BOLASPORT.COM - Penyelenggaraan MotoGP India 2023 makin mendapatkan sorotan negatif setelah berbagai kendala yang hadir. Terkini, pembalap pun tidak bisa berangkat tepat waktu karena masalah visa.
Keterlambatan visa menjadi kendala dalam penyelenggaraan MotoGP India di mana hampir tidak ada tim yang telah berangkat dengan kekuatan penuh.
Ini tak hanya soal kru, pembalap yang menjadi elemen wajib dalam balapan pun belum semuanya bisa bertolak ke India sampai Selasa (19/9/2023) hari ini.
Seperti dilansir dari Speedweek, pemuncak klasemen Moto3, Daniel Holgado, menjadi salah satu pembalap yang tertahan di Eropa karena masalah visa.
Ini juga terjadi di MotoGP yang ironisnya dialami Marc Marquez.
Pembalap aktif MotoGP dengan pengikut terbanyak di media sosial tersebut menyindir masalah visa yang dialaminya dengan bersepeda.
"Penerbangan ditunda karena belum ada visa untuk #IndiaGP. Jadi kami akan bersepeda untuk sementara waktu," unggah juara dunia delapan kali itu dalam story di Instagram.
Marquez sendiri sejatinya antusias untuk berlomba di India.
Pembalap asal Cervera, Spanyol, tersebut menunjuk perasaan menyenangkan ketika membawa MotoGP ke negara yang baru.
Baca Juga: MotoGP India 2023 Diragukan akibat Homologasi Trek Jelang Perlombaan
"Selalu menyenangkan ketika kami membawa MotoGP ke negara yang baru, orang-orang yang baru, dan penggemar baru untuk membagikan olahraga dan semangat kami."
"Kami akan memerlukan banyak pekerjaan untuk memahami segalanya tentang sirkuit dan tentang situasi kami dengan motornya."
"Tujuannya adalah untuk mendapatkan akhir pekan seperti Misano, berkembang dari hari ke hari dan mendapatkan hasil bagus di dua balapan."
"Mari bersiap untuk India dan bertemu semuanya," kata Marquez dalam preview tim Repsol Honda untuk MotoGP India.
Masih menurut Speedweek, diperkirakan ada 2.000 penghuni paddock MotoGP yang belum berangkat ke India untuk seri balap baru ini.
Di HRC (Honda Racing Corporation) yang menaungi Marquez dan pembalap motor Honda lainnya ada sekitar 30 personil yang menunggu izin perjalanan.
India memang baru kali ini menyambut perhelatan balap tingkat internasional di negara mereka.
Walau Sirkuit Buddh sudah dibuka sejak 2011 dan menggelar tiga balapan F1 sampai 2013, birokrasi yang kelewat rumit di India membuat promotor balap enggan berkunjung ke sana.
Masih menurut Speedweek, CEO F1, Stefano Domenicali, sampai mewanti-wanti bahwa F1 tidak akan kembali ke India karena masalah birokrasi, pajak, hingga bea cukai.
Jelang edisi perdana MotoGP India pada akhir pekan ini, sejumlah tim pun mengeluhkan mahalnya biaya akomodasi di sana.
Untuk menyewa bus antar-jemput saja memakan biaya dari 8.000 euro (sekitar 131 juta rupiah) sampai di atas 20.000 euro (Rp 328 juta).
"Ini menjadi salah satu balapan termahal. Harga hotelnya sangat tinggi," keluh pemilik tim Moto3, Liqui Moly Husqvarna, Peter Oettl.
Selain itu ada kekhawatiran lain soal masalah kesehatan dengan mewabahnya kasus virus nipah yang diawali dengan kasus kematian 2 orang di Kerala.
Kesiapan sirkuit? Juga tanda tanya semenjak homologasi yang menentukan kelayakan Sirkuit Buddh untuk balapan MotoGP rencananya baru selesai pada Kamis (21/9/2023).
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar