Sejarah Hari Ini - Tembakan Flare Fan AS Roma Tewaskan Seorang Laziale

By Dimas Wahyu Indrajaya - Minggu, 28 Oktober 2018 | 04:33 WIB
Mural fan Lazio, Vincenzo Paparelli, terpampang di tembok taman Paparelli yang terletak di Montespaccato, kota Roma. (TWITTER.COM)

Laga derby Roma yang panas pada tahun 1979 menjadi hari kelam bagi fan Lazio, Vincenzo Paparelli.

Pada 2 September 2017 seorang pendukung timnas Indonesia bernama Catur Yuliantono tewas saat menonton pertandingan melawan Fiji di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Tewasnya pria yang tewas di usia 32 tahun itu diakibatkan kecerobohan suporter Indonesia lain yang menyulut petasan di stadion.

Petasan, flare, kembang api, atau bahkan rokok, memang tak seharusnya diperbolehkan dibawa penonton masuk ke dalam stadion sepak bola.

Hal itu terkandung dalam regulasi keselamatan menonton di stadion yang dikeluarkan FIFA, alasannya karena barang-barang tersebut akan mengganggu jalannya pertandingan dan bisa saja memakan korban.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Mengenang Giorgio Chinaglia, Simbol Lazio yang Disangka Santo oleh Putri Donald Trump)

Dalam kaitannya dalam pelanggaran membawa perangkat api ke dalam stadion yang bisa memakan korban, tewasnya Catur Yuliantoro karena benda tersebut bukanlah yang pertama.

Insiden seperti itu sudah pernah terjadi pada 28 Oktober 1979 di laga Liga Italia Serie A, antara AS Roma versus Lazio.

Dalam pertandingan bertajuk Derby della Capitale yang berakhir imbang 1-1, suporter Lazio bernama Vincenzo Paparelli menjadi korban.

Dikutip BolaSport.com dari berbagai sumber termasuk buku Two Left Feet, Paparelli saat itu tewas di usia 33 tahun karena tembakan flare dari suporter fanatik (ultras) AS Roma, Giovanni Fiorillo.

Sebelum dinyatakan tewas, kala itu pria 33 tahun tersebut sedang asyik menonton pertandingan di curva nord sambil memakan sandwich bersama istrinya, Wanda.

Paparelli, yang merupakan suporter biasa, mendapat tempat di area menonton ultras Lazio dari kakaknya yang tak bisa hadir.

Nahas bagi Paparelli karena di hari itu menjadi hari terakhirnya menonton pertandingan Lazio.

Baca Juga:

Tiba-tiba tembakan flare dari curva sud, yang merupakan tribune ultras Roma, mengarah tepat padanya dan mengenai mata kirinya, melihat hal itu Wanda pun berusaha mematikan api yang membakar mata suaminya.

"Kau tak boleh meninggal Vincenzo, kau tak bisa meninggalkanku di sini sendirian! Kita punya dua anak," kata Wanda yang memohon pada Paparelli untuk bertahan.

Dokter yang kemudian datang tidak sanggup menolong Paparelli karena sudah tidak bernyawa.

Stadion Olimpico pun ricuh karena tembakan flare Fiorillo menelan korban.

Fiorillo mengira tembakan yang ia sulut hanyalah kembang api biasa dan bukanlah flare.

Remaja 18 tahun yang berprofesi sebagai pelukis itu kemudian menghilang menjadi buronan polisi.

Dikabarkan Fiorillo kabur ke Swiss dan selama pelariannya ia sering menelepon kakak Paparelli untuk meminta permohonan maaf, ia mengaku tak bermaksud membunuh.

Dua tahun atau 14 bulan setelah kejadian, Fiorillo kemudian kembali ke Italia untuk menyerahkan diri.

(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Si Hantu Belanda Cetak Gol Tercepat Liga Champions)

Pada 1987, delapan tahun pasca wafatnya Paparelli, Fiorillo divonis hukuman penjara selama 6 tahun 10 bulan karena kesalahannya itu.

Fiorillo kemudian meninggal pada 1993 karena pengaruh obat-obatan terlarang dan penyakit.

Sebelum meninggal ia menulis surat pada keluarga Paparelli untuk kembali meminta permohonan maaf.


Fan klub Liga Italia Serie A, Lazio, membentangkan potret dan spanduk untuk mengenang Vincenzo Paparelli dalam pertandingan melawan Benevento pada 29 Oktober 2017 di Stadion Ciro Vigorito. Vincenzo Paparelli merupakan fan Lazio yang meninggal karena flare pada tahun 1979 di laga derby melawan AS Roma.(CARLO HERMANN / AFP)

Insiden flare yang merenggut Paparelli pada 28 Oktober menjadi hari berkabung bagi fan Lazio atau Laziale setiap tahunnya.

Walau sayang, kubu fanatik Roma beberapa kali terlihat tidak menaruh respek pada kematian Paparelli dengan membentangkan spanduk berisikan namanya untuk memprovokasi fan Lazio.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Tim lawan wajib hati-hati pada babak kedua saat lawan @arsenal nih! Bisakah The Gunners juara Liga Inggris musim ini? #arsenal

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on