FIFA Awards 2018 - 5 Kejanggalan di Gala Penobatan Pemain Terbaik Dunia

By Taufan Bara Mukti - Selasa, 25 September 2018 | 17:32 WIB
Dari kiri ke kanan: Luka Modric, Didier Deschamps, dan Marta, berpose dengan trofi masing-masing dalam acara penganugerahan The Best FIFA Football Awards di London, 24 September 2018. (BEN STANSALL / AFP)


Ekspresi kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, dalam laga Liga Spanyol kontra Espanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol pada 22 September 2018.(JAVIER SORIANO/AFP)

Keanehan lainnya juga ada di posisi penjaga gawang tim terbaik FIFA Awards 2018.

Thibaut Courtois menjadi kiper terbaik setelah mengalahkan Kasper Schmeichel dan Hugo Lloris.

Namun, kiper anyar Real Madrid itu justru tak muncul di FIFPro XI.

Posisi penjaga gawang di tim terbaik FIFA ditempati oleh kiper Manchester United, David de Gea, yang bahkan tidak masuk dalam daftar tiga kiper terbaik dunia versi federasi sepak bola dunia itu.

5. Indonesia tidak memberi suara dalam voting


Kapten timnas Indonesia, Boaz Solossa, mengejar bola pada laga persahabatan internasional kontra Mauritius di Stadion Wibawa Muklti, Selasa (11/9/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )

Pemilihan pemain dan pelatih terbaik salah satunya didasarkan pada voting dari kapten dan pelatih tim nasional anggota FIFA.

Akan tetapi, tak ada perwakilan timnas Indonesia dalam pemungutan suara tersebut.

Tahun lalu pada FIFA Best Awards 2017, Boaz Solossa dan Luis Milla memberikan suara mereka pada ajang ini.

Tim Negeri Jiran, Malaysia, juga tak memberikan suara pada voting ini.