Bagi Orang Belanda, Ribut seperti Lilipaly dan Comvalius adalah Lumrah

By Jalu Wisnu Wirajati - Selasa, 7 November 2017 | 14:34 WIB
Irfan Bachdim melerai adu pukul Stefano Lilipaly dengan Sylvano Comvalius (Youtube)

(BACA JUGA: VIDEO - Stefano Lilipaly Adu Pukul dengan Sylvano Comvalius di Laga PSM Melawan Bali United)

Biasa. Ya, adu argumen bahkan hingga terlibat friksi tampaknya sudah biasa bagi Lilipaly dan Comvalius yang sama-sama berasal dari Belanda.

Orang Belanda mengakui bahwa mereka memang senang berdebat. Mereka melakukannya karena merasa tahu dalam segala hal.

“Kami orang-orang Belanda memang kepala batu,” ujar legenda sepak bola dunia, Johan Cruyff.

“Bahkan, ketika berada di belahan dunia lain pun kami akan mengajari orang berbuat sesuatu,” tutur maestro sepak bola Belanda itu.

(Baca juga: Waduh! Eden Hazard Bandingkan Manchester United dengan Anjingnya)

Perdebatan tidak menjadi tabu di Belanda. Sebaliknya, kebiasaan itu dihargai karena di sana setiap orang dianggap setara dalam segala hal, tak terkecuali dalam pengetahuan tentang sepak bola.

Budaya seperti itu tumbuh subur berkat perkembangan Calvinisme yang hingga kini masih menjadi dasar teologi di Belanda.

Calvinisme yang merupakan pemberontakan terhadap ajaran Katolik Roma ini mengajarkan orang untuk melihat Injil sendiri ketimbang asal percaya terhadap Pastor.

Secara tidak langsung, ini mengajari orang untuk tidak mudah tunduk terhadap otoritas.

Tidak hanya itu, ajaran itu membuat semua orang merasa “bisa dan mampu” dalam segala hal.

Dalam sepak bola, hal itu mendorong perdebatan tentang taktik karena setiap orang diasumsikan sama-sama mengerti.