BOLASPORT.com - Hingga saat ini, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengendalikan situasi Covid-19. Strategi pengendalian itu dilaksanakan melalui tiga pilar.
Adapun tiga pilar tersebut adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M), percepatan vaksinasi, dan penguatan testing, tracing, treatment (3T).
Strategi tersebut pun menunjukkan hasil positif. Menurut Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Alexander Ginting, saat ini angka positivity rate nasional berada di bawah 2 persen.
Selain itu, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit berada di bawah 10 persen.
Baca Juga: Masuki Gelombang Ke-21, Bagaimana Rekam Jejak Kartu Prakerja?
Meski begitu, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Alexander Ginting mengatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih akan terus dilakukan.
"PPKM masih akan terus digunakan sebagai instrumen pengendalian, berdampingan dengan 3M, 3T, dan vaksinasi," ujarnya melalui keterangan resmi dalam Dialog Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC PEN), Selasa (12/10/2021).
Menurut Alexander, penerapan PPKM akan mengawal dan menjaga masyarakat sehingga pemulihan kesehatan dapat diiringi dengan pemulihan ekonomi, sosial budaya, dan pendidikan.
Alexander juga menegaskan agar masyarakat menjadikan protokol kesehatan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Suporter Diminta Jangan Demo Berkerumun, Pemerintah Memantau Nasib Liga 1
Di samping itu, pemerintah juga akan terus mengupayakan tracing. Seseorang yang merupakan kontak erat diusahakan menjalani karantina di pusat isolasi. Hal itu dilakukan untuk mencegah transmisi virus di lingkup keluarga.
"Selain itu, masih ada tugas untuk meningkatkan cakupan vaksinasi agar tidak ada yang tertinggal, termasuk kaum disabilitas dan lansia,” ujar Alexander.
Tingkatkan kesiapan dari banyak pihak
Untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19, dibutuhkan kesiapan dan peran dari seluruh warga Indonesia.
Dari sisi rumah sakit, kesiapan tempat tidur dan ruangan terpisah bagi pasien Covid-19 sangat diperlukan.
Baca Juga: Level PPKM Diturunkan Bertahap, Satgas Covid-19: Prokes dan Vaksin Harus Tetap Berjalan
Hal itu disampaikan oleh Sekretariat Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G Partakusuma.
"Mulai September dan awal Oktober, kami membuka layanan untuk pasien non-covid yang sudah cukup lama menunggu. Tugas berat untuk memisahkan alur pasien agar pasien non-covid ini aman, karena ada ketentuan ketat untuk skrining di rumah sakit,” papar Lia.
Menurut Lia, perkembangan virus corona masih dinamis. Karena itu, upaya menemukan varian mutasi virus pun terus dilakukan, terutama ketika ditemukan gejala klinis yang berbeda.
“Jangan euforia karena merasa sudah divaksin dan Covid-19 di Indonesia terkendali. Belajar dari negara tetangga, terjadinya lonjakan kasus harus selalu diwaspadai,” tegasnya.
Baca Juga: Targetkan 2,5 Juta Petani Milenial di 2024, Pemerintah Fasilitasi Pemberian KUR
Selain itu, pemerintah daerah juga terus berupaya untuk mendorong agar masyarakat mau bersama-sama turut andil dalam pengendalian Covid-19.
Salah satunya seperti yang dilakukan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata. Ia terus mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak euforia terhadap kelonggaran PPKM.
"Kerja kita belum selesai, sehingga semua upaya 3M, 3T, vaksinasi harus terus dilakukan, termasuk edukasi kepada masyarakat. Komponen mana yang sulit, desa mana yang rendah, kita lakukan komunikasi,” ujar Jeje.
Untuk mendorong masyarakat melakukan vaksinasi, Jeje juga mendistribusikan undangan vaksinasi dari bupati langsung kepada masyarakat.
Selain itu, Jeje rutin melakukan pendekatan dengan tokoh agama dan tenaga kesehatan lokal. Tujuannya, agar warga terbebas dari pemahaman yang keliru tentang vaksinasi.
Lebih rinci, Jeje mengatakan, pihaknya telah menerapkan beberapa strategi untuk menekan penularan Covid-19 di lokasi wisata.
"Kami memastikan wisatawan dan pelaku wisata telah divaksinasi, mengatur agar tidak terjadi kerumunan, menerapkan disiplin masker, serta evaluasi dan koordinasi dengan penyelenggara lokasi wisata atau penginapan," ungkapnya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar