Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Dua Bobotoh Meninggal: Pengamat Soroti Tiadanya Pendidikan Untuk Suporter, Kritik PSSI, dan Panpel

By Sasongko Dwi Saputro - Minggu, 19 Juni 2022 | 11:15 WIB
Suasan pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya, Jumat (17/6/2022).
LIB
Suasan pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya, Jumat (17/6/2022).

BOLASPORT.COM - Pengamat sepak bola senior, Anton Sanjoyo, turut menanggapi insiden meninggalnya dua bobotoh atau suporter Persib Bandung ketika hendak menonton langsung ke stadion.

Insiden tersebut terjadi jelang laga Persebaya Surabaya vs Persib Bandung pada lanjutan Grup C Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat (17/6/2022).

Dua bobotoh meninggal dunia karena diduga terjatuh saat berdesak-desakan masuk ke GBLA.

Insiden tersebut kemudian ramai diperbincangkan publik sepak bola Tanah air di media sosial.

Selain belasungkawa yang dituturkan kepada korban, sorotan juga diberikan kepada oknum suporter hingga panitia pelaksana pertandingan.

Berdasarkan situs resmi PSSI, pihak kepolisian hanya mengizinkan 15 ribu suporter untuk menonton GBLA dari kapasitas maksimal yaitu 38 ribu.

Akan tetaoi, suporter yang datang jauh melebihi 15 rbu orang.

Hal itu juga dapat terlihat dari kapasitas GBLA yang hampir penuh.

Itu artinya ada potensi penonton tanpa tiket atau memakai identitas palsu yang masuk GBLA.

Panitia pelaksana pun mendapatkan kritikan keras dari publik sepak bola tanah air akibat buruknya penyaringan suporter di stadion.

Anton Sanjoyo merupakan salah satu pihak yang turut menyoroti insiden buruk tersebut.

Sorotan pertama adalah soal suporter yang masih minim kesadaran untuk melakukan hal-hal yang benar.

Baca Juga: Penonton Laga Persib vs Persebaya Membludak, Ditaksir Capai 50 Ribu Orang

Menurut Anton, hal itu tak terlepas dari faktor kurangnya "pendidikan" suporter di Tanah Air.

"Memang suporter kita ini tidak pernah punya wahana untuk didik dalam tanda kutip kan," kata Anton dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.

"Kita tidak pernah punya kompetisi yang cukup dari level youth, remaja, sampai ke level senior yang tersebar ke daerah-daerah. Itu seharusnya yang bisa mendidik suporter."

"Kalau masuk ya harus pakai tiket, kalau kalah ya jangan marah, kalau kalah ya silakan merayakan sewajarnya. Nah itu kan tidak pernah terdidik di level-level itu."

"Tiba-tiba punya euforia luar biasa menonton pertandingan sekelas Persib di level Liga 1. Karena itulah kita selalu punya masalah dengan crowd dan kerumunan yang tidak pernah bisa terkontrol."

"Karena mereka tidak terdidik. Yang tidak bawa tiket dan tidak punya tiket memaksa masuk misalnya."

Baca Juga: PT LIB Bicara Nasib Piala Presiden 2022 Usai Ada 2 Bobotoh Meninggal Dunia

"Yang punya tiket karena merasa punya hak, jadi memaksa masuk. Panitia pelaksana juga tak punya pengetahuan yang cukup bagaimana untuk mengontrol itu," ujarnya.

PSSI dan Panpel Tetap Bertanggung Jawab

Menurut Anton, ini merupakan suatu fenomena sosial yang tidak bisa diselesaikan dengan satu cara.

Penanganannya pun harus diselesaikan secara komprehensif dengan melibatkan banyak pihak.

Terlepas dari itu, pihak yang paling berperan dinilainya jelas merupakan asosiasi sepak bola, dalam hal ini PSSI.

Sebab, PSSI lah yang memiliki akses untuk mendidik suporter setidaknya mulai dari kompetisi-kompetisi di bawah.

Baca Juga: 7 Catatan Miris di Laga Persib Vs Persebaya, Flare Menyala, Fasilitas Rusak, Hingga Dua Bobotoh Meninggal

"Ini kan belum pernah dilakukan. Sudah puluhan tahun, semua cuma wacana dan omong kosong. Sampai sekarang youth development itu kan tidak pernah ada di benaknya orang-orang PSSI," ucap Anton.

"Sebetulnya itu adalah awal dari mendidik suporter, bukan cuma nanti hasilnya kita mendapatkan pesepak bola yang cukup baik," terang mantan wartawan Harian Kompas itu.

Lebih lanjut, Anton ikut menyoroti buruknya organisasi massa dari panitia pertandingan di GBLA yang sampai menewaskan dua suporter.

Terlepas dari adanya kemungkinan terlibatnya oknum suporter yang membuat GBLA makin sesak, panpel seharusnya mampu menerapkan sistem kontrol penjualan tiket yang efektif dan melibatkan banyak personel di lapangan.

"Yang paling gampang untuk dilakukan sebenarnya sistem kontrol panpel ya terhadap penjualan tiket. Urusannya sebetulnya cuma teknis dan yang pasti ada biaya untuk membuat sistem itu, juga tentu biaya keamanan," ujar Anton.

"Menurut saya, kemarin panpel juga tidak menyediakan sumber daya yang cukup untuk ribuan suporter itu," ungkapnya.

Baca Juga: Menpora Minta PSSI dan PT LIB Lakukan Investigasi Terkait Tewasnya 2 Suporter Persib Bandung

"Mereka (panpel) mungkin tidak punya dana yang cukup juga. Itu mungkin membutuhkan ratusan tenaga keamanan ya. Kalau membayar polisi juga kan mahal sekali. Nah, itu barangkali mereka tidak mau mengeluarkan biaya banyak," tuturnya.

Panpel Tak Sigap Antisipasi

Anton menambahkan, panpel seharusnya paham bahwa ada risiko membeludaknya suporter apabila tim-tim besar, seperti Persib Bandung, saat bermain.

Dia menuturkan bahwa risiko itu sangat mungkin terjadi walau jumlah penonton dibatasi dan sekalipun merupakan ajang pramusim.

"Saya enggak tahu jumlah SDM yang mereka kerahkan, tapi kalau titelnya itu Persib, Persebaya, atau eks perserikatan, itu kan pasti hype-nya luar biasa," ucap Anton.

"Mereka kan sudah mengetahui hal itu jauh-jauh hari. Kalau mereka tidak mengantisipasi dengan SDM yang cukup, menurut saya panpel yang harus bertanggung jawab karena sebetulnya ini sudah bisa diduga kalau yang mainnya Persib, Persija, Persebaya, itu pasti yang datang puluhan ribu orang."

"Kalau mereka tidak mengantisipasi itu, saya menuding ini ada kesalahan yang sangat serius dari panitia pelaksana."

"Walaupun ini turnamen pramusim, kalau yang main tim-tim eks perserikatan masa mereka enggak hafal sih. Itu kan cukup bodoh kalau tidak antisipasi. Ini yang harus dipertanggungjawabkan karena urusannya sudah nyawa," tandasnya.

Baca Juga: Persib Terancam Sanksi Usai Kejadian 2 Bobotoh Meninggal hingga Flare di Stadion

Terakhir, Anton kembali menegaskan bahwa pihak suporter tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

"Ini sebetulnya yang harus lebih dewasa adalah panpelnya. Saya sih tetap menunjuk panpel dari biang semua ini," kata Anton.

"Karena menurut saya, kalau kita menyalahkan suporter, kita tahu sendiri butuh hiburan, apalagi klub idola. Mereka pasti datang, tidak punya tiket pun mereka akan gambling," tuturnya.

"Jadi, kita tidak bisa menangani itu dengan hanya imbauan, tetap harus ada imbauan secara fisik, pengaturan tiket, area steril, ada pagar yang kuat, dan orang-orang yang mengatur," ucapnya.

"Kalau itu tidak dilakukan, ya pasti ada korban lagi," tutur Anton.

Komite Disiplin PSSI tengah melakukan investigasi terkait peristiwa meninggalnya dua suporter Persib.

Jika saat melakukan investigasi ditemukan kesalahan dari panpel, PSSI pasti akan memberikan hukuman tegas atas insiden meninggalnya dua orang bobotoh Persib.


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
37
94
2
Barcelona
37
82
3
Girona
37
78
4
Atlético Madrid
37
73
5
Athletic Club
37
65
6
Real Sociedad
37
60
7
Real Betis
37
56
8
Villarreal
37
52
9
Valencia
37
48
10
Alavés
37
45
Klub
D
P
1
Inter
37
93
2
Milan
37
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
36
66
6
Roma
37
63
7
Lazio
37
60
8
Fiorentina
36
54
9
Torino
37
53
10
Napoli
37
52
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X