Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Valentino Rossi Dilema Peran Jadi Pembalap dan Manajer pada MotoGP 2022

By Delia Mustikasari - Jumat, 7 Mei 2021 | 05:00 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berpose  dalam peluncuran tim, Senin (1/3/2021).
MOTOGP.COM
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berpose dalam peluncuran tim, Senin (1/3/2021).

Beralih ke roda empat, Rossi punya contoh menarik lainnya. Ada beberapa pembalap yang setelah berhenti balapan, mencoba berpetualang dengan timnya sendiri. Tetapi, hanya sedikit yang mengnambil peran sebagai pembalap.

Rossi pasti akan mengingat kasus Jack Brabham yang pada 1962 dengan dua gelar juara dunia bersama Cooper, mencapai kesepakatan dengan insinyur penerbangan, Ron Tauranac untuk mendirikan timnya sendiri.

Brabham membawa mobilnya ke trek secara langsung, mendekati gelar juara dunia ketiga pada 1966.

Mereka juga menjadi juara dunia pada kategori konstruktor yang diulangi tahun berikutnya dengan Denny Hulme. Petualangan Brabham berlangsung hingga 1992, dengan 35 kemenangan, 39 pole, 41 lap tercepat, dan124 podium.

Baca Juga: Jadwal Turnamen Bulu Tangkis yang Berlangsung Selama Mei 2021

Pembalap konstruktor lainnya adalah Bruce McLaren yang memulai mendirikan timnya sendiri pada 1966. Saat itu, pembalap Selandia Baru itu membalap hingga awal 1970. Dia meninggal saat balapan CanAM.

Dua tahun setelah tim itu dibentuk, mobil Woking dengan cepat mulai menakut-nakuti persaingan dengan kemenangan pertama McLaren pada GP Belgia. Dan bahkan hari ini mobilnya hadir di Kejuaraan Dunia dengan 8 gelar dunia konstruktor dan 12 pembalap.

Sebaliknya, upaya Emerson Fittipaldi, juara dunia dua kali di belakang kemudi McLaren, gagal total. Pada awal musim 1976, dia dibujuk oleh saudaranya, Wilson, untuk membentuk tim yang semuanya berasal Brasil. Tim ini erganti nama menjadi Copersucar karena alasan sponsor.

Dengan Emerson memimpin timnya sendiri (sementara menyerahkan peran manajer kepada saudaranya), usaha baru itu benar-benar bencana.

Bukan mobil yang sangat kompetitif dan hanya mengumpulkan satu podium pada  1978 di Brasil, di depan para penggemarnya. Dia kemudian mencoba menjalankan proyek tersebut secara eksklusif sebagai manajer, tetapi pada 1981 dia harus menutup usahanya.

Baca Juga: Fabio Quartararo Cedera, Pengamat MotoGP Ungkap Potensi Yamaha Masuki Masa Kritis


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : tuttomotoriweb.it

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
34
77
2
Liverpool
34
74
3
Man City
32
73
4
Aston Villa
34
66
5
Tottenham
32
60
6
Man United
33
53
7
Newcastle
33
50
8
West Ham
34
48
9
Chelsea
32
47
10
Bournemouth
34
45
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
32
81
2
Barcelona
32
70
3
Girona
32
68
4
Atlético Madrid
32
61
5
Athletic Club
32
58
6
Real Sociedad
32
51
7
Real Betis
32
48
8
Valencia
32
47
9
Villarreal
32
42
10
Getafe
32
40
Klub
D
P
1
Inter
33
86
2
Milan
33
69
3
Juventus
33
64
4
Bologna
33
62
5
Roma
32
55
6
Atalanta
32
54
7
Lazio
33
52
8
Napoli
33
49
9
Fiorentina
32
47
10
Torino
33
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X