BOLASPORT.COM - Tiga tahun terakhir berlangsung dengan berat bagi seorang Marc Marquez. Ujian besar yang dialami sampai membuat juara dunia delapan kali ini mempertimbangkan untuk pensiun.
Karier Marc Marquez menghadapi goncangan berat setelah kecelakaan pada MotoGP Spanyol 2020 yang membuat tulang humerus di lengan kanannya patah.
Keputusan sembrono untuk kembali ke lintasan hanya beberapa hari setelah operasi harus dibayar mahal oleh Marc Marquez.
Infeksi pada tulang membuat masa depan Marquez di MotoGP diragukan.
Walau Marquez kemudian pulih dan tampil kompetitif dengan tiga kemenangan pada MotoGP musim 2021, badai cedera terus menghantui Si Semut dari Cervera.
Tahun ini situasinya masih belum benar-benar baik bagi Marquez. Delapan kali dia harus absen dari balapan sepanjang musim 2022.
Halangan pertama disebabkan oleh kecelakaan highside saat sesi pemanasan MotoGP Indonesia yang membuat diplopia (masalah penglihatan berbayang) Marquez kembali kambuh.
Dua bulan berselang, tepatnya pada akhir Mei, Marquez kembali menepi karena rotasi yang tidak wajar pada tulang humerusnya yang dahulu terluka.
Kondisi ini yang membuat Marquez tidak bisa berlomba dengan leluasa. Operasi lanjutan menjadi opsi yang ditawarkannya.
Baca Juga: Lelucon Bos Ducati: Marc Marquez Kicep Usai Diberitahu Adik Hebatnya Desmosedici
Marquez gamang karena tak ada kepastian apakah cederanya akan benar-benar sembuh. Sebab, sebelum ini sudah tiga kali tulang humerusnya dibedah.
Pun soal peluangnya untuk kembali memperebutkan gelar juara. Apresiasi karena mampu finis di posisi tengah dengan kondisi cedera tak akan mampu memuaskannya.
Pembalap berusia 29 tahun ini pernah mengatakan bahwa dia akan pensiun ketika kemenangan menjadi sesuatu yang mustahil untuk diraihnya.
Alhasil, bisa dibayangkan bagaimana pikiran untuk pensiun dari MotoGP sempat terlintas di pikiran Marquez.
Pembicaraan mengenai wacana pensiun diungkapkan adiknya, Alex Marquez, dalam wawancara dengan DAZN.
"Ada beribu-ribu keraguan, dan saya bilang kepadanya bagaimana kalau dia tidak (mau operasi)? Bisakah dia berkompetisi? Tidak. Jadi itulah jawabannya."
"Saya bilang agar coba saja, kemudian dia akan tahu apakah dia bisa bersaing lagi, dia tidak bisa terus seperti ini."
"Dia tidak pernah berkata secara terbuka kepada saya soal pensiun. Hari itu, dia membicarakannya."
"Dia tidak pernah berpikir apa yang akan dilakukannya setelah menjadi pembalap, tapi dia ingin terus terikat dengan dunia ini, membantu pembalap muda seperti yang sudah dia lakukan."
Baca Juga: Doa Pembalap Indonesia Mario Aji Tatap Musim Keduanya pada Moto3
"Akan tetapi, saya memberi tahunya agar jangan bertindak bodoh, bahwa dalam empat hari dia akan kembali menaiki motor."
Cedera berkepanjangan di sisi lain mengubah persona Marc Marquez sebagai manusia super.
Julukan The Baby Alien yang dulu disandang seolah bisa diartikan secara harfiah ketika Marquez terlihat tahan banting dari rentetan kecelakaan yang dialaminya.
Seperti diketahui, Marquez dahulu menjadi salah satu pembalap yang paling sering terjatuh pada MotoGP.
Ini tidak terlepas dari pendekatannya yang nekat untuk menemukan batas maksimal dari motornya dan tidak jarang untuk melampauinya.
"Super Marc tidak nyata. Dia juga manusia," kata Alex Marquez.
"Penyelamatan besarnya, fakta bahwa dia terjatuh dan dua menit kemudian sudah berada di garasi, itu tidak normal."
"Ada masa ketika kita berusaha keras dan keberuntungan tidak berpihak kepada kita. Saat itulah kita menderita. Namun, dia adalah pembalap luar biasa yang melakukan hal-hal luar biasa."
Untungnya, secercah harapan hadir ke hadapan Marquez menyusul penampilannya yang cukup apik pada sisa musim.
Baca Juga: Fabio Quartararo Sebut Sprint Race MotoGP Bisa Sebabkan Bencana
Marquez mampu bersaing untuk posisi tiga besar dan begitu dekat dengan kemenangan pada balapan MotoGP Australia.
Kepercayaan diri Marquez tampaknya telah pulih ketika dia secara terang-terangan menyebut motor Honda sekarang tidak cukup untuk membawanya juara.
"Dia terlahir sebagai juara," ujar Alex Marquez, yang juga menjadi juara dunia dua kali di Moto2 dan Moto3.
"Dia tidak pernah melakukan hal apapun selain berlomba dan menang."
"Saya tidak mengira dia mengejar gelar, tetapi dia ingin menemukan dirinya lagi dan kembali melakukan apa yang dia lakukan sebelumnya dengan motornya."
Baca Juga: V4 atau Inline 4, Yamaha Pertahankan Filosofi meski Beda Sendiri pada MotoGP
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar