BOLASPORT.COM - Juventus seperti terkena karma kesombongan European Super League setelah mental dari Liga Champions musim 2022-2023.
Juventus dibuat malu sendiri dengan statusnya sebagai salah satu pendiri European Super League.
Kompetisi yang terancam bubar tersebut sengaja memilih klub-klub yang dianggap sebagai yang terbesar di Benua Biru saat ini.
Namun, klub-klub yang tidak masuk susunan awal kompetisi tersebut ternyata menyimpan kekuatan berbahaya.
Juventus menjadi klub yang harus merasakannya kala berlaga di Liga Champions.
Tidak hanya sekali, Juventus bahkan dibuat sakit hati hingga lima musim beruntun.
Dilansir BolaSport.com dari Sky Sport Italia, Juventus selalu tersingkir di tangan klub-klub non-anggota European Super League.
Klub-klub seperti Ajax, Olympique Lyon, FC Porto, Villarreal, dan Benfica dianggap kurang "elite" untuk masuk geng kompetisi super.
Baca Juga: Borussia Dortmund Vs Man City - Pep Guardiola Beberkan Alasan Tarik Erling Haaland saat Jeda Babak
Akan tetapi, kelimanya selalu bisa menghentikan nasib Juventus kala berlaga di Liga Champions.
Yang terbaru, Juventus bahkan langsung tersingkir pada fase grup Liga Champions musim ini.
Kepastian tersingkirnya Juventus diperoleh setelah Benfica menang dengan skor 4-3 atas klub tersebut.
Kekalahan tersebut memastikan Juventus tidak bisa lolos dari grup H yang akhirnya diwakili Paris Saint-Germain dan Benfica.
Tim asuhan Massimiliano Allegri pun tinggal berjuang untuk mendapatkan satu tempat di Liga Europa.
Hal tersebut wajib dilakukan Juventus jika tidak ingin sepenuhnya absen di kompetisi antarklub Benua Eropa pada sisa musim ini.
Tugas yang tergolong tidak mudah karena Massimiliano Allegri harus membawa pasukannya menghadapi PSG.
Baca Juga: Prediksi Piala Dunia - Jalan Terjal Lionel Messi Bawa Argentina Rengkuh Trofi di Qatar
Musim ini kembali menegaskan bahwa Juventus masih belum terlalu kuat untuk bisa berjaya di Liga Champions.
Fakta tersebut ternyata belum juga menumbuhkan kesadaran dalam diri tim berjuluk Si Nyonya Tua itu.
Juventus menjadi salah satu dari ketiga tim yang masih terlibat dalam pendirian European Super League.
Bersama Barcelona dan Real Madrid, Si Nyonya Tua tetap berusaha mewujudkan ajang tersebut meski dihujani kritik.
Si Nyonya Tua seolah lupa akan krisis di rumah sendiri saat mencoba mengejar status elite.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Sport.sky.it |
Komentar