Kebobolan Dua Kali Lipat, AC Milan Sebaiknya Tinggalkan Formasi 3-5-2

By Dwi Widijatmiko - Rabu, 18 Oktober 2017 | 16:20 WIB
Pelatih AC Milan, Vincenzo Montella (kanan), memberikan instruksi kepada pemain dalam partai Liga Italia lawan Udinese di San Siro, Milan, 17 September 2017. (MIGUEL MEDINA / AFP)

BOLASPORT.COM – AC Milan sedang mengalami momen buruk. Dalam tiga partai terakhir di Serie A, I Rossoneri selalu kalah.

Terakhir, Minggu (15/10/2017) di Giuseppe Meazza, Milan, Setan Merah takluk 2-3 dari rival sekotanya, Inter Milan.

Berambisi lolos ke Liga Champions musim depan, AC Milan kini berada di peringkat 10 Serie A 2017-2018.

Mereka sudah defisit tujuh poin dari zona Liga Champions.

Salah satu hal yang disorot dari kemunduran AC Milan saat ini adalah pertahanan mereka.

Sudah kebobolan 13 gol di Serie A, Rossoneri merupakan salah satu dari dua pemilik pertahanan terburuk di antara tim top-half klasemen. Tim yang lain adalah Torino.

Yang menarik, pertahanan AC Milan sebetulnya sempat baik-baik saja. 

(Baca Juga: Mauro Icardi, Pembunuh Berdarah Dingin)

Tim asuhan Vincenzo Montella hanya kebobolan satu gol dalam enam pertandingan pertama di semua ajang. Saat itu AC Milan masih menggunakan formasi 4-3-3.

Semuanya berubah setelah Vincenzo Montella rutin memakai sistem 3-5-2 sejak pertengahan September.

Pola 3-5-2 dipilih untuk mengakomodasi rekrutan termahal mereka, Leonardo Bonucci.

Ketika masih di Juventus, Bonucci memang terbiasa mentas dengan 3-5-2.

Tapi, pertahanan AC Milan malah jadi lebih sering bobol dengan formasi 3-5-2.

Dalam empat penampilan terakhir di semua kompetisi, gawang Il Diavolo kemasukan sembilan gol!

Total ketika memakai 3-5-2, AC Milan kebobolan 11 gol dalam delapan partai. Dari delapan partai itu, mereka hanya meraih hasil clean sheet dalam dua pertandingan.

(Baca Juga: Isi Curhat Philippe Coutinho soal Peran Jose Mourinho dalam Kariernya)

Partai-partai di mana AC Milan memakai 3-5-2 adalah: vs Shkendija 1-0, Austria Wien 5-1, Udinese 2-1, SPAL 2-0, Sampdoria 0-2, Rijeka 3-2, AS Roma 0-2, dan Inter Milan 2-3.

Sebaliknya saat menggunakan 4-3-3, AC Milan hanya kebobolan lima gol dalam enam penampilan.

Dari enam partai itu, empat dilalui Setan Merah tanpa menderita gol.

Partai-partai di mana AC Milan memakai 4-3-3 adalah: vs CSU Craiova 1-0, 2-0, Shkendija 6-0, Crotone 3-0, Cagliari 2-1, dan Lazio 1-4.

Jika dihitung angka rata-ratanya, AC Milan hanya menderita 0,8 gol dalam setiap partai saat memakai 4-3-3.

Ketika menggunakan 3-5-2, angkanya menjadi 1,4 gol per partai.


Reaksi pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, dalam partai Liga Italia lawan SPAL di Stadion San Siro, Milan, 20 September 2017.(MARCO BERTORELLO/AFP)

Artinya, saat memakai pola 3-5-2, angka kebobolan AC Milan jadi sekitar dua kali lipat lebih banyak ketimbang waktu menggunakan 4-3-3.

Mengingat nasibnya dikabarkan tergantung hasil tiga partai Serie A ke depan, Vincenzo Montella mungkin perlu mempertimbangkan kembali ke 4-3-3.