Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Bos MotoGP Pusing, Rencana Konsesi Honda-Yamaha Masih Buntu, Pabrikan Lain Minta Lebih untuk Kucilkan Ducati

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Selasa, 14 November 2023 | 12:18 WIB
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, memimpin rombongan pembalap dari posisi keempat saat sprint MotoGP India di Sirkuit Buddh, Uttar Pradesh, India, 23 September 2023. Tampak mengikuti di belakang adalah Brad Binder, Fabio Quartararo, Marco Bezzecchi, dan Jack Miller.
MOTOGP.COM
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, memimpin rombongan pembalap dari posisi keempat saat sprint MotoGP India di Sirkuit Buddh, Uttar Pradesh, India, 23 September 2023. Tampak mengikuti di belakang adalah Brad Binder, Fabio Quartararo, Marco Bezzecchi, dan Jack Miller.

BOLASPORT.COM - Upaya menyeimbangkan level kompetisi dengan pemberian konsesi bagi Honda dan Yamaha masih buntu setelah KTM dan Aprilia meminta lebih dengan pembatasan khusus bagi Ducati yang mendominasi.

Sejak dilempar ke publik setelah balapan MotoGP Belanda pada akhir Juni lalu oleh Direktur Olahraga Dorna Sports yaitu Carlos Ezpeleta, pemberian konsesi khusus kepada pabrikan Jepang masih sekadar wacana.

Sebabnya, masih belum ditemukan kesepakatan mutlak antara lima pabrikan yang tergabung dalam MSMA (Asosiasi Pabrikan Balap Motor).

Salah satu alasan yang sulit dibantah adalah fakta bahwa Honda dan Yamaha tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan konsesi menurut peraturan yang berlaku.

Untuk turun kasta menjadi pabrikan konsesi, pabrikan harus melalui satu musim penuh tanpa sekali pun finis tiga besar.

Adapun Yamaha musim ini sudah tiga kali mengalaminya melalui Fabio Quartararo. Honda? Cuma dua, tetapi salah satu di antaranya adalah kemenangan Alex Rins pada MotoGP Americas.

Dua pabrikan Eropa yaitu Aprilia dan KTM yang tadinya terlihat unggul juga berada dalam situasi yang tidak lebih baik dalam beberapa seri terakhir.

Dalam tujuh balapan setelah kemenangan terakhir oleh pembalap non-Ducati pada GP Catalunya, Yamaha justru paling sering finis tiga besar walau jumlahnya cuma dua.

Sementara itu, KTM, Aprilia, dan Honda terseok-seok dengan hanya sekali melihat pembalap mereka nangkring di tangga podium setelah balapan utama.

Baca Juga: Sistem Konsesi Baru Ditentang Kubu Eropa? Bos Dorna Cuek dan Cari Jalan Pintas untuk Selamatkan Yamaha dan Honda

"Kalau Yamaha butuh konsesi, KTM dan Aprilia harus mendapatkan beberapa bagian juga," pinta Direktur Motorsports KTM, Pit Beirer, seperti dilansir BolaSport.com dari Speedweek.

"Itu karena Yamaha telah mengalahkan kami sebanyak tiga kali dalam enam balapan terakhir dengan Fabio," imbuhnya.

Sorotan kini bergeser menjadi bagaimana caranya membatasi pergerakan Ducati yang terlalu dominan di MotoGP saat ini.

Selain tak pernah gagal finis tiga besar, Ducati memborong 15 kemenangan dari 18 balapan yang sudah berjalan melalui lima pembalap berbeda.

Kemenangan terkini Enea Bastianini pada balapan terakhir di Sepang juga membuat kedelapan rider motor Desmosedici GP, baik pabrikan maupun tidak, pernah merasakan podium musim ini.

Tiga pembalap teratas di klasemen sementara MotoGP 2023 juga semuanya Ducati. Jika ditarik lebih jauh ke zona delapan teratas, cuma ada tiga perwakilan dari pabrikan lainnya.

KLASEMEN KONSTRUKTOR MOTOGP 2023
POS PABRIKAN POIN JARAK MENANG PODIUM
1 Ducati (juara) 626   15 18
2 KTM 334 -292 0 4
3 Aprilia 292 -42 2 5
4 Yamaha 176 -116 0 3
5 Honda 169 -7 1 2
           

CEO Aprilia, Massimo Rivola, lalu melontarkan ide lain untuk membatasi jumlah tim pelanggan dari setiap pabrikan dibatasi menjadi dua.

Keuntungan dalam jumlah pembalap membuat Ducati juga memimpin dalam urusan koleksi data.

Data yang melimpah telah mempermudah Ducati dalam menemukan setelan optimal untuk lomba sehingga tak terpengaruh dengan pengurangan jumlah sesi latihan bebas pada musim ini.

Masalahnya, di satu sisi Ducati juga memberikan pelayanan lebih, termasuk dukungan teknisi di lintasan sehingga lebih dipilih oleh tim-tim independen.

Selain itu pabrikan hanya mendapatkan kompensasi sebesar 3 juta euro (50 miliar rupiah) hanya untuk 1 tim satelit saja dari Dorna sehingga Ducati pada dasarnya tetap mengandalkan negosiasi bisnis sepenuhnya dengan 2 tim pelanggan lainnya.

Keluhan Aprilia soal pembatasan jumlah tim pelanggan ini pada akhirnya disekakmat oleh General Director Ducati, Gigi Dall'Igna. Menurutnya yang terpenting tetap kualitas dan bukan kuantitas.

"Aprilia tidak punya tim pelanggan pada 2022 tetapi mereka bersaing untuk gelar juara dalam waktu yang lama," timpa Dall'Igna.

"Pada 2023, mereka menurunkan satu tim pelanggan untuk pertama kali, tetapi kita tidak bisa bilang bahwa mereka telah menjadi lebih kuat sebagai hasilnya."

Niat mengucilkan Ducati dengan pembatasan aturan juga kurang disukai oleh CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta.

Ezpeleta menunjuk bahwa, bagaimanapun Ducati tetap harus mendapat kredit karena berhasil menciptakan inovasi tanpa melangkahi regulasi.

"Saya tidak bisa bilang ke Ducati, 'Maaf, kalian terlalu bagus jadi kami harus sedikit menahan kalian'," ujar Ezpeleta.

"Di Formula 1, Red Bull tidak diperlambat, demikian juga Mercedes tidak mengalami pembatasan buatan selama bertahun-tahun (mendominasi)."

Jalan tengah akhirnya coba diambil. Kabarnya, Ducati hanya akan dibatasi dalam aspek pengujian saja di mana salah satunya adalah pengurangan jatah ban untuk tes.

Selain itu ada rencana pengurangan jatah wildcard bagi Ducati karena memiliki terlalu banyak pembalap di lintasan.

Pembatasan ban dan jatah tes juga bisa berdampak ke pabrikan lainnya mengikuti perbandingan poin pada akhir musim.

Sebenarnya ada usulan lain untuk mengurangi juga jatah ban bagi pembalap saat akhir pekan lomba bagi Ducati tetapi saran ini dinilai membawa risiko lain.

Masih menurut Speedweek, karena kesepakatan mutlak dari seluruh pabrikan sulit terpenuhi, mereka harus menurunkan posisi demi menemukan kompromi.

Regulasi teknis MotoGP sejatinya berlaku sampai akhir siklus lima tahunan pada 2026 mendatang.

Keuntungan yang Dijanjikan ke Honda dan Yamaha untuk Status Konsesi Baru

1. Bebas mengembangkan mesin saat musim berjalan

2. Lebih banyak jatah mesin per pembalap untuk semusim

3. Bisa memilih empat sirkuit pengujian, lebih banyak satu sirkuit daripada pabrikan lainnya

4. Penambahan jatah pemutakhiran aerodinamika per pembalap dari satu menjadi dua

5. Potensi penambahan jumlah tes bagi pembalap reguler

Rencana Pembatasan bagi Ducati

1. Jatah wildcard dikurangi dari enam per tahun menjadi dua atau tidak ada sama sekali

2. Jatah ban untuk pengujian dikurangi dari 170 pasang menjadi 140 pasang per musim

Baca Juga: Veda Ega Pratama, Si Semut dari Wonosari yang Cetak Sejarah di Asia Talent Cup dan Jalan Panjang Menuju MotoGP


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
37
94
2
Barcelona
37
82
3
Girona
37
78
4
Atlético Madrid
37
73
5
Athletic Club
37
65
6
Real Sociedad
37
60
7
Real Betis
37
56
8
Villarreal
37
52
9
Valencia
37
48
10
Alavés
37
45
Klub
D
P
1
Inter
37
93
2
Milan
37
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
36
66
6
Roma
37
63
7
Lazio
37
60
8
Fiorentina
36
54
9
Torino
37
53
10
Napoli
37
52
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X