Liga Kompas Gramedia U-14 - Inilah Cara Beberapa Pelatih Liga KG U-14 Asah Fisik para Pemain Muda

By Stefanus Aranditio - Senin, 4 September 2017 | 20:43 WIB
Liga Kompas Gramedia (Wawan H Prabowo/Harian Kompas)

Berbeda dengan ASIOP dan Buperta, beberapa pelatih lain mengaku kesulitan mengontrol pola hidup dan pola makan pemain di luar latihan atau pertandingan.

Padahal untuk mengarungi kompetisi jangka panjang, fisik pemain harus tetap prima.

"Kami kesulitan mengontrol mereka ketika di luar latihan dan pertandingan, terutama untuk waktu istirahat dan pola makan," kata Rici Vauzi, Pelatih Talenta Muda FU 15 usai timnya diimbangi Cibinong Raya.

Menurut Rici, menjaga fisik tidak cukup jika hanya bersumber dari latihan yang diberikan tim pelatih. Justru hal lain di luar latihan seperti pola hidup dan pola makan lebih penting karena para pemain lebih banyak menghabiskan waktu di luar latihan dan pertandingan.

Pengaruh menurunnya kondisi fisik terhadap hasil pertandingan juga dialami Pelita Jaya yang ditahan Garuda Putra Bekasi.

Pada pertandingan tersebut, fisik pemain cepat terkuras akibat bermain di cuaca panas.

"Anak-anak ini juga punya kegiatan di luar latihan dan pertandingan bersama tim, misalnya ekstrakurikuler futsal dan sepak bola di sekolahnya. Namun, mereka belum bisa mengatur pola hidup dan pola makan, sehingga kondisi fisik mereka jadi menurun," kata Ferry Rumbayan, Pelatih Pelita.

Iskandar, Pelatih Matador Mekarsari juga mengakui bahwa pemainnya belum mampu menjaga kondisi fisik mereka.

"Latihan fisik selalu saya lakukan setiap minggu. Bahkan latihan untuk menghadapi cuaca ekstrim juga saya lakukan dengan menjadwalkan latihan pada jam dua siang. Namun, menjaga kondisi fisik sebenarnya harus berasal dari kesadaran para pemain sendiri," kata Iskandar usai pertandingan melawan Villa 2000.

Iskandar menambahkan, kondisi fisik yang menurun akan mempengaruhi konsentrasi pemain selama bertanding.

Hasil imbang melawan Villa di pekan ini juga disebabkan kekurangan konsentrasi pemainnya, padahal secara teknik mereka bisa mengimbangi Villa.

Para pelatih tersebut berharap para pemain lebih serius lagi dalam mengatur pola hidup dan pola makan mereka ke depannya.

 

Kemenangan Tipis Kabomania atas SSJ Bogor Sejak kickoff menit pertama sampai kurang lebih 20 menit babak pertama, kedua tim sama-sama menghadapi kebuntuan dalam serangan, walaupun Kabomania memegang lebih banyak kendali dalam serangan, namun tidak ada yang berbuah gol. Lini belakang SSJ Bogor tampak kocar kacir ketika Kabomania menggunakan strategi serangan melalui sayap-sayap cepat. Tidak banyak pemain SSJ Bogor yang mampu menandingi kecepatan sayap pemain Kabomania, namun akurasi dan ketepatan tembakan jadi masalah penting bagi lini depan Kabomania. Sampai babak pertama selesai kedudukan masih sama, 0-0. Masuk di babak kedua, Kabomania dan SSJ Bogor sama-sama mengganti beberapa pemain demi menjaga stamina dan ritme permainan tetap tinggi. Kabomania fokus di serangan sayap selama babak kedua, dari kiri maupun dari kanan. Pemain-pemain sayap berbadan besar dan memiliki kemampuan lari yang tinggi menjadi kunci utama dari serangan-serangan Kabomania. Berkali-kali umpan lambung dari sisi lapangan dilancarkan oleh sayap-sayap Kabomania. Tetuko Mandas Kreari, Rachyan Jitendra Yogiswara, Ichsan Rahman Dyas dan Rafi Akbar Firmansyah menjadi kunci utama pada serangan-serangan sayap Kabomania. Gol yang bermula dari tendangan bebas oleh Aditya Arya Ferdiansyah di menit akhir babak kedua membuat kedudukan menjadi 1-0 untuk Kabomania, sehingga pertandingan kali ini berhasil dimenangkan oleh Kabomania. #LigaKG2018 Via: https://ligakg.kompas.id/2017/08/14/kemenangan-tipis-kabomania-atas-ssj-bogor/

A post shared by Liga Kompas Gramedia (@ligakgu14) on