Wawancara Eksklusif Luis Milla: Evan Dimas, Kebingungan Senior, dan Skuat 95 Persen

By Andrew Sihombing - Kamis, 5 Juli 2018 | 12:55 WIB
Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla (paling kiri), bersama pebulutangkis putri asal Spanyol, Carolina Marin, dalam acara La Liga di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (2/7/2018). (BOLASPORT.COM/DIYA FARIDA)

Seluruh pekerjaan yang dilakukan Luis Milla di Timnas U-23 Indonesia selama 1,5 tahun akan menerima penilaian akhir dalam tempo sebulan ke depan, tepatnya di Asian Games 2018

Sejak awal ditunjuk menukangi timnas pada Januari tahun lalu, eks gelandang Barcelona dan Real Madrid itu dibebani target mencapai semifinal Asian Games 2018.

Keraguan soal beban target itu sebenarnya sudah mengemuka sejak awal dan boleh jadi membesar setelah melihat kiprah Septian David Maulana cs dalam 7 laga internasional Timnas U-23 Indonesia sepanjang 2018. 

Tak heran bila belakangan muncul isu bahwa kontraknya tidak bakal diperpanjang selepas Asian Games. 

(Baca Juga: Rapor Timnas U-23 Indonesia Sepanjang 2018, Luis Milla Masih Mencari-cari?)

Namun, Milla bukan tipe pelatih yang suka berpasrah diri. Lelaki berusia 52 tahun ini bahkan cukup optimistis dengan hasil yang akan diraih tim asuhannya di Asian Games 2018

"Saya ingin para pemain fokus pada turnamen yang akan dihadapi dan bersama-sama mencoba memberikan kesan yang baik buat Indonesia," kata Luis Milla dalam sesi wawancara eksklusif BolaSport.com dan Tabloid BOLA dalam acara La Liga di Gran Melia Hotel, Jakarta, Senin (7/2/2018).

Bagaimana Milla menilai perkembangan tim asuhannya selama ini? Siapa saja pemain senior yang akan dibawanya ke Timnas U-23 Indonesia untuk Asian Games 2018? Berikut isi kepala Milla lewat penerjemahnya, Bayu Eka Sari: 

Mengapa Anda mengubah-ubah komposisi starting XI Timnas U-23 Indonesia dalam laga uji coba sepanjang 2018? Apakah hal ini tidak berisiko mengingat Asian Games tinggal sebulan?

Timnas U-23 Indonesia saat ini lebih kurang sudah punya dasar atau kerangka utama. Bisa dibilang bahwa 95 persen pemain yang datang adalah tim yang akan dibawa ke Asian Games.

Kami beruntung punya waktu panjang karena masa pemusatan latihan biasanya lama dan hal ini bagus buat tim. Kami akan mencoba sampai hari terakhir penyerahan nama supaya bisa seadil mungkin.

Sejauh ini yang sudah jelas akan dibawa adalah para pemain mudanya, sementara yang mungkin masih membingungkan adalah tiga pemain senior.

(Baca Juga: Luis Milla Sudah Pakai 25 Starter, Hanya 2 yang Tak Pernah Absen dari Timnas U-23 Sepanjang 2018)

Posisi mana yang paling krusial ditempati pemain senior untuk Asian Games nanti?

Bicara tim nasional, apa yang penting dari tim yang saya latih? Tak lain dari bagian tengah di tiap posisi. Yang saya maksud adalah tulang punggung tim, mulai dari kiper, bek, pemain tengah, serta striker.

Sebagaimana diketahui bersama, masalah di negara ini adalah penyerang. Kita kekurangan penyerang untuk usia muda.

Bagi saya, kiper juga penting. Untuk itu kami butuh kiper yang berpengalaman. Sangat penting sekali punya pemain berpengalaman yang bisa membimbing di bagian belakang.

Dari belakang, kita naik ke tengah. Menurut saya, kualitas pemain muda untuk lini tengah sudah cukup. Tapi, kalau bicara soal turnamen di mana tiap laga berlangsung 2-3 hari sekali, tim juga butuh pemain tengah yang punya tenaga.

Bagaimana dengan lini tengah?

Menurut saya, kualitas pemain muda untuk lini tengah sudah cukup. Tapi, kalau bicara soal turnamen di mana tiap laga berlangsung 2-3 hari sekali, tim juga butuh pemain tengah yang punya tenaga.

Kami juga harus melihat sampai hari terakhir mengenai apa yang terjadi pada pemain-pemain di tim. Misalnya ada pemain penting yang cedera, sebut saja misalnya Septian David.

Kalau Septian David cedera, harus ada yang mengganti. Mungkin yang akan menggantikan contohnya Stefano Lilipaly. Dia sudah harus siap.

Ketika salah satu pemain sayap penting cedera, contohnya Febri Hariyadi, Riko Simanjuntak harus siap untuk menggantikan.

Gelandang senior itu (Riko Simanjuntak dan Stefano Lilipaly) hanya sebagai pelapis kalau pemain muda tidak bisa berangkat?

Ya, mereka sebagai pelapis kalau ada apa-apa (dengan pemain muda).

(Baca Juga: Striker Naturalisasi Ini Alami Ujian Berat Saat Merumput Bersama Timnas U-23)

PSSI belum juga memberikan kepastian soal apakah kontrak Anda diperpanjang atau tidak. Apakah situasi ini berpotensi mengganggu persiapan Anda dan Timnas U-23 Indonesia menuju Asian Games?

Buat saya tidak ada masalah soal kontrak. Hal itu sudah jelas. Seperti biasa, saya mau setiap pemain yang datang ke timnas memberikan upaya 100 persen. Selama 1 tahun dan 6 bulan terakhir, mereka sudah melakukan itu.

Saya pun datang dengan 100 persen dan sebagai profesional, seperti biasanya akan menyelesaikan kontrak. Buat saya, spekulasi masa depan tidaklah penting dan pemain tidak semestinya terpengaruh dengan situasi kapan kontrak saya berakhir.

Saya ingin mereka fokus pada turnamen yang akan dihadapi dan bersama-sama mencoba memberikan kesan yang baik buat Indonesia.


Pelatih Timnas U-23 Indonesia, Luis Milla (kiri), dan penerjemahnya, Bayu Eka Sari, dalam sesi wawancara khusus dengan BolaSport.com dan Tabloid BOLA di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (2/7/2018).(DOK. BURSON-MARSTELLER INDONESIA)

Apakah Evan Dimas masih punya tempat di tim utama mengingat Anda seperti sudah mematenkan duet Zulfiandi dan Hargianto? 

Evan Dimas adalah pemain yang sangat penting. Sekali lagi, Evan Dimas adalah pemain yang sangat penting.

Tapi terkadang kami harus menyesuaikan strategi dengan lawan yang dihadapi, mempertimbangkan bagaimana kekuatan dan kecepatan mereka.

(Baca Juga: Evan Dimas Tersisih karena Strategi Luis Milla?)

Evan Dimas bisa bermain di posisi nomor 6 atau 8 (salah satu dari gelandang bertahan ganda, red.) seperti biasa.

Tapi kadang, kalau misalnya lawan lebih kuat dan kami ingin mencoba mengontrol pertandingan, Evan bisa diturunkan di posisi nomor 10 (playmaker di belakang striker, Red).

Atau misalnya bila kami ingin lebih bertahan, kami bisa pakai 3 pemain tengah dan Evan menjadi salah satunya.

Soal Timnas Spanyol, faktor apa yang membuat mereka gagal di Piala Dunia 2018?

Bicara Piala Dunia, panjang kalau mau diceritakan. Yang pasti adalah bahwa bila hendak memasuki ajang seperti Piala Dunia, suasana tim harus positif dulu. Kondisinya harus positif.

Saya tidak punya banyak informasi soal apa yang terjadi dengan federasi atau Timnas Spanyol. Tapi, yang pasti ada masalah.

Punya pemain bagus saja tidak cukup, tim butuh harmoni dan harus bisa bekerja dengan tenang. Dua hari sebelum turnamen digelar, pelatih yang membawa Spanyol tak terkalahkan di kualifikasi dipecat.

Bagi saya, ini pukulan keras dan sangat menyakitkan. Sangat tidak baik kalau masuk ke Piala Dunia dalam suasana tim yang tidak enak atau tenang.