Bek legendaris Setan Merah, Garya Neville, mengidentifikasi masalah ini.
Eks pelatih Valencia itu tak habis pikir dengan cara bermain trio gelandang United yang menurutnya sangat buruk dan di luar logika.
"Lihat di mana Mainoo berada, dia unggul soal lemparan ke dalam,” kata Neville seperti dikutip BolaSport.com dari Manchester Evening News.
“Untuk pemain lini tengah saya selalu berpikir, dan Bruno Fernandes, dia harus berlari ke belakang."
“Lupakan tentang itu (sistem man-marking), lupakan Mac Allister, jangan mendahului bola. Anda selalu bisa melakukannya."
"Dia bergerak ke atas sekarang, itu di luar nalar dan itu adalah dasar permainan."
"Bahkan dia berlari melintasi lapangan, dia tidak perlu melakukannya. (Alejandro) Garnacho dan (Rasmus) Hojlund bisa mengatasinya."
"Lihatlah ruang di belakangnya, ruang di samping Casemiro. Mac Allister memasuki celah tersebut."
"Lihatlah ke mana Casemiro dan Mainoo pergi, ini membuka ruang. Sejujurnya, itu merupakan hal mendasar. Dasar mutlak. Sangat mudah untuk bermain melawan lini tengah Manchester United."
"Ini hal paling aneh dan ganjil. Jika Anda menonton sepak bola atau pernah bermain di lini tengah atau posisi apa pun di lapangan, Anda pasti tahu bahwa ini hal-hal yang Anda pelajari saat berusia 12 tahun," pungkas Neville.
Masuk babak kedua, Man United mengalami perbaikan.
Tim tuan rumah berhasil membalikkan keadaan berkat gol Fernandes dan Mainoo.
Namun, harapan The Red Devils untuk merebut tiga poin harus buyar akibat gol penalti Mohamed Salah pada menit ke-84.
| Editor | : | Ade Jayadireja |
| Sumber | : | Manchester Evening News |
Komentar