BOLASPORT.COM - Prestasi tim bola voli putri indoor Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) periode 2023-2027.
Dalam tiga SEA Games terakhir, tim voli putri Indonesia harus puas dengan medali perunggu (2019, 2021, 2023).
Terakhir kali Indonesia merebut medali perak pada SEA Games 2017 di Malaysia, sementara tim putra sudah mencetak hattrick medali emas SEA Games.
Pada SEA V League 2023, tim Indonesia yang diwakili Bandung Bank BJB Tanda Mata sebagai Juara Proliga 2023 harus puas menempati posisi ketiga karena masih kalah kualitas dari Thailand dan Vietnam.
Untuk itu, PBVSI mencoba menyiasati kondisi tersebut untuk mengimbangi prestasi tim putra.
"Kalau dari faktor usia memang sekarang prestasinya cukup baik ya, tetapi tantangannya memang adalah bagaimana putra kita bisa mempertahankan prestasi tersebut (SEA Games) sekaligus menaikkan prestasi kita di level Asia," kata Wakil Binpres PP PBVSI, Loudry Maspaitella.
"Bagi putri tentu bagaimana dengan pemain yang kemarin, kami berusaha meregenerasi tetapi tidak mengubah," ucap Loudry kepada media, termasuk BolaSport.com seusai pelantikan kepengurusan PBVSI baru di Jakarta, Selasa (15/8/2023).
"Minimal paling jelek adalah di peringkat ketiga. Tetapi, kami ingin di kepengurusan ini adalah mengubah pemain tim putri itu untuk meraih peringkat kedua atau setidaknya hanya di bawah Thailand."
"PR terbesar adalah di tim putri karena dengan kualitas pemain yang ada, khususnya di usia muda kami harus meningkatkan teknik dan jam terbang pengalaman bertanding," ucap Loudry.
Loudry mengatakan dengan materi pemain yang ada 100 persen di Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat ketiga.
"Atau jeleknya 100 persen kami di bawah Vietnam. Kenapa kami ubah karena dengan perubahan, ada 50 persen hancur hancuran ada 50 persen sukses."
Baca Juga: Disiapkan sebagai Pengganti Rivan Nurmulki, Naluri Aqil Angga dan Boy Arnez Masih Jadi Open Spike
"Nah yang 50 persen sukses yang kami manage, tetapi kami tidak mungkin jangka pendek. Harus ada target jangka panjang, tetapi kami ambil daripada ada 100 persen di bawah Vietnam. Kami mencoba mengubah 50 persen untuk bisa mengalahkan Vietnam.
Dengan kondisi tersebut, PBVSI berencana merekrut pelatih asing seperti yang telah diterapkan kepada tim putra.
Tim voli putra Indonesia saat ini dilatih oleh pelatih asal China, Jeff Jiang Jie.
Terkait pelatih asing yang sudah dilakukan tim putra, pria 53 tahun itu mengatakan bahwa dana menjadi kendala.
"Itu bagian dari masalah pendanaan dan prioritas. Jadi, sementara kami bisa menggunakan pelatih asing di putra karena sementara prioritas di putra," ucap Loudry.
"Namun, dilihat putri punya potensi kenapa tidak kami optimalkan. Untuk ke depan dan saya juga dengar sudah dalam bentuk pembicaraan resmi tahun depan kami mungkin akan menggunakan pelatih asing," aku Loudry.
"Selain keinginan kami, kebetulan FIVB (Federasi Bola Voli Internasional) juga akan memberikan support dalam bentuk sponsor PBVSI mendapatkan instruktur pelatih asing."
Loudry belum bisa mengungkapkan apakah akan memilih pelatih asal China seperti tim putra.
"Kalau itu bicara masalah negara, saya berbicara sebagai orang teknik kalau misal dapat memberikan masukkan, lebih baik kita mengarahkan ke voli Asia," ujar Loudry.
"Dengan pola bermain Thailand dan Jepang yang relatif orangnya pendek, tetapi bisa main di level dunia. Tidak usah ikut pemain Eropa, tingginya sangat jauh berbeda. Jadi, mau tidak mau kami harus melihat Jepang dan Thailand mendunia."
"Bagaimana pemain berusaha mengubah pola volinya untuk jadi lebih cepat. Kalau China udah berat beda karena postur tubuh mereka tinggi," ujar Loudry.
Loudry menjelaskan bahwa teman-temannya di luar negeri juga menyampaikan kenapa di Indonesia setiap SEA Games mengganti pelatih.
"Hal itu juga sudah ada di wacana kepengurusan kemarin. Kami akan mengontrak pelatih timnas untuk dua kali atau tiga kali SEA Games. Artinya satu periode supaya membuktikan pola pembinaan mereka berjalan dengan efektif," kata Loudry.
"Setelah dua atau tiga kali SEA Games baru kami bisa punya evaluasi. Jika hanya berdasarkan kompetisi lokal juara, setiap tahun setiap kompetisi juaranya berbeda beda."
"Jadi, nanti pelatih nasionalnya berbeda beda lagi. Ke depan kami akan pakai kontrak dua kali SEA Games atau dua sampai tiga tahun. Untuk masa periode tertentu pelatihnya sama, baik putra maupun putri."
Menurut Loudry tidak ada direktur teknik dalam kepengurusan PP PBVSI sehingga yang mengurus pelatih adalah bidang pembinaan dan prestasi bekerjasama dengan sekjen.
"Tetapi, artinya itu akan masuk evaluasi mengenai kepelatihan. Lebih bagus pelatih di Asia karena postur tubuh kita tidak cocok dengan Eropa," ucap Loudry.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar