Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

'Motor Apa Itu', Kesaksian Menyedihkan Valentino Rossi Lihat Motor Yamaha Pertama Kali

By Wahid Fahrur Annas - Minggu, 31 Desember 2023 | 18:00 WIB
Valentino Rossi berpose dengan motor Yamaha-nya untuk musim kompetisi MotoGP 2004.
KOMPAS.COM
Valentino Rossi berpose dengan motor Yamaha-nya untuk musim kompetisi MotoGP 2004.

BOLASPORT.COM - Legenda balap MotoGP, Valentino Rossi, memberikan kesaksian terkait pengalaman pertamanya bergabung dengan Yamaha pada musim 2004.

Perpindahan legenda MotoGP ini dari Honda ke Yamaha pada tahun 2004 merupakan salah satu perpindahan pembalap terbesar sepanjang masa.

Meskipun pada akhirnya Rossi menjadi ikon tim garpu tala selama berkarier di MotoGP.

Namun. pada saat itu banyak orang yang menaruh curiga karena ia menukar motor peraih gelar juara yakni Honda dengan motor yang tidak kompetitif yaitu Yamaha.

Saat itu, Honda tidak memberikan izin Valentino Rossi untuk menguji motor Yamaha-nya pada tes pascamusim MotoGP 2003.

Kondisii itu membuat ekspektasi semakin tinggi saat Rossi akhirnya bisa mengendarai motor barunya.

Baca Juga: Karena Marc Marquez, Ada Persaingan Neraka di Ducati pada MotoGP 2024

Tangan kanan Valentino Rossi, Uccio Salucchi kemudian mengungkapkan obrolan antara keduanya saat pertama kali melihat motor Yamaha untuk pertama kali pada tahun 2003.

"Saya ingat pertama kali kami melihat Yamaha dari dekat pada malam di Donington, Inggris tahun 2003 ketika mereka membiarkan pintu garasi terbuka di tengah malam," kata tangan kanan Rossi, Uccio Salucci, kepada Sky Sports.

"Vale dan saya meninggalkan motorhome seperti dua agen rahasia: kaus hitam, hati-hati!"

"Saat kami membuka pintu, ada semua bos Yamaha di dalamnya. Davide Brivio, Masahiko Nakashima dan motor Carlos Checa ada di sana," ujarnya.

Namun alangkah terkejutnya mereka berdua saat melihat motor buatan pabrikan garpu tala itu.

Uccio mengatakan bahwa Rossi sampai tidak bisa berkata-kata karena ia akan mengendarai motor yang sangat jelek.

"Ketika saya melihatnya, saya tidak bisa berkata-kata, tetapi karena itu adalah motor yang sangat jelek, dibuat dengan buruk, penuh dengan kabel-kabel yang berserakan, sangat kasar," ujar Salucci.

"Kami, di sisi lain, terbiasa melihat Honda setiap hari, yang justru merupakan mahakarya teknologi."

"Saya ingat Vale menatap saya dan berekspresi seperti mengatakan 'sial... kamu sudah lihat motor apa itu?" ujar Uccio menirukan ucapan Rossi saat itu.

"Dan saya menundukkan kepala seolah-olah mengatakan kami akan membicarakannya nanti," ucap Uccio yang bersikap seakan baik-baik saja.

"Saat kami memasuki motor, ia (Rossi) berkata kepada saya: 'Gawat Uccio, sepertinya sudah ketinggalan 10 tahun dari motor kita'," ucap Uccio.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa itu tidak ada bedanya, semua yang lain membuat perbedaan dan bahwa motor akan berkembang dengan cepat dengan orang-orang seperti dia, Brivio dan Masao Furuzawa."

"Saya mempertahankan posisi saya juga karena sekarang... Ketika saya mengingat kembali hal-hal ini, karena sesekali hal ini terjadi pada saya."

"Saya berpikir bahwa kami masih muda! Kami masih berusia 24 tahun... kami sangat tangguh saat itu," ujarnya.

Meski memiliki perasaan yang buruk pada perkenalan pertama bersama Yamaha.

Rossi berhasil memenangkan balapan pertamanya dengan Yamaha dan meraih gelar juara pada tahun 2004, memenangkan gelar berturut-turut dengan dua pabrikan yang berbeda.

Kepindahannya ke Yamaha, dan keputusannya untuk keluar dari Honda meskipun telah memenangkan gelar justru mematahkan semua keraguan pada saat itu.

"Ketika tahun 2004 kami pindah ke Yamaha, ada naluri yang luar biasa, jika kami mengikuti logika, kami tidak akan pindah ke sana," aku Uccio.

"Mengapa meninggalkan motor pemenang seperti Honda untuk pergi dengan motor yang tidak menang seperti Yamaha? Pada saat itu itu gila."

Baca Juga: Prediksi Panas Akhir Tahun 2023: Marc Marquez Bisa Bikin Ducati Sia-siakan Investasi Bocah Ajaib, 1 Talenta Sudah Setengah Menyerah

"Saat itu kami sudah tidak bahagia lagi dan kami memutuskan untuk pergi, tapi dengan sangat terbuka."

"Seperti kami, ceria, ekspansif, ceria, kami tidak merasa nyaman dan kami pergi."

"Kami membicarakannya beberapa waktu lalu saat liburan, ketika kami menghabiskan beberapa hari bersama."

"Dan dia  (Rossi) mengatakan kepada saya: 'Hanya dua orang bodoh seperti Anda dan saya yang bisa meninggalkan Honda untuk pergi ke Yamaha'."

"Kami masih memikirkannya sesekali."

Pemahaman Salucci yang mendalam tentang jiwa temannya adalah alasan utama mengapa ia memutuskan untuk keluar dari Honda demi sebuah tantangan baru.

"Pada saat itu saya mendorong seperti binatang buas untuk pergi ke Yamaha, karena saya tahu bahwa jika Vale tidak bersenang-senang lagi, maka masalah besar akan muncul," katanya.

"Dalam artian, seperti di Afrika Selatan saat kami kalah dari Ukawa, kami mulai tidak memiliki perasaan yang tepat, konsentrasi, pendekatan yang tepat. "Dan jika Anda tiba di balapan seperti ini, bahkan jika Anda adalah yang terkuat, yang lain akan mengalahkan Anda.

"Kami mengambil jalan itu di sana: kami melaju lebih lambat dan kami tidak lagi memiliki keinginan besar untuk pergi ke balapan.

"Jadi sudah waktunya untuk mengubah pemandangan dan saya harus mengatakan bahwa Davide Brivio, bersama dengan Lin Jarvis dan Furuzawua, melakukan pekerjaan yang sempurna, tetapi tidak ngotot."

"Saya bisa mengatakan pekerjaan yang elegan untuk meyakinkan dan kemudian berjalan dengan baik," imbuh Uccio.

"Untungnya kami benar untuk mengubah sudut pandang," pungkasnya.

 


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
37
94
2
Barcelona
37
82
3
Girona
37
78
4
Atlético Madrid
37
73
5
Athletic Club
37
65
6
Real Sociedad
37
60
7
Real Betis
37
56
8
Villarreal
37
52
9
Valencia
37
48
10
Alavés
37
45
Klub
D
P
1
Inter
37
93
2
Milan
37
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
36
66
6
Roma
37
63
7
Lazio
37
60
8
Fiorentina
36
54
9
Torino
37
53
10
Napoli
37
52
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X