BOLASPORT.COM - Ketidakmampuan pemain menanggung ekspektasi tinggi dinilai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky, sebagai alasan dari hasil buruk tim ganda putra di Kejuaraan Dunia 2023.
Indonesia menaruh harapan juara di ganda putra karena kehadiran deretan pasangan-pasangan kuat dan gelar di level sirkuit.
Siapa yang tidak percaya diri ketika memiliki empat amunisi yang semuanya berstatus unggulan di Kejuaraan Dunia 2023.
Akan tetapi, satu per satu ganda putra Indonesia rontok sampai akhirnya tidak ada wakil tersisa sejak babak semifinal.
Ganda putra nomor satu dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang paling digadang-gadang malah tersandung pada pertandingan pertama mereka di babak 32 besar.
Di babak 16 besar Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin kembali menyerah di tangan Juara Asia, Satwiksairaj Rankideddy/Chirag Shetty (India).
Harapan yang muncul dari dua wakil tersisa pada perempat final yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana tidak bertahan lebih lama.
Fikri/Bagas menyerah di tangan pasangan muda China, Liang Wei Keng/Wang Chang, setelah membuat kejutan di babak 16 besar dengan menyingkirkan juara dunia satu kali, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).
Sedangkan taji Ahsan/Hendra di turnamen besar kandas di tangan pasangan Korea Selatan, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, yang akhirnya menjadi juara.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Eng Hian: Penampilan Apriyani/Fadia Bukan Anti Klimaks, tetapi...
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar