Indra Sjafri: Saya Tak Pernah Ada Masalah dengan PSSI Maupun Edy Rahmayadi

By Andrew Sihombing - Kamis, 26 April 2018 | 18:13 WIB
Ekspresi pelatih tim nasional U-19 Indonesia, Indra Sjafri, dalam laga persahabatan melawan Thailand di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Minggu (8/10/2017). ( HERKA YANIS/BOLASPORT.COM )

(Baca Juga: Ini 3 Klub Indonesia yang Jadi Juru Kunci di Fase Grup Piala AFC, Bali United Bukan yang Terburuk)

Saya memang mengakui bahwa filosofi serta cara main yang saya kembangkan belum sempurna karena membangun tim bisa memakan waktu 1-2 dekade.

Saya sampaikan pada PSSI bahwa yang saya lakukan belum sempurna.

Sepak bola bukan hanya possession. Tapi, menurut saya, dulu saja pemain kita sudah mampu melakukan possession, artinya kini tinggal tahap kedua bagaimana possession itu lebih progresif.

Apa harapan Anda terhadap suporter sepak bola Indonesia?

Saya sudah dari 2011, paham betul apa yang dirasakan oleh suporter. Bermacam-macam aspirasi dari mereka, tapi intinya cuma agar timnas berprestasi.

Oleh sebab itu, untuk saya pribadi dan untuk tim, saya harapkan betul support dari masyarakat sepak bola. Ini pekerjaan yang sangat berat.
Dukungan moril sangat penting selain support dalam hal lain, termasuk finansial.

Suporter itu untuk saya adalah darah dari sepak bola itu sendiri. Peran suporter sangat penting bagi pemain dan tim.

Oleh sebab itu saya berharap pada suporter dari seluruh Indonesia yang merindukan prestasi, ayo kita bersama-sama membangun Timnas U-19 Indonesia dengan porsi masing-masing.

Selama beberapa waktu terakhir, Anda berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia. Apa yang Anda pelajari soal kondisi sepak bola Indonesia dari kunjungan-kunjungan tersebut?

Ini sudah saya lakukan 3-4 tahun terakhir. Yang dibutuhkan di daerah adalah informasi kepelatihan.

Banyak pelatih berdedikasi yang saya temukan di daerah, tapi tidak punya sertifikasi serta ilmu kepelatihan yang benar-benar baik.

Oleh sebab itu, sudah tepat PSSI memperbanyak pelatih dan meningkatkan kualitas mereka.

Kompetisi saja tidak cukup. Kalau kompetisi semata yang diperhatikan, tanpa perbaikan kualitas yang mengajar atau pelatih, sama saja dengan ujian. Bagaimana mungkin bisa meraih nilai tinggi kalau belajarnya tidak bagus.

Karenanya, pelatih harus diperbanyak dan kualitasnya ditingkatkan.

(Baca Juga: Resmi! Persija Hadapi Wakil Singapura di Semifinal Zona ASEAN Piala AFC 2018)

Yang kedua, kompetisi yang diperbanyak, bukan sekadar event atau turnamen kecil. PSSI sudah melakukan dengan kompetisi di berbagai kelompok usia.

Kalau ini dilakukan secara konsisten dan penuh komitmen, kualitas sepak bola kita akan terangkat.