Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Penyebab Pep Guardiola Selalu Gagal di Liga Champions: Terlalu Egosentris!

By Rebiyyah Salasah - Jumat, 4 September 2020 | 19:30 WIB
Ekspresi pelatih Manchester City, Pep Guardiola, dalam laga perempat final Liga Champions melawan Olympique Lyon di Stadion Jose Alvalade, Sabtu (15/8/2020).
TWITTER.COM/MANCITY
Ekspresi pelatih Manchester City, Pep Guardiola, dalam laga perempat final Liga Champions melawan Olympique Lyon di Stadion Jose Alvalade, Sabtu (15/8/2020).

BOLASPORT.COM -Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, disebut terlalu egosentris sehingga membuatnya selalu mengalami kegagalan di Liga Champions.

Pep Guardiola kembali gagal mengantarkan Manchester City meraih gelar di ajang Liga Champions

Kekalahan dari Olympique Lyon dengan skor 1-3 membuat pasukan Pep Guardiola tersingkir pada babak 8 besar Liga Champions dalam tiga musim berturut-turut. 

Guardiola tak mampu mengulangi kesuksesannya saat menukangi Barcelona di kompetisi antarklub paling elite Benua Biru itu. 

Juru taktik asal Spanyol itu belum pernah meraih trofi Si Kuping Besar atau bahkan mencapai babak final sejak meninggalkan Barcelona pada 2012. 

Baca Juga: Saat Guardiola 'Ditodong' Datangkan Messi ke Manchester City

Akan tetapi, Pep Guardiola sukses memenangi 13 trofi domestik, termasuk lima gelar liga, bersama Bayern Muenchen dan Manchester City dalam delapan musim belakangan.

Legenda sepak bola Jerman, Lothar Matthaeus, menilai kegagalan yang dialami Guardiola di Liga Champions dikarenakan oleh sikapnya sendiri. 

Menurut Matthaeus, Guardiola terlalu egosentris dengan mengubah taktik di pertandingan besar.

Dalam pertandingan kontra Olympique Lyon, Guardiola secara mengejutkan menerapkan formasi 3-5-2 ketimbang skema andalan Man City, 4-3-3 atau 4-2-3-1. 

Pep Guardiola menempatkan tiga bek tengah sejak menit awal, yakni Fernandinho, Eric Garcia, dan Aymeric Laporte.

Baca Juga: Pep Guardiola Pelatih yang Buat Lionel Messi Paling Rajin Cetak Gol dalam Karier

Formasi yang tak biasa tersebut membuat para pemain arahan Guardiola kikuk dan akhirnya berhasil dimanfaatkan oleh Lyon pada babak pertama. 

Saat memasukkan Riyad Mahrez menjelang menit ke-60, Guardiola baru mengubah formasi menjadi 4-3-3. 

Keputusan yang diambil Guardiola itu tampaknya membuat jengkel Matthaeus. 

Peraih juara Euro 1980 bersama timnas Jerman ini mengatakan bahwa Guardiola seharusnya tetap berpegang pada sistem yang membuatnya sukses di Barcelona.

"Melihat Pep Guardiola, saya memiliki perasaan bahwa dia selalu ingin melakukan sesuatu yang istimewa di pertandingan besar," kata Matthaeus. 

Baca Juga: Isi Telepon Lionel Messi dengan Pep Guardiola Bocor, Cristiano Ronaldo Kena Imbas

"Barcelona memiliki DNA, sistem yang dia jalani. Guardiola sukses di sana. Dengan Muenchen dan Man City, dia mencobanya berulang kali dengan perubahan dan gagal lagi dan lagi."

"Dia selalu ingin menunjukkan bahwa dia bisa melakukan yang lebih bagus."

"Saya ingin memberi tahu dia, 'Pep, Anda adalah pelatih hebat, tetapi tolong jaga sistem Anda!'"

"Saya akan menggambarkannya sebagai seorang yang egosentris. Ya, itu kata yang kasar, tetapi itu karena apa yang dia lakukan."

"Di Bayern, Robert Lewandowski bahkan harus bermain sebagai sayap kiri. Hal itu sama sekali tidak berhasil," tutur peraih Ballon d'Or 1990 ini mengakhiri.


Editor : Septian Tambunan
Sumber : Sport Bild

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Inter
37
93
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Bologna
38
68
5
Atalanta
36
66
6
Roma
37
63
7
Lazio
37
60
8
Fiorentina
37
57
9
Torino
37
53
10
Napoli
37
52
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X