BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Komang Ayu Cahya Dewi akan menjalani debutnya di ajang SEA Games 2023. Pengalaman mahal dari Kejuaraan Asia jadi modal utama.
Komang akan melakoni turnamen multievent international pertama kali dalam kariernya di bulu tangkis pada SEA Games 2023 kali ini.
Debut di pesta akbar olahraga se-Asia Tenggara itu mungkin bisa mendatangkan antusias sekaligus rasa gugup tersendiri bagi pemain 20 tahun tersebut.
Apalagi, pemain asal Buleleng, Bali tersebut langsung didapuk sebagai ujung tombak di nomor tunggal putri pada event beregu.
Komang sangat termotivasi untuk menampilkan hasil terbaik demi membawa harum nama Indonesia.
Demi menambah kepercayaan dirinya, Komang menjadikan pengalaman pada ajang Kejuaraan Asia yang bulan lalu diikutinya sebagai modal utama.
Itu adalah Kejuaraan Asia kedua yang diikutinya, selain tahun lalu.
Hasilnya pun tidak terlalu mengecewakan.
"Main di Kejuaraan Asia 2023 kemarin jadi pelajaran dan pengalaman bagi saya untuk tampil lebih baik lagi di sini (SEA Games, red)," ujar Komang dikutip BolaSport.com dari rilis pers PBSI.
Baca Juga: Bulu Tangkis SEA Games 2023 - Tuju Emas, Rehan/Lisa Waspadai Situasi Tak Terduga
"Ini SEA Games pertama saya, dan jadi tunggal putri nomor satu juga di nomor beregu."
"Tanggung jawab untuk menang pasti ada, tapi saya jadikan itu motivasi," tandasnya.
Menjadi ujung tombak tunggal putri di nomor beregu, artinya Komang bakal berhadapan dengan sejumlah tunggal putri terbaik dari negara-negara lain.
Misalnya dari Thailand, Komang berpotensi bakal menghadapi Lalinrat Chaiwan.
Sedangkan dari Singapura ada Yeo Jia Min.
Dan dari Vietnam, ada Nguyen Tuey Linh yang cukup senior.
Cabor bulu tangkis nomor beregu akan dimulai pada Senin (8/5/2023) besok.
Sebagai persiapan, Komang telah menjalani sesi latihan dan adaptasi lapangan di Badminton Hall Morodok Techno sejak Sabtu kemarin.
"Tadi latihan hallnya enak, suasananya oke," ucap Komang.
"Tinggal menyesuaikan lagi saja, dengan arah angin dan bolanya," imbuhnya.
Baca Juga: SEA Games 2023 - Thailand Tanpa Kunlavut Vitidsarn, Bagaimana Peluang Chico Raih Emas?
Sementara itu, Kabid Binpres PBSI Rionny Mainaky menuturkan bahwa para pemain berharap faktor perbedaan suhu ekstrem di Phnom Penh tidak membuat para pemain Merah Putih mengalami kendala.
Cuaca terik di Kamboja memang jadi salah satu hal yang harus diwaspadai para pemain mengingat saat ini suhu di beberapa negara di Asia Tenggara mencapai puncak tertinggi.
"Anak-anak harus membiasakan diri ya dengan cuaca di sini," ucap Rionny.
"Di luar kan panas sekali, lalu masuk ke ruangan sejuk (AC), ini mereka juga harus jaga kondisinya," imbuhnya.
"Begitu juga konsentrasi dan fokus harus bagus,"
"Kalau secara teknis, adaptasi dengan shuttlecock saja harus lebih lagi karena shuttlecocknya kencang," pungkas dia.
| Editor | : | Agung Kurniawan |
| Sumber | : | Antaranews, PBSI |
Komentar