BOLASPORT.COM - Bek Arema FC, Taufik Hidayat memilih menyibukkan diri melakukan berbagai kegiatan positif di tengah ketikdajelasan nasib Liga 1 2020.
Ketiadaan kompetisi sejak Maret lalu memang membuat pelaku sepak bola terkatung-katung, termasuk Taufik.
Kendati demikian, dirinya melihat kondisi ini dari sisi yang buruk, namun justru sebaliknya.
Baca Juga: Bek Bali United Ingin Anaknya Teruskan Generasi Sepak Bola Keluarga
Eks pemain Bali United ini mengaku mendapatkan beberapa keuntungan selama delapan bulan tak merumput.
Dirinya kini jadi memiliki banyak waktu menemani anak dan istrinya di Demak, Jawa Tengah.
Musim-musim sebelumnya, Taufik jarang sekali berkumpul bersama keluarganya kalau tidak ada libur panjang kompetisi.
Namun tak dimungkiri ada kesedihan tersendiri akibat nihilnya pertandingan.
"Iya libur tim diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan. Ada senangnya ada sedihnya, senang bisa kumpul keluarga dan bisa lihat perkembangan anak," kata Taufik Hidayat dilansir dari Surya, Minggu (29/11/2020).
Baca Juga: Proses Keberangkatan Timnas U-19 Indonesia ke Spanyol Hampir Selesai
Pemain 27 tahun ini dituntut untuk mencari penghasilan tambahan lantaran gajinya mengalami pemangkasan yang cukup besar.
Tak mau terus-terusan terpuruk, Taufik pun kini menaruh fokus tinggi mengembangkan usahanya yang bergerak dibidang peternakan.
Ia kini menjadi bos ayam petelur untuk menambah pemasukan.
"Bisnis kecil-kecilan. Lumayan untuk tambahan pemasukan saat ini, karena pemasukan di bola juga terpengaruh," ujarnya.
Ia berharap semoga pandemi cepat membaik sehingga kompetisi Liga 1 bisa bergulir seperti biasanya.
Taufik sendiri mengakui merasakan rindu yang mendalam karena lama tak bertemu rekan setim dan atmosfer ketika berrtanding.
"Sedih juga terlalu lama di rumah, nganggur tidak enak. Walau latihan mandiri. Harapan saya semoga semua ini cepat jelas dan kami bisa latihan normal lagi seperti biasa. Serta bisa bertanding lagi, karena saya pribadi sudah rindu kompetisi," ujarnya.
View this post on Instagram
| Editor | : | Metta Rahma Melati |
| Sumber | : | Surya Malang |
Komentar