Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Piala Menpora 2021, Sportivitas di Atas Segalanya

By Mochamad Hary Prasetya - Sabtu, 27 Maret 2021 | 06:15 WIB
Logo Piala Menpora 2021
Surya Malang
Logo Piala Menpora 2021

BOLASPORT.COM - Kemenangan menjadi tujuan utama bagi setiap klub dalam sebuah pertandingan. Tetapi, di atas kemenangan masih ada sportivitas. Sportivitas menjadi harga mati bagi setiap jiwa seseorang baik itu pemain, pelatih, dan suporter.

Pemain dan pelatih harus menunjukan jiwa sportivitasnya setelah pertandingan berakhir. Mereka harus melupakan momen kekalahan dan tetap berteman dengan lawannya. Momen berpelukan atau berjabat tangan sangat ditunggu-tunggu pasca pertandingan. Karena sejatinya rivalitas hanya 90 menit di atas lapangan.

Hal yang sama juga harus dirasakan suporter apabila melihat tim kebanggaannya menelan kekalahan. Tidak usah menyampaikan umpatan ketika berada di dalam stadion ke tim lawan. Tahan emosi dan ucapkan selamat kepada tim yang menang.

Meski tidak ke stadion, suporter juga harus bisa meredam amarahnya ke tim lawan. Jangan sampai media sosial menjadi curhatan hati hingga akhirnya menimbulkan api. Simpan jemari kalian dan jangan sampai umpatan keluar hingga membuat pertikaian.

Berikan kritikan positif ke klubnya apabila tidak bermain maksimal. Jangan sampai memanaskan situasi hingga akhirnya jiwa sportivitasnya hilang. Sabar, sepak bola itu milik semua dan kebahagiaan bisa dirasakan bersama-sama.

Sama seperti pertandingan di Piala Menpora 2021. Ini merupakan turnamen pramusim yang menandakan kembalinya sepak bola di Indonesia. Piala Menpora 2021 menjadi ajang yang ditunggu-tunggu setelah sepak bola di Tanah Air berhenti sejak 17 Maret 2020.

Baca Juga: Hina Patrich Wanggai Seusai Lawan Persija, Satu Netizen Muncul dan Minta Maaf

Satu tahun sudah pemain, pelatih, hingga suporter di Indonesia tidak merasakan hiburan murah dan bergairah yaitu sepak bola. Sepak bola menandakan perjuangan dan kebahagiaan bagi setiap jiwa manusia. Momen akhir pekan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu untuk sekedar melihat pertandingan baik di di dalam stadion atau hanya di rumah saja.

Nah, anggap saja Piala Menpora 2021 ini sebagai waktu yang sudah sangat ditunggu-tunggu. Diam di rumah menjadi bukti bahwa kalian adalah pendukung sejati. Jangan sampai nekat ke stadion hingga akhirnya viral di media sosial dan merugikan klub yang dicintainya.

Nikmati setiap momen-momen pertandingan di Piala Menpora 2021. Suporter hanya dukung apa yang sudah menjadi peraturan baru di turnamen bergengsi ini. Kita semuanya pasti akan senang melihat tim kebanggaan bertanding walaupun hanya lewat televisi.

Baca Juga: Anak Asuhnya Dapatkan Hinaan Rasialis, Pelatih PSM Buka Suara

"Tribun stadion biasanya jadi tempat sampah bagi semua sumpah serapah. Tapi ketika tribun ditutup, sangat tidak bijaksana menjadikan media sosial tempat mencurahkan semua kekesalan."

"Rekam jejak digital yang dibaca banyak orang tentunya dicerna dengan banyak pemahaman yang berbeda. Ketika kita membiarkan amarah menguasai diri kita, akan sangat rentan kita terpancing dengan isu apapun," kata Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno.

Baca Juga: Komentar Mengerikan Diego Michiels soal Kasus Patrich Wanggai

Jangan Ada Rasialisme Diantara Kita

Jejak digital memang membuat banyak orang memiliki mental berani di balik layar. Suporter tidak ingat bahwa lewat media sosial, karakter setiap orang akan terlihat. Ini seperti kasus rasialisme yang ditunjukan kepada penyerang PSM Makassar, Patrich Wanggai.

Kolom komentar instagram Patrich Wanggai ramai setelah PSM Makassar membungkam Persija Jakarta dengan skor 2-0. Pertandingan perdana Grup B Piala Menpora 2021 itu digelar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Dua gol PSM Makassar dicetak Patrich Wanggai dan Yakob Sayuri.

Pertandingan memang selesai, tetapi momen-momennya masih terus berjalan. Patrich Wanggai mendapatkan umpatan rasialisme dari oknum suporter. Padahal dalam dunia sepak bola, rasialisme yang membawa suku, budaya, kulit, ras, dan agama sangat dilarang. Oknum suporter terpancing dengan provokasi yang diberikan Patrich Wanggai selama pertandingan. Maklum, selama jalannya pertandingan Patrich Wanggai terlihat sering adu komentar dengan pemain Persija Jakarta.

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Shin Tae-yong Pulang ke Korea Selatan Besok

Seharusnya oknum suporter harus lebih bersabar dan semestinya menyampaikan kritikan yang positif ke Patrich Wanggai. Contoh, oknum suporter bisa meminta Patrich Wanggai untuk tidak terlalu berlebihan. Striker asal Papua itu bisa saja menerima masukan tersebut.

Berbagai dukungan pun didapatkan Patrich Wanggai setelah menerima kejadian itu. Klub-klub peserta Piala Menpora 2021 ramai-ramai memposting untuk membuang jauh-jauh tindakan rasialisme di dunia sepak bola khususnya di Indonesia. Bahkan, pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyampaikan rasa kecewanya melihat masih adanya rasialisme di dunia sepak bola Tanah Air.

"Kami sangat menyesalkan itu. FIFA dan UEFA selalu memberikan denda yang sangat tinggi apabila terjadi kasus rasialisme. Di Indonesia, rasialisme juga sensitif. Saya tidak sebut masalahnya. Saya berharap jangan ada lagi yang bersifat rasialisme," ucap Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto.

Baca Juga: Kabar Terbaru Shin Tae-yong di Ruang HCU dari Kedubes Korea Selatan

"Saya kira ini sudah berbicara tentang masalah rasialisme. Mungkin ini merupakan sebuah resiko bagi pesepakbola tapi mau tidak mau sepak bola harus tetap berjalan. Saya sendiri sangat menyayangkan kejadian itu. Patrich Wanggai akan tetap berjuang dan menampilkan permainan terbaiknya," ucap pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Batolla.

Sangat disayangkan adanya rasialisme di dalam Piala Menpora 2021. Terlebih, turnamen ini merupakan sebuah momen berharga yang harus dijaga kemarwahannya. Ingat, izin Liga 1 dan Liga 2 2021 tergantung bagaimana penyelenggaraan Piala Menpora 2021. Seluruh suporter di Indonesia harus menyadari itu.

Bagi para pemain, tindakan rasialisme menjadi sebuah perkara yang berat. Mental pemain pun akan down dan merasa tidak dihargai. Ini seperti selebrasi gol yang ditunjukan pemain Persib Bandung, Frets Butuan, saat menjebol gawang Bali United dalam laga perdana Grup D Piala Menpora 2021 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (24/3/2021).

Baca Juga: Tanggapan Berkelas Patrich Wanggai atas Hinaan Rasialis dari Warganet

Selebrasi Frets Butuan seperti menyampaikan ke publik bahwa manusia berkulit hitam juga harus dihargai. Pemain asal Ternate, Maluku, itu mengangkat tangannya dan mengepal jemarinya sambil berlutut di tengah-tengah lapangan. Kerennya lagi, selebrasi itu dilakukan bersama-sama oleh pemain Persib Bandung yang melingkari garis tengah lapangan.

Bisa dilihat selebrasi itu seperti gerakan aktivitis mancanegara yang dimulai dari komunitas Afrika Amerika. Mereka aktif dalam menentang kekerasan maupun rasialisme sistemik terhadap orang kulit hitam. Gerakan aktivis ini menggunakan tagar Black Lives Matter di media sosial yang artinya nyawa orang kulit hitam berharga.

"Itu bukan selebrasi Frets Butuan melainkan selebrasi gol tim Persib Bandung. Sebelumnya ada kejadian soal perundungan di sosial media berkaitan dengan kasus rasialisme yang menimpa pemain."

Baca Juga: Patrich Wanggai Dapat Hinaan Rasialis, Selebrasi Tutup Mata Dinilai Memprovokasi

"Menurut kami sangatlah buruk dan tidak perlu terjadi lagi. Kami juga membahas soal ini dan mengajukan kepada semua pemain," kata pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts.

Buang Jauh-jauh Hoaks di Piala Menpora 2021

Kasus rasialisme yang menimpa Patrich Wanggai perlahan-lahan mulai surut setelah adanya permintaan maaf dari salah satu oknum suporter. Meski begitu, timbul lagi permasalahan baru yakni hoaks dalam pertandingan Piala Menpora 2021. Ini terjadi saat pertandingan Persib Bandung melawan Bali United dalam laga perdana Grup D Piala Menpora 2021 di Stadion Maguwoharjo, Rabu (24/3/2021).

Beredar di dunia maya cuplikan pertandingan yang tidak etis dan berbau provokatif. Pada video tersebut dimunculkan audio yang mengarah pada kata-kata rasialisme dan menyudutkan salah satu kelompok suporter. Video itu pun viral dan membuat kegaduhan dan kekecewaan para suporter di media sosial.

Baca Juga: Rasisme Tak Bisa Dibenarkan, Marc Klok Kecam Hinaan Rasialis pada Patrich Wanggai

Melihat kejadian itu, Organizing Committee (OC) Piala Menpora 2021 langsung bergerak cepat. OC mencoba mengecek tayangan ulang di hak siar Piala Menpora 2021. Hasilnya tidak ditemukan adanya audio chants rasialisme ke salah satu suporter. Dipastikan sudah bahwa video itu adalah hoaks.

"Kami menghimbau kepada seluruh warga net, pecinta sepak bola Indonesia, dan penonton yang di rumah. Mari kita saling menghargai dan menjaga kelangsungan Piala Menpora 2021."

"Jangan membuat kegaduhan walaupun di dunia maya. Mohon dipahami dan sama-sama berkomitmen. Bagaimana pun, sepak bola telah menyatukan kita semua," kata Ketua OC, Akhmad Hadian Lukita.

Baca Juga: Arema FC Minta Maaf ada Oknum Aremania Datangi Stadion Manahan

Jiwa masing-masing suporter memang berbeda-beda. Namun suporter harus bisa mengedepankan sikap fair play dan respek demi kemajuan sepak bola Indonesia. Isu sepak bola Indonesia sudah memanas dan jangan lagi dipanaskan.

Sepak bola tidak hanya mengenal menang, kalah, dan seri. Tetapi sepak bola juga mengajarkan sportivitas. Bagaimana menyikapi kemenangan dan kekalahan. Lewat sportivitas lahir lah sebuah prestasi untuk tim. Timnas Indonesia juga akan memetik hikmahnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
34
77
2
Man City
33
76
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
32
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
West Ham
35
49
9
Chelsea
33
48
10
Wolves
35
46
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Girona
33
71
3
Barcelona
32
70
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
32
48
8
Valencia
32
47
9
Getafe
33
43
10
Villarreal
32
42
Klub
D
P
1
Inter
33
86
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
33
62
5
Roma
33
58
6
Lazio
34
55
7
Atalanta
32
54
8
Napoli
33
49
9
Fiorentina
32
47
10
Torino
33
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X