BOLASPORT.COM - CEO One Pride MMA, Fransino Tirta, mensyukuri kiprah Jeka Saragih hingga mampu menembus UFC. Kehadiran wakil Indonesia di ajang bergengsi ini turut merangsang geliat MMA di Indonesia.
Fransino Tirta menjadi saksi dari perjuangan Jeka Saragih dalam kompetisi Road to UFC.
Selaku CEO One Pride MMA, Fransino Tirta, ikut berperan menyediakan jalan kepada Jeka dan petarung-petarung Tanah Air lainnya untuk dilirik oleh UFC.
Jeka melangkah paling jauh. Mantan juara kelas ringan dari kompetisi MMA terbesar di Indonesia ini menjadi petarung Indonesia pertama yang dikontrak UFC.
Penampilan impresif memang berhasil ditunjukkan petarung asal Simalungun, Sumatra Utara, ini.
Jeka mencetak dua kemenangan KO atas Pawan Maan (India) di perempat final dan Ki Won-bin (Korea Selatan) di semifinal.
Hanya kekalahan TKO di final dari Anshul Jubli (India) yang menjadi satu-satunya noda Jeka dalam kiprahnya di Road to UFC.
BolaSport.com mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Fransino Tirta di sela-sela One Pride Fight Night 66 di GOR Sritex Arena, Solo, Sabtu (11/2/2023) malam.
Legenda MMA Indonesia ini menjawab berbagai pertanyaan seputar geliat olahraga tarung bebas di Indonesia hingga usaha membawa petarung Tanah Air bersinar di pentas dunia.
Baca Juga: Hasil UFC 284 - Makhachev Tetap Juara meski Gulatnya Tak Mempan ke Volkanovski
Berikut petikan wawancara eksklusif BolaSport dengan Fransino Tirta.
Seperti apa dampak kesuksesan Jeka Saragih menembus UFC terhadap MMA Indonesia?
Itu memberikan motivasi pastinya, adalah mimpi semua petarung MMA untuk bertarung di UFC. UFC adalah puncak tertinggi dengan bayaran bisa mencapai jutaan dolar.
Keberhasilan Jeka dikontrak UFC pastinya memotivasi seluruh petarung Indonesia agar bisa berkarier seperti Jeka.
Tapi untuk menuju ke sana, Anda harus bertarung di One Pride, karena kami yang memberikan wadah. Kami memberikan jembatan untuk menuju ke (kompetisi) Internasional.
Pendapatnya soal Jeka Saragih yang diturunkan kelas bulu di UFC nanti?
Saya rasa itu strategi karena di level internasional itu mereka sangat menjaga pola makan, pola latihannya, sehingga Jeka dinilai lebih baik kalau turun kelas.
Karena kalau seperti kemarin, dia secara postur kalah tinggi, kalah berat badan juga (dari lawannya), jadi memang ideal dia turun ke kelas bulu.
Bagaimana Anda melihat aksi "tengil" Jeka yang banyak mendapat hujatan? Sepenting apa bagi petarung untuk memiliki karakter?
Penting sekali, karena karakter itulah yang membuat orang-orang menoleh, untuk melihat. Masyarakat Indonesia masih sangat minim untuk mengetahui akan MMA.
Kalau petarung tidak punya karakter, maka masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui MMA, tidak akan melihat.
Memang ketengilan, kesombongan atau kerendahan hati, karakter apapun harus diperlihatkan. Tanpa karakter pemirsa tidak akan menonton.
Berarti tidak selalu harus memiliki karakter angkuh?
Kita mau melihat karakter aslinya, banyak petarung-petarung Indonesia justru malu dan menyembunyikannya.
Semua petarung sebenarnya percaya diri, semua petarung pasti punya keangkuhan, punya kesombongannya.
Kalau dia bertarung, dia pasti yakin sudah menang, makanya memilih untuk bertarung.
Karakter itu yang ingin kita lihat, kepercayaan diri itu yang ingin dilihat. Kemudian motivasinya dan semangat yang tidak mau kalah.
Apakah dari One Pride MMA juga mengarahkan petarung untuk mengembangkan citranya?
Pastinya, karena tujuan kami adalah membuat petarung One Pride ini menjadi bintang. Banyak petarung kita yang "jaim", jaga image. Saat ditanya soal pertarungan mereka bilang, 'Saya biasa-biasa saja.'
Alhasil, petarungnya hebat, latihannya keras, fisiknya luar biasa, tapi dia jaim sehingga orang-orang yang tidak kenal menjadi tidak mau menonton. Padahal masih ada jutaan masyarakat Indonesia yang belum kenal dia.
Karena kalau sudah melihat dia bertanding pasti jatuh cinta karena memang pertarungan ini sangat primal, melihat dua orang petarung mempertaruhkan karier, nyawa, ekonominya di atas cage.
Tidak ada yang lebih menegangkan dan menyenangkan daripada menonton itu.
Pendapatnya soal Jeka Saragih yang tetap mendapatkan kontrak eksklusif dari UFC walau kalah pada laga final Road to UFC?
Kita harus melihat bahwa UFC juga adalah perusahaan yang mencari keuntungan. Jeka dengan dua kemenangan KO-nya menunjukkan (penampilan) spektakuler yang luar biasa.
Artinya Jeka ada potensi untuk menjadi bintang, ditambah lagi Jeka didukung masyarakat Indonesia yang sangat banyak dengan 260 juta jiwa yang siap mendukung Jeka.
Pastinya UFC tidak akan meremehkan ini. Keberhasilan Jeka adalah keberhasilan Indonesia.
Kami harap seluruh masyarakat Indonesia mendukung, bukan hanya Jeka, tapi petarung-petarung Indonesia lainnya untuk mengejar menunju tangga UFC.
Apakah ada petarung One Pride yang akan kembali mengikuti ajang Road to UFC?
Mereka (UFC) berencana di bulan Mei tahun ini kembali menggelar Road to UFC.
Tentunya kami berharap ada petarung Indonesia dari One Pride yang akan mengikuti Road to UFC dan mendapatkan kontrak UFC berikutnya.
Apakah ada kesempatan bagi petarung yang kemarin gagal di Road to UFC untuk mencoba lagi?
Mudah-mudahan. UFC akan selalu mencari yang terbaik, apakah pertandingan malam ini Angga (juara kelas ringan One Pride dan mantan kontestan kelas bulu Road to UFC) akan dilirik UFC, pastinya itu tergantung dari UFC.
Kami memotivasi para petarung, gunakan panggung One Pride untuk menunjukkan skill kalian. Kalau kalian main cantik, main luar biasa, UFC pasti akan melirik Anda.
| Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
| Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar