"Atletik baru masuk karantina pada 20 Juli karena mereka baru dijadwalkan berangkat pada 24 Juli," kata Okto, sapaan karib Raja Sapta.
Dalam karantina nanti, NOC Indonesia dan CdM tetap berupaya mengakomodir kebutuhan atlet untuk berlatih.
Okto menjelaskan bahwa latihan akan menerapkan sistem bubble, yakni setiap atlet akan diantar ke sentra latihan masing-masing cabor dengan pengawasan tim support dari NOC Indonesia yang juga dikarantina.
Sebagai informasi, Indonesia memberangkatkan 28+1 alternated athlete dari delapan cabor ke Olimpiade Tokyo. Khusus 11 atlet dari cabor bulu tangkis saat ini sudah berada di Kumamoto, Jepang, untuk menjalani pre-games training.
"Kami memproteksi semua yang terlibat sehingga kami juga menyertakan tim pendukung untuk melakukan pengawasan superketat selama beraktivitas pada masa karantina, termasuk saat latihan," ucap Okto.
"NOC Indonesia juga akan mengirim surat kepada PBSI agar mengetatkan prokes selama berada di Jepang," ujar Okto.
Tepisah, CdM memastikan semua yang masuk karantina dalam keadaan sehat dan terbebas dari paparan Covid-19.
Menurut Rosan, sebelum masuk karantina atlet wajib menjalani Swab PCR Test sebanyak dua kali dan mendapat hasil negatif sebagai syarat masuk bubble system.
"Selama masa karantina, atlet juga wajib membatasi interaksi dengan atlet-atlet lainnya, baik di hotel atau saat di arena latihan. Semua juga wajib taat dan mengetatkan protokol kesehatan," ucap Rosan.
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 - Herry IP Nilai Sulit Tentukan Kekuatan Lawan
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar