Koran Lokal Beberkan Konflik Mario Gomez dengan Manajemen Persib Bandung

By Taufan Bara Mukti - Minggu, 2 Desember 2018 | 16:32 WIB
Pelatih Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez dan Salah Satu Pemainnya, Ardi Idrus bersalaman dan sepakat untuk menyudahi permasalahan terkait isu suap dan pengaturan skor. (Tribun Jabar/Ferdyan Adhy Nugraha)

Cuma, PT PBB berharap Gomez bekerja sendiri tanpa bantuan Fernando Soler sebagai penerjemah.

"Persib ingin Gomez sendiri tanpa Soler karena satu dan lain hal, tapi dia tidak mau. Karena tidak ada jalan tengah kemungkinan besar kerja sama Persib dan Gomez tidak diperpanjang," tukasnya.

MARIO GOMEZ DIMINATI BALI UNITED


Mario Gomez merindukan dua anjingnya yang bernama Dana dan Coco. (DOK-PERSIB.CO.ID)

Sementara itu, ketertarikan terhadap jasa Mario Gomez juga muncul dari salah satu tim di Liga 1.

Adalah Bali United yang disebut-sebut berminat untuk memboyong Mario Gomez untuk menghadapi kompetisi Liga 1 musim depan.

Sumber internal Bali United, pada Kamis (29/12/2018) malam, bahkan menyebut bahwa Mario Gomez sudah cukup intens berkomunikasi dengan manajemen.

"Bali United akan memakai pelatih asing untuk musim depan. Mario Gomez termasuk yang Intens berkomunikasi dengan manajemen," kata sumber internal Bali United, dilansir BolaSport.com dari Tribun Bali.

(Baca Juga: Ingin Bertahan di Indonesia, Mario Gomez Berharap Fasilitas Sepak Bola Diperbaiki)

Posisi pelatih Bali United memang tengah kosong saat ini setelah mereka menghentikan kerja sama dengan Widodo Cahyono Putro.

Hingga saat ini, manajemen Bali United masih menyeleksi sosok pelatih yang sesuai dengan materi pemain dan karakter tim.

Selain itu, mereka juga tengah menyiapkan daftar pemain yang diincar untuk didatangkan pada bursa transfer musim depan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on