BOLASPORT.COM - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mendesak Komite Disiplin (Komdis) PSSI untuk mengejar akar pengaturan skor di Liga Indonesia.
Komite Disiplin (Komdis) PSSI akhirnya menjatuhkan hukuman berat kepada para pelaku pengaturan skor yang terjadi di Liga 2 2021.
Sebanyak lima mantan pemain Perserang Serang dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus pengaturan skor dan mendapat hukuman larangan bermain yang bervariasi, mulai dari 24 bulan hingga 60 bulan.
Mereka juga harus membayar denda sebesar Rp10 juta hingga Rp30 juta.
Baca Juga: Sriwijaya FC Resmi Gaet Jebolan Tim Sepak Bola Putra PON Papua
Kemudian ada pula satu pemain klub Liga 3, Persic Cilegon, Muhammad Diksi Hendika, yang juga mendapat sanksi lantaran mencoba melakukan suap kepada kiper Perserang, Yogi Triana.
Pembuktian adanya pengaturan skor di Liga 2 2021 lantas membuat Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) memberikan tuntutan baru kepada Komdis PSSI.
APPI berharap Komdis PSSI tidak berhenti mengusut kasus ini setelah memberikan sanksi kepada para pemain yang menjadi pelaku.
Sebab, APPI meyakini ada pihak-pihak lain di luar para pelaku yang juga terlibat dalam urusan pengaturan skor ini.
"Saat ini tanggapan kami, kasus ini tidak boleh berhenti di pemain saja," tulis APPI dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip Bolasport.com dari Kompas.
"Lagi-lagi yang kena sanksi hanya pemain dan sudah dapat diyakini pasti ada di luar 6 pemain tersebut yang terlibat," kata APPI.
APPI sendiri sudah melakukan langkah cepat dengan mengontak beberapa pemain yang mendapat sanksi dari Komdis PSSI.
APPI berniat untuk menemukan aktor sebearnya yang menjadi otak dari seluruh operasi pengaturan skor di Liga Indonesia.
"Yang pasti kami tidak ingin berhenti di Komdis saja. Kami juga dapat arahan dari FIFPRO untuk melaporkan Red Button karena nanti akan terafiliasi dengan Interpol langsung," jelas APPI
Sistem Red Button ini dibuat oleh FIFPRO, FIFA dan Interpol guna mengusut secara tuntas dan membuka seluruh informasi untuk mengungkap praktik pengaturan skor pada pertandingan sepak bola di Indonesia.
Keyakinan APPI tentang aktor lain yang bermain dalam kasus pengaturan skor sejatinya sudah terjawab dalam acara Mata Najwa yang disiarkan pada Rabu (3/11/2021) malam WIB.
Mengambil tajuk "PSSI Bisa Apa Jilid 6", Najwa Shihab selaku pembawa acara berhasil menghadirkan sosok perangkat pertandingan yang mengaku melakukan pengaturan skor di Liga 1 2021.
Baca Juga: Pemain Naturalisasi Milik Persis Solo Resmi Belabuh ke Sriwijaya FC
Perangkat pertandingan yang berinisial Mr. Y itu lantas mengakui sudah dua kali terlibat mengotak-atik jalannya pertandingan.
"Untuk yang musim ini, saya dua kali main. Bisa jadi semua pertandingan wasit melakukannya (ikut terlibat)," jawabnya.
Dia menyebut bahwa dirinya dan beberapa perangkat pertandingan lain yang terlibat sanggup mengantongi bayaran hingga ratusan juta.
"Untuk uangnya sendiri, saya tidak bisa sebut, yang jelas harganya kisaran puluhan sampai ratusan juta per laga."
Baca Juga: MotoGP Algarve 2021 - Tanpa Tekanan, Quartararo Boleh Raih Hasil Apapun
"Semakin tinggi tensi partainya, semakin mahal," lanjutnya.
Mr. Y juga menjelaskan cara perangkat pertandingan melakukan praktik pengaturan skor dalam sebuah laga.
"Kalau untuk teknis di lapangan kita pakai kode yang sebelumnya sudah ditentukan," katanya.
"Jadi ketika kita diperintah memainkan sebuah pertandingan, seperti contoh di situ jelas ada handball di kotak penalti, tim yang seharusnya bisa menang dan mendapat penalti, tetap tidak diberi penalti oleh wasit," jelas Mr. Y.
"Jadi sengaja kadang dibiarkan, padahal kita sebenarnya tahu," imbuhnya lagi.
View this post on Instagram
Editor | : | Hugo Hardianto Wijaya |
Sumber | : | Kompas.com, Mata Najwa Trans 7 |
Komentar