Memasuki gim kedua, Ginting bak mengamuk. Tampil dengan lebih sabar tetapi tetap garang, ia berhasil meraup angka beruntun sampai unggul 7-0.
Giliran Naraoka sendiri yang tampak kesulitan mengendalikan laju angin di sisi lapangan yang sebelumnya ditempati Ginting. Semua pukulannya serba salah. Pertahanannya pun mudah ditembus Ginting.
Teriakan-teriakan dukungan publik Hangzhou, China kepada Ginting seolah makin membuat tunggal putra unggulan dua itu tampil ganas.
"Jinting jiayou, Jinting jiayou!" terus bergema di sana demi menyemangati Ginting yang mulai lengah dan terkunci di angka 8 sampai nyaris dikejar 5-8.
Seruan publik Negeri Tirai Bambu itu tidak sia-sia setelah servis lob Naraoka langsung disambar keras oleh Ginting dengan smes yang mengarah ke badan. Ginting akhirnya menambah keunggulan 9-5 sampai interval 11-5.
Berkali-kali Naraoka mulai cemas dan melihat ke arah pelatihnya, Yosuke Nakanishi, setelah kesulitan membaca arah serangan Ginting yang semakin unggul 13-5.
Diuntungkan dengan unforced error yang membanjiri raket Naraoka, Ginting berhasil unggul jauh 18-9. Memasuki poin krusial ini, Ginting lebih siap meladeni tempo cepat lawan dan meraih game point 20-10.
Tidak disia-siakan, kesempatan itu langsung dimanfaatkan Ginting setelah pengembalian lawan melebar dan membuat ia berhasil mengamankan gim kedua dengan 21-10.
Setelah balas-balasan dengan skor telak, pada gim ketiga, sisi lapangan Ginting kembali jadi yang terlemah. Ia kesulitan menyerang dan tertinggal jauh 3-7.
Berada di sisi lapangan yang sulit untuk mengontrol angin benar-benar membuat Ginting dalam posisi tak enak, ia masih ketinggalan 5-9.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar