Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Final EURO 2020 - Adu Penalti di Wembley, Kisah Horor Gareth Southgate dalam Dua Bab

By Lariza Oky Adisty - Senin, 12 Juli 2021 | 08:45 WIB
Pelatih Inggris, Gareth Southgate, memeluk Bukayo Saka yang gagal mengeksekusi penalti pada final EURO 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.
TWITTER.COM/TURNIPDODGER
Pelatih Inggris, Gareth Southgate, memeluk Bukayo Saka yang gagal mengeksekusi penalti pada final EURO 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris, Senin (12/7/2021) dini hari WIB.

BOLASPORT.COM - Kekalahan Inggris lewat babak adu penalti pada final EURO 2020 seperti jadi sekuel untuk mimpi buruk Gareth Southgate

Inggris dan Italia bersua pada final EURO 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris, Senin (12/7/2021) pukul 02.00 dini hari WIB. 

Ini merupakan babak final keempat untuk Italia sejak mereka juara pada 1968 dan menjadi runner-up pada EURO 2000 dan 2012. 

Adapun Inggris menjajal final EURO perdana mereka. Laga puncak EURO 2020 juga menjadi final kedua The Three Lions sejak menjuarai Piala Dunia 1966. 

Pertandingan baru memasuki menit ke-2 ketika Luke Shaw membangun asa untuk Inggris. 

Lewat sebuah skema serangan balik Inggris, Kieran Trippier mengirim umpan silang ke arah sisi kanan kotak penalti Italia. 

Bola mendarat di kaki kiri Luke Shaw yang menunggu di dekat gawang Italia.

Bek Manchester United tersebut langsung meneruskannya dengan tendangan keras kaki kiri ke arah gawang Gianluigi Donnarumma. 

Baca Juga: EURO 2020 -Nonton di Rumah sejak 28 Juni, Cristiano Ronaldo Jadi Top Scorer

Keunggulan Inggris bertahan hingga babak kedua. Mereka seperti sudah sangat dekat dengan trofi juara. 

Akan tetapi, skenario itu runtuh pada menit ke-67 oleh gol Leonardo Bonucci setelah kemelut di depan gawang Jordan Pickford. 

Kedudukan menjadi sama kuat 1-1 dan tak berubah hingga akhir pertandingan. 

Baca Juga: EURO 2020 - Gianluigi Donnarumma, dari Musuh Milanisti Jadi Pahlawan Negara

Kedua tim tak mampu membuat gol tambahan pada 30 menit waktu ekstra dan laga berlanjut ke adu penalti. 

Pelatih Inggris, Gareth Southgate, punya cerita pahit soal adu penalti.

Pada 25 tahun silam, tepatnya EURO 1996, ia menjadi bagian skuad Inggris yang menjamu Jerman pada semifinal turnamen tersebut. 

Baca Juga: Hasil Lengkap EURO 2020 - Chiellini Trending Topic karena Pelanggaran Menit 95, Italia Kubur Inggris di Wembley

Seperti final EURO 2020, laga Inggris versus Jerman berlangsung di Wembley. 

Kesamaan lain adalah saat itu kedua tim juga harus melewati adu penalti untuk menentukan pemegang tiket ke babak final. 

Southgate maju sebagai penendang terakhir Inggris saat kedudukan masih sama kuat 4-4. 

Sosok yang saat itu memperkuat Aston Villa tersebut mendapat nasib buruk. 

Ia gagal menaklukkan Andreas Koepke, penjaga gawang tim Panser.

Adapun semua algojo Jerman sukses memperdaya kiper Inggris, David Seaman. 

Kesalahan tersebut masih menempel lekat di memori Southgate. 

“Saya tidak pernah merasa marah. Hanya ada penyesalan, rasa bersalah, dan keinginan bertanggung jawab,” kata Southgate pada 2020. 

“Sedikit-sedikit perasaan itu masih ada pada diri saya. Di bawah kondisi tertekan, saya gagal. Sulit menerima kenyataan itu," ucapnya lagi. 

Dalam penulisan karakter di cerita fiksi baik di buku, film, atau komik, kita mengenal sebutan redemption arc atau cerita penebusan. 

Kurang-lebihnya, redemption arc menitikberatkan tentang seorang karakter mengatasi kekurangan atau kesalahan yang ia lakukan.

Lompat seperempat abad setelah kegagalan pada 1996, EURO 2020 adalah kesempatan Gareth Southgate menebus dosanya gagal penalti. 

Bedanya, kali ini Southgate sudah bukan berstatus pemain, tetapi sebagai juru taktik. 

Lokasi adu penalti Inggris melawan Italia pun sama dengan saat mereka takluk dari Jerman, yaitu di Stadion Wembley.

Dari pinggir lapangan, Southgate melihat kapten tim, Harry Kane, dan salah satu bek andalannya, Harry Maguire, sukses melaksanakan tugas. 

Namun, Southgate juga harus pasrah melihat dua eksekutor lain, Marcus Rashford dan Jadon Sancho, sama-sama gagal menjebol gawang Donnarumma. 

Di sisi lain, pelatih berusia 50 tahun itu juga menyaksikan Jordan Pickford menggagalkan penalti Andrea Belotti dan si penentu kelolosan Italia ke final, Jorginho. 

Bukayo Saka yang menjadi penendang kelima Inggris maju. Apes bagi pemain berusia 19 tahun itu. 

Tendangannya diblok oleh Donnarumma, sekaligus memastikan Italia-lah yang memboyong trofi EURO 2020

Puasa gelar Inggris setelah 55 tahun masih akan berlanjut. Mimpi buruk Southgate belum selesai, justru bertambah. 

Bagi beberapa pihak, dosanya belum terhapus, malah mungkin akan bertambah.

Keputusannya sudah memercayakan pemain yang masih hijau seperti Bukayo Saka maju sebagai algojo penalti pada babak final EURO 2020 menjadi pertanyaan. 

Southgate sudah menyediakan jawaban soal keputusannya memilih Saka. 

“Kegagalan Saka adalah tanggung jawab saya. Saya menentukan penendang dari apa yang saya lihat pada sesi latihan,” kata Southgate usai laga.

“Kami menang sebagai tim, dan tentu akan kalah sebagai tim. Namun, keputusan soal memilih penendang penalti ada di tangan saya.” 

“Jadi, tanggung jawab ada pada saya,” tutur Southgate.

Perjalanan Gareth Southgate di EURO 2020 bersama Inggris buat banyak orang mungkin tak ubahnya sebuah kisah fiksi. 

Tak sedikit yang memprediksi atau berharap ‘film’ ini punya happy ending untuk beragam alasan.

Untuk sepak bola Eropa, punya raja baru. Untuk generasi Inggris yang akhirnya bisa menjawab ekspektasi. Untuk Southgate membayar utangnya. Untuk memuaskan dahaga gelar suporter The Three Lions. Untuk sepak bola yang akhirnya ingat letak rumahnya. 

Namun, hidup bisa lebih aneh daripada kisah fiksi. Plot twist-nya pun tak jarang lebih kejam dari yang terlihat di layar kaca. 

Kita semua sudah tahu akhir ceritanya. Sepak bola belum mau pulang ke rumah. Senin subuh WIB, sepak bola memilih ikut ke Roma. 

Dua bab horor Gareth Southgate sudah tersaji dalam rentang waktu 25 tahun. 

Setelah hasil di Wembley pada Senin dini hari WIB,  masihkah ada jilid ketiga sekaligus penebusan untuk Southgate?  


Editor : Ade Jayadireja
Sumber : berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
37
94
2
Barcelona
37
82
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
37
73
5
Athletic Club
37
65
6
Real Sociedad
37
60
7
Real Betis
37
56
8
Villarreal
37
52
9
Valencia
37
48
10
Alavés
37
45
Klub
D
P
1
Inter
37
93
2
Milan
37
74
3
Juventus
37
68
4
Bologna
38
68
5
Atalanta
36
66
6
Roma
37
63
7
Lazio
37
60
8
Fiorentina
37
57
9
Torino
37
53
10
Napoli
37
52
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X