Kembalinya David Villa ke Timnas Spanyol dalam Usia 35 Tahun

By Mahir Pradana - Sabtu, 2 September 2017 | 19:29 WIB
Ekspresi striker MLS All-Stars 2017, David Villa, saat gagal mencetak gol ke gawang Real Madrid dalam laga 2017 MLS All- Star Game di Stadion Soldier Field, Chichago, Amerika Serikat, pada 2 Agustus 2017. (JONATHAN DANIEL / AFP)

La Furia Roja membutuhkan lebih dari sekadar ujung tombak dalam diri penyerang-penyerangnya.

Mereka membutuhkan pendobrak yang juga mampu bergerak secara enerjik di wilayah bek sayap tim lawan.

Inilah yang dianggap bisa dilengkapi oleh El Guaje.

Sejak masa kepelatihan Luis Aragones, yang kemudian disusul delapan tahun kepemimpinan sukses Vicente del Bosque, hingga sekarang Julen Lopetegui, La Roja memang nyaris tak pernah menggunakan tipe striker yang menunggu bola.

(BACA JUGA: Indonesia Vs Fiji - 21 Tembakan Timnas Indonesia Belum Mampu Membobol Gawang Fiji)

 

Makanya para striker jangkung seperti Dani Guiza, Fernando Llorente hingga Aritz Aduriz jarang mendapat kesempatan utama.

Selain menguasai passing dan mengedarkan bola, para gelandang Spanyol juga butuh penyerang yang selalu bergerak untuk membuka celah di wilayah pertahanan lawan, selain tentunya memanfaatkan peluang sekecil apa pun.

Selama ini, kehadiran Diego Costa di lini depan terbilang belum meyakinkan. Sedangkan Alvaro Morata belum terlihat aman menjadi pilihan utama Lopetegui.

Seperti dikutip El Pais, Andres Iniesta mengatakan bahwa permasalahan kecil tim Spanyol ini sebenarnya bersifat kolektif dan bukan individual.