Mesut Oezil: Saya Jerman Ketika Timnas Menang, Ketika Kalah Saya Hanya Seorang Imigran

By Bagas Reza Murti - Senin, 23 Juli 2018 | 11:59 WIB
Gelandang Jerman, Mesut Oezil, ditempel ketat pemain Korea Selatan Lee Jae-sung dalam partai Piala Dunia 2018 di Kazan Arena, Kazan, 27 Juni 2018. (BENJAMIN CREMEL / AFP)

Mesut Oezil menegaskan bahwa alasan ia gantung sepatu dari timnas Jerman adalah serangan rasialis yang diterimanya, terlebih perlakuan yang ia alami di timnas.

Lewat surat terbukanya, Mesut Oezil mengumumkan gantung sepatu dari membela timnas Jerman pada Minggu (22/7/2018) malam atau Senin dini hari WIB.

Pemain 29 tahun menyampaikan ketidakdilan yang ia terima selama memperkuat timnas Jerman, terutama saat dirinya berfoto dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Dalam surat yang terdiri dari tiga bagian tersebut, Oezil merasa bahwa federasi sepak bola Jerman (DFB), media, hingga warga Jerman, tidak memandang dirinya secara adil karena mempunyai darah Turki.

(Baca juga: Debut di Tur Amerika Serikat, Alexis Sanchez Dipuji Jose Mourinho)


Bahkan secara terang-terangan Oezil menyinggung federasi sepak bola Jerman (DFB) yang tak mendukungnya sama sekali soal penjelasannya terkait foto bersama Erdogan.

"Setelah foto saya bersama Erdogan, saya diminta Joachim Loew untuk memangkas liburan saya dan pergi ke Berlin untuk memberi penjelasan. Ketika saya ingin menjelaskan alasan di balik foto tersebut, Presiden DFB, Reinhard Grindel justru lecih tertarik soal pandangan politiknya dan mengecilkan pendapat saya," tulisnya.

Oezil juga mengaku mendapat perlakuan berbeda di dalam kehidupan sosial, meski mendapat berbagai prestasi untuk negara dan individu.

"Di mata Grindel dan para pendukungnya, saya adalah Jerman ketika timnas menang, namun ketika kalah, saya hanya seorang imigran," ujarnya.