Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Karier Terbalik Witan Sulaeman

By Najmul Ula - Kamis, 30 November 2023 | 16:30 WIB
Pemain Persija Jakarta, Witan Sulaeman, saat hadir dalam sesi jumpa pers di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/10/2023).
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Pemain Persija Jakarta, Witan Sulaeman, saat hadir dalam sesi jumpa pers di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/10/2023).

BOLASPORT.COM - Ini bukan kisah pemain yang mendaki karier dari klub kecil, dipinang klub besar, lalu meraih sukses di klub luar negeri. Melainkan sebaliknya. 

Pernah lihat meme karier terbalik Xherdan Shaqiri? Winger Swiss itu mengawali karier di level tertinggi bergelimang trofi di Bayern, lalu bergabung Inter Milan yang kesusahan, dan akhirnya menuju klub papan tengah Liga Inggris Stoke City.

(Tidak menghitung klub pertama Basel dan masa menjadi pelapis berguna di Liverpool).

Apa yang terjadi pada karier Shaqiri, terjadi pula pada Witan Sulaeman.

***

Witan Sulaeman adalah fenomena tak umum (dari kacamata sepak bola dunia) yang uniknya lazim ditemui di sepak bola Indonesia.

Di Eropa, seorang wonderkid bakal "dimakan" klub besar jika punya statistik menjanjikan di kompetisi reguler bersama klub.

Di Indonesia tidak begitu. Witan, sebagaimana Egy Maulana Vikri dan Bagus Kahfi, meraih kesuksesan di sepak bola junior bukan bersama klub.

Witan ditarik dari PPLP Ragunan oleh Indra Sjafri ke timnas Indonesia U-19. Untuk seorang pemain 16 tahun, pikirannya punya fantasi yang membuat pemain lebih tua hanya bisa mematung.

Saat Radnik Surdulica dari Serbia merekrut dia pada 2020, itu bukan karena dia punya statistik menyilaukan selama beberapa musim di klub.

Dilansir dari Transfermarkt, ia punya catatan 34 pertandingan bersama timnas U-19 Indonesia. Dalam rentang usia yang sama, ia hanya mengecap segelintir pertandingan bersama PSIM Yogyakarta di Liga 2 sebelum berangkat ke Eropa.

Itu bukan persiapan yang memadai guna menghadapi belantara Eropa. Periodisasi pertandingan timnas Indonesia berbeda dengan klub.

Witan pun tak bisa langsung bersaing di Liga Serbia. Selama dua musim, ia hanya punya lima penampilan.

Praktis selama persiapan Piala Dunia U-20 2021 (yang kemudian dibatalkan akibat pandemi), ia tak berkembang di klub karena lebih banyak dipanggil pemusatan tim nasional.

Saat hijrah ke Lechia Gdansk pada musim panas 2021, ia masih saja dipanggil timnas U-22 Indonesia dan tak punya waktu untuk klub.

Periode terbaiknya di Eropa adalah pada paruh musim kedua 2021/2022 saat tak ada agenda timnas Indonesia, kala ia mencetak empat gol dan satu assist dalam 12 pertandingan (walaupun bulan terakhir musim itu ditutup dengan partisipasi di SEA Games).

Usia Witan yang semakin dewasa membuat PSSI tak lagi leluasa memanggil ke timnas Indonesia. Hal itu menguntungkan sang pemain dengan klubnya.

AS Trencin melihatnya sebagai wonderkid potensial saat dibobol sang Baby Shark kala membela FK Senica.

Pada paruh musim pertama 2022/2023 bersama klub kedua di Slovakia, pemain asal Palu itu mencatatkan empat gol dan satu assist dalam 14 pertandingan.

Sayangnya, periode produktif ini ditutup dengan godaan dari Persija Jakarta pada Januari.

Ia yang sudah menikahi Rismahani pulang kampung saat belum mencapai puncak di Eropa. Tawaran menggiurkan dari Indonesia terlalu menyilaukan untuk ditolak.

Satu langkah mundur.

***

Bersama Persija Jakarta asuhan Thomas Doll, Witan menghadapi tantangan internal dan eksternal.

Sisi internalnya yaitu dirinya mengidap krisis kepercayaan diri setelah performa buruk bersama timnas Indonesia senior.

Witan pada periode ini masih menjadi andalan Shin Tae-yong sebagai starter sampai Piala AFF 2022.

Sayang, ia mengkhianati performa bagusnya saat melawan Thailand di fase grup dengan finishing jelek saat berjumpa gawang kosong.

Sejak saat itu, sentuhan Witan bukan lagi seperti seorang bocah yang bahagia dengan bola di kakinya.

Sisi eksternalnya, Persija bersama Thomas Doll punya formasi dan sistem yang tak menguntungkan Witan, kecuali dengan adaptasi dan pembelajaran yang lama.

Paruh musim kedua Liga 1 2022/2023 dihabiskan dengan bermain di bawah standar, bahkan dengan intensitas yang lebih rendah dari pemain biasa saja negeri ini.

Tak pernah tampil penuh, tak ada kontribusi assist atau gol hingga tiga pekan terakhir.

Bahkan saat timnas U-23 Indonesia berpesta di SEA Games 2023, Witan bukan pemain yang menonjol di tim asuhan Indra Sjafri.

Ada kesan bahwa karier sang Baby Shark mengalami regresi, pengalaman di Eropa justru membuat eks wonderkid menyepelekan Liga 1.

Enam bulan berikutnya di Liga 1 2023/24, ia masih disibukkan dengan meraba-raba posisi terbaik di sistem Thomas Doll.

Sempat menjadi left wing-back, bahkan produktif dengan empat assist, tetapi lini belakang Persija terlalu banyak bongkar pasang pemain untuk ditinggali (karena cedera, sanksi, hingga seorang masuk polisi).

Setelah mengikuti pramusim pertama bersama pelatih Jerman itu, Witan seharusnya mengeluarkan performa terbaik.

Sayangnya itu tak terjadi hingga pekan ke-17, saat ia menemukan tempat terbaik di lini terdepan tim.

Thomas Doll melihat timnya tak bisa mengandalkan Riko Simanjuntak sebagai rekan duet Ryo Matsumura, dan berpaling pada Witan.

Persija memang harus memainkan duet penyerang palsu sebagai goal-getter karena Marko Simic sudah berkarat sementara pihak manajemen gagal merekrut pemain asing keenam.

Ryo-Riko sempat jadi opsi darurat, tapi tak benar-benar meyakinkan. Saat akhirnya Witan diduetkan dengan Ryo pada pekan ke-18, The Jakmania membayangkan apa jadinya jika pasangan ini bermain sejak awal musim.

Witan menjelma menjadi pemain fantastis seperti sedia kala. Bermain pertama kali sebagai striker palsu di pulau sendiri (BJ Habibie di Parepare hanya berjarak satu provinsi dari Palu), ia bangun dari tidurnya.

Body shape-nya selalu tepat, sentuhannya kembali, finishing mautnya muncul lagi. Dua golnya membuat Persija menang pertama kali sejak lima pertandingan.

Duet Ryo-Witan dipertahankan untuk laga berikutnya melawan Persikabo 1973. Hasilnya, satu gol, satu assist, dan satu pre-assist bisa dilesakkan Witan.

Andai bulan madu yang tertunda ini bisa diperpanjang hingga selamanya.

***
Realitanya, dua penampilan gacor di lini depan itu menjadi dua laga terakhir Witan untuk Persija (setidaknya pada musim ini).

Manajemen Persija menerima klausul peminjaman dari Bhayangkara FC yang berada di dasar klasemen. Langkah mundur lagi.

Melihat unggahan sang istri, tampak Witan sejatinya tak mengharapkan perpindahan ini.

Ada pula screenshoot bantahan akun Witan di lini komentar unggahan ketua umum The Jakmania Diky Soemarno yang menyatakan ia pindah karena kemauan sendiri.

Dari megahnya Eropa, pulang ke klub besar Liga 1, dan kini di tim juru kunci. Bukan karier yang patut dicontoh generasi berikutnya.

Untungnya, klub anyar Witan mencoba membangun skuad mumpuni di bursa transfer tengah musim, termasuk pemain sekaliber Radja Nainggolan.

Jika melihat Teerasil Dangda yang pada masa mudanya ditolak klub Eropa dan bisa membangun karier di negeri sendiri untuk memenangi kepindahan ke Jepang, apakah Bhayangkara FC bisa menyediakan ruang yang tepat bagi Witan untuk meniru skenario itu?


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
37
94
2
Barcelona
37
82
3
Girona
37
78
4
Atlético Madrid
37
73
5
Athletic Club
37
65
6
Real Sociedad
37
60
7
Real Betis
37
56
8
Villarreal
37
52
9
Valencia
37
48
10
Alavés
37
45
Klub
D
P
1
Inter
37
93
2
Milan
37
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
36
66
6
Roma
37
63
7
Lazio
37
60
8
Fiorentina
36
54
9
Torino
37
53
10
Napoli
37
52
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X