Mantan Kapten Timnas Indonesia Kritik Fenomena Naturalisasi yang Semakin Masif

By Stefanus Aranditio - Kamis, 15 Februari 2018 | 18:55 WIB
Skuat Timnas Indonesia era 2007 saat menjalani laga uji coba melawan timnas Jamaica di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (21/6/2007) (ADEK BERRY/AFP PHOTO/GETTY IMAGES)

Fenomena naturalisasi pemain asing semakin masif dilakukan oleh tim-tim Liga 1 jelang bergulirnya kompetisi musim 2018.

Tak bisa dipungkiri, pembatasan kuota pemain asing di pentas Liga 1 terkadang menjadi alasan para pemain asing untuk berburu status WNI.

Selain itu, kebutuhan timnas Indonesia juga menjadi salah satu alasan pemain dinaturalisasi.

(Baca juga: Terdampar Sebagai Juru Kunci, Klub Malaysia yang Dibela Ferdinand Sinaga Genting)

Setelah Ilija Spasojevic resmi WNI akhir tahun lalu, fenomena naturalisasi semakin masif terjadi di sepak bola Indonesia.


Selebrasi Ilija Spasojevic yang berhasil cetak gol ke gawang Guyana, Sabtu (25/11/2017)(FERISETIAWAN/BOLASPORT.COM)

Terbaru, Alberto Goncalves pemain kelahiran Brasil milik Sriwijaya FC resmi menyandang status WNI dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) beralamat di Sekip, Palembang.

Selanjutnya nama Sandy Walsh dan Esteban Vizcarra juga masuk dalam daftar tunggu untuk diresmikan sebagai WNI.

(Baca juga: Akhir Pekan ini, Terens Puhiri Bakal Rasakan Laga Liga Thailand yang Rentan Rusuh Suporter)

Menanggapi hal ini, mantan kapten timnas Indonesia era 2004-2008, Ponaryo Astaman tak menyalahkan naturalisasi jika memang dibutuhkan.