Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Motor MotoGP Bukannya Lebih Gampang, tapi Marc Marquez Dirugikan Evolusi yang Arahnya ke F1

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Selasa, 18 Juli 2023 | 06:00 WIB
Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia (depan) dan Marc Marquez (Repsol Honda) pada sesi latihan MotoGP Jerman 2023.
MOTOGP.COM
Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia (depan) dan Marc Marquez (Repsol Honda) pada sesi latihan MotoGP Jerman 2023.

BOLASPORT.COM - Pembalap penguji Honda, Stefan Bradl, percaya bahwa potensi Marc Marquez sebagai pembalap top masih ada. Hanya saja, situasi di MotoGP sekarang telah merugikan Si Semut dari Cervera.

Dua musim terakhir menjadi bencana bagi seorang Marquez karena performa motornya yaitu Honda RC213V yang sedang tidak baik-baik saja.

Reputasi Marquez sebagai juara dunia delapan kali dan salah satu pembalap paling bertalenta dalam sejarah seperti menguap ketika pencapaiannya jauh dari kata mentereng.

Baca Juga: Sempat Ditolak Ducati, MotoGP Akhirnya Ganti Format Akhir Pekan demi Keselamatan Pembalap

Kecepatan impresif Marquez memang sesekali keluar. Demikian juga dengan kecerdikannya. Akan tetapi, saat berbicara hasil akhir, dia jauh dari kata ideal.

Semangat besar Marquez diuji dengan hebat saat MotoGP Jerman pada Juni lalu, seri balap di mana dia berada di titik nadir.

Di Sachsenring, sirkuit yang tak pernah gagal dimenanginya sejak 2010 dan bahkan ketika Honda sedang kesulitan, Marquez kepayahan untuk sekadar bertahan di papan tengah.

Marquez bahkan mengangkat bendera putih.

Dia mundur beberapa saat sebelum balapan karena cedera yang disebabkan lima kali kecelakaan saat dia berusaha memacu kuda besinya melewati batas performa.

"Marquez tak bisa menerima posisi 8 atau 12. Itulah dia. Dia selalu mencoba untuk mendapatkan yang terbaik," ujar Bradl, dikutip dari Speedweek.com.

Bradl merasa Marquez menjadi korban dari evolusi motor MotoGP yang bergerak ke arah yang sama seperti Formula 1 di mana tunggangan punya peran besar.

Teknologi aerodinamika hingga ride height device di motor MotoGP membuat pembalap bisa memanfaatkan bantuan lebih besar dalam berkendara.

Bukan berarti motor MotoGP menjadi lebih mudah.

Pembalap penguji KTM, Jonas Folger, dalam interviu dengan Motorsport Magazine menyebut tantangannya sekarang lebih ke bagaimana pembalap bisa beradaptasi dengan motor.

Margin lebih kecil membuat pembalap dituntut untuk benar-benar pas dengan setelan maupun dengan manuvernya.

Baca Juga: Sejarah dan Drama di Road to MotoGP, Pembalap Indonesia Fadilah Menangi Lomba JuniorGP dari Posisi Ke-16

"Saat saya berlomba dengan Yamaha M1 (2017), atau motor superbike, saya tinggal menaikinya dan menggunakan cara berkendara yang lebih natural bagi saya," terangnya.

Alhasil, keterampilan dalam mengatasi kekurangan motor dengan bakat alami seperti apa yang dimiliki Marquez menjadi kurang berdampak.

Sulit bagi Marquez untuk mengandalkan kemampuannya lagi ketika motor Honda pada dasarnya kalah bersaing dengan kompetitor lain.

Sebab, ketika dia berusaha memacu motornya melewati batas, risikonya adalah motornya sendiri yang memberontak.

"Dia selalu tampil hingga batas performa dan melampauinya," kata Bradl tentang Marquez.

"Banyaknya insiden yang dialami pembalap Honda sebenarnya cukup untuk mengonfirmasi bahwa motornya belum siap untuk posisi-posisi terbaik."

Marquez sudah tahu apa yang harus dilakukannya jika ingin menjadi juara lagi. Itulah kenapa rumor tentang potensi kepindahannya ke pabrikan lain memanas akhir-akhir ini.

"Perubahan teknis di MotoGP makin bergerak ke arah Formula 1," terang Bradl.

"Di Formula 1, kita paham bahwa kita tidak mungkin menang dengan mobil tim Haas. Kita harus berada di atas Red Bull, itulah mobil terbaik di sana."

Baca Juga: Marc Marquez Tertinggi Lagi di Statisik Kecelakaan MotoGP, tapi Ada yang Tidak Beres Kali Ini

"Bahkan dengan Mercedes atau Ferrari, tidak ada pembalap yang bisa menang sekarang."

"Di MotoGP, seseorang juga tidak punya peluang menang sebagai pembalap Honda akhir-akhir ini, walau di sini perbedaannya tidak terlalu mencolok, marginnya lebih rapat."

Jika dicari padanannya, Red Bull-nya MotoGP sekarang adalah Ducati yang mampu mendominasi kejuaraan saat ini.

Hampir semua pembalap Ducati bisa tampil dengan cepat, tak peduli apakah motor yang mereka pakai baru atau lama.

Mengesampingkan Enea Bastianini yang sempat dilanda cedera panjang, 6 dari 7 pembalap motor Ducati pada MotoGP 2023 telah mencatat posisi tiga besar dalam balapan.

Adapun podium Marquez musim ini cuma dari sprint (dan cuma sekali).

Saat balapan pembalap berusia 30 tahun ini tak pernah finis walau seharusnya bisa finis kedua saat GP Prancis kalau tidak terjatuh pada lap terakhir.

Bradl percaya Marquez bisa berbuat lebih dengan motor Ducati.

Keyakinannya semata-mata karena level Marquez yang lebih tinggi sebagai pembalap dibanding rider Ducati seperti Luca Marini (1 podium), Marco Bezzecchi (4 podium dengan 2 kemenangan), hingga adik Marc Marquez sendiri yaitu Alex (1 podium).

"Jika kita memiliki motor yang tepat, itu lebih mudah," tambah Bradl.

"Saya bukannya berkata bahwa Marc tidak terkalahkan jika bersama Ducati. Akan tetapi, saya pikir dia akan menjadi tolok ukurnya," tandas juara Moto2 satu kali itu.


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
38
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
38
60
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X