Mesut Oezil soal Rasialisme di Jerman: Apa Bedanya Saya dengan Klose dan Podolski?

By Beri Bagja - Senin, 23 Juli 2018 | 15:22 WIB
Dua pemain Timnas Jerman, Timo Werner (kedua dari kiri) dan Mesut Oezil (tengah), serius mempersiapkan diri dalam latihan perdana menjelang Piala Dunia 2018 di Pusat Olahraga CSKA di Vatutinki, Moskow, Rabu (13/6/2018). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA)

Mesut Oezil memutuskan pensiun dari timnas Jerman setelah merasakan tekanan isu rasialisme dari petinggi Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) dan sejumlah pihak lain, termasuk suporter mereka.

Dalam pernyataan tertulis via Twitter pada Minggu (22/7/2018), Mesut Oezil mencurahkan keputusan itu dalam 2.320 kata yang terdiri atas tiga bagian.

Gelandang serang Arsenal tersebut menyerang Presiden DFB, Reinhard Grindel, dan sejumlah pihak lain yang dinilai melakukan diskriminasi rasial terhadapnya.

Oezil merasa mendapatkan standar ganda karena statusnya sebagai pesepak bola Jerman keturunan Turki.

Turki punya sejarah sebagai negara pengirim imigran yang besar ke wilayah Jerman.

Oezil diserang berbagai kubu setelah pertemuan dia, Ilkay Guendogan, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Mei lalu.

(Baca juga: Duit Bukan Magnet Utama Penarik Pemain Bintang ke Liverpool)

Pertemuan itu dianggap sikap politis Oezil yang memihak Turki sebagai negara leluhurnya.

Situasi diperparah dengan performa buruk Oezil cs saat membela timnas Jerman yang hancur di Piala Dunia 2018.

Dia pun dianggap sebagai kambing hitam hingga mencuatkan kembali asal-usul Oezil yang bukan murni berdarah Jerman.

"Meski membayar pajak di Jerman, menyumbangkan fasilitas buat sekolah Jerman, dan memenangi Piala Dunia 2014 bersama timnas Jerman, saya masih tak diterima di masyarakat. Saya diperlakukan sebagai orang yang berbeda," kata Oezil dalam pernyataannya di Twitter, seperti dikutip BolaSport.com.

Dia mencontohkan tekanan rasialis yang dia terima tak dialami rekannya di timnas Jerman, Lukas Podolski dan Miroslav Klose.

Podolski dan Klose adalah pemain berdarah Jerman-Polandia, tetapi mendapatkan perlakuan berbeda dengan Oezil.


Mesut Oezil (tengah) merayakan gol timnas Jerman ke gawang Argentina bersama Miroslav Klose (kiri) dan Lukas Podolski dalam partai perempat final Piala Dunia 2010 di Cape Town, 3 Juli 2010.(CARL DE SOUZA / AFP)

"Adakah kriteria untuk menjadi orang Jerman sepenuhnya yang tidak cocok dengan saya? Podolski dan Klose tak akan pernah dianggap sebagai pemain Jerman-Polandia, jadi kenapa saya tetap dianggap Jerman-Turki? Apakah karena itu Turki?" katanya lagi.

"Saya lahir dan dididik di Jerman, jadi kenapa orang tak menerima bahwa saya orang Jerman? Perlakuan yang saya terima seperti ini membuat saya tak ingin lagi mengenakan seragam tim nasional," ujarnya dalam bagian ketiga pernyataan tertulis yang menegaskan keputusan pensiun dari pentas sepak bola internasional.

Selama membela timnas senior Jerman sejak 2009, Oezil mengemas 92 penampilan, 23 gol, dan 33 assist.

Dia merupakan bagian penting timnas Jerman saat menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil.