Mantan Kapten Timnas Indonesia Kritik Fenomena Naturalisasi yang Semakin Masif

By Stefanus Aranditio - Kamis, 15 Februari 2018 | 18:55 WIB
Skuat Timnas Indonesia era 2007 saat menjalani laga uji coba melawan timnas Jamaica di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (21/6/2007) (ADEK BERRY/AFP PHOTO/GETTY IMAGES)

"Saya melihat sah-sah saja kalau sebuah tim melakukan itu (naturalisasi). Apalagi pemain tersebut potensal untuk klub," kata Ponaryo.

Namun, menurutnya klub tetap harus memiliki pertimbangan yang matang.

"Pertama, mungkin tim memang benar-benar memerlukan pemain tersebut karena potensinya, okelah. Tapi harus jadi motivasi agar meningkatkan kinerjanya selama bermain kedepan," jelas mantan kapten Sriwijaya FC ini.


Ponaryo Astaman saat memperkuat Indonesia melawan Bahrain di Piala Asia 2004 di Shandong Sports Center, pada 25 Juli 2004.(FREDERIC BROWN/AFP)

Ponaryo yang menjabat sebagai Presiden Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) ini juga mengatakan faktor kedua yaitu ada yang menaturalisasi pemain hanya sekadar pelengkap.

Faktor kedua ini bisa menimbulkan aspek negatif bagi pemain muda potensial yang tergusur oleh pemain yang 'katanya' bintang tersebut.

"Ini harus jadi bahan renungan kita sama-sama," ujar pemain yang akrab disapa Popon tersebut.

Ponaryo sebenarnya tidak menyalahkan fenomena naturalisasi namun ia tetap berharap pembinaan usia dini bisa berjalan baik melahirkan bintang-bintang muda yang tak kalah berkualitas.

"Selama ini, fundamental (dasar) harus kita perhatikan juga. Selama ini kita fokus membangun tim, tapi kita tidak memperhatikan pembinaan individu. Mudah-mudahan pihak terkait akan mulai serius melihat kondisi ini," tutup Ponaryo.