Bareng Lionel Messi

"Artinya yang paling penting adalah bagaimana kita membuat sistem, target, dan pola kerja yang harus kita ikuti dengan jelas. sehingga pada akhirnya kita mendapatkan yang kita inginkan," ujarnya.

"Saya selalu berkeyakinan bahwa talenta pesepak bola di Indonesia selalu lebih baik dibanding negara manapun di Asia."

"Tapi yang membuat kita tidak pernah menjadi sebuah tim adalah pola pikir dan pola kerja kita yang bermasalah," tandasnya.


Editor : Hugo Hardianto Wijaya
Sumber : Yotube

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
35
80
2
Man City
34
79
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
33
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
West Ham
35
49
9
Chelsea
33
48
10
Bournemouth
35
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Barcelona
33
73
3
Girona
33
71
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
33
49
8
Valencia
33
47
9
Villarreal
33
45
10
Getafe
33
43
Klub
D
P
1
Inter
34
89
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
34
63
5
Roma
34
59
6
Atalanta
33
57
7
Lazio
34
55
8
Fiorentina
33
50
9
Napoli
34
50
10
Torino
34
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X