Kembalinya David Villa ke Timnas Spanyol dalam Usia 35 Tahun

By Mahir Pradana - Sabtu, 2 September 2017 | 19:29 WIB
Ekspresi striker MLS All-Stars 2017, David Villa, saat gagal mencetak gol ke gawang Real Madrid dalam laga 2017 MLS All- Star Game di Stadion Soldier Field, Chichago, Amerika Serikat, pada 2 Agustus 2017. (JONATHAN DANIEL / AFP)

 Pada usianya yang kini 35 tahun, David Villa masih memperoleh panggilan ke tim nasional Spanyol. Mengapa kira-kira Spanyol masih membutuhkan jasa pemain senior yang memperkuat New York City FC (NYFC) di Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat ini?

 

Sang striker yang mencetak lima gol untuk mengantarkan tim nasional Spanyol ke singgasana juara dunia ini tadinya memang sudah mengundurkan diri dari tugas internasional.

Keputusan ini diambilnya tepat ketika La Furia Roja sukses meraih trofi emas Piala Dunia 2014.

Namun, ternyata pemain berjulukan El Guaje ini tak menolak ketika pelatih Julen Lopetegui memanggilnya kembali untuk pertandingan melawan Itallia di awal September 2017.

Meski terkejut melihat namanya di dalam daftar pemain yang dipanggil, El Guaje mengaku sudah tahu momen ini akan datang.

(BACA JUGA: Indonesia Vs Fiji - Waduh, Andritany Pakai Jersey Bertuliskan Nama Awan Setho)

 

Ketika diinterview akun media sosial MLS, ia berkata, “Saya sering melihat Lopetegui di bangku penonton untuk menyaksikan saya bermain di Amerika Serikat. Jadi, saya tahu suatu saat saya akan dipanggil lagi ke tim nasional.”

Selama tiga tahun terakhir tanpa Villa, tim nasional Spanyol terkesan memang kehilangan sesosok striker sepertinya di kotak penalti lawan.

La Furia Roja membutuhkan lebih dari sekadar ujung tombak dalam diri penyerang-penyerangnya.

Mereka membutuhkan pendobrak yang juga mampu bergerak secara enerjik di wilayah bek sayap tim lawan.

Inilah yang dianggap bisa dilengkapi oleh El Guaje.

Sejak masa kepelatihan Luis Aragones, yang kemudian disusul delapan tahun kepemimpinan sukses Vicente del Bosque, hingga sekarang Julen Lopetegui, La Roja memang nyaris tak pernah menggunakan tipe striker yang menunggu bola.

(BACA JUGA: Indonesia Vs Fiji - 21 Tembakan Timnas Indonesia Belum Mampu Membobol Gawang Fiji)

 

Makanya para striker jangkung seperti Dani Guiza, Fernando Llorente hingga Aritz Aduriz jarang mendapat kesempatan utama.

Selain menguasai passing dan mengedarkan bola, para gelandang Spanyol juga butuh penyerang yang selalu bergerak untuk membuka celah di wilayah pertahanan lawan, selain tentunya memanfaatkan peluang sekecil apa pun.

Selama ini, kehadiran Diego Costa di lini depan terbilang belum meyakinkan. Sedangkan Alvaro Morata belum terlihat aman menjadi pilihan utama Lopetegui.

Seperti dikutip El Pais, Andres Iniesta mengatakan bahwa permasalahan kecil tim Spanyol ini sebenarnya bersifat kolektif dan bukan individual.

Para pemain depan seperti Llorente, Costa, Morata, (Roberto) Soldado, dan (Alvaro) Negredo masing-masing bagus secara kemampuan individu.

Namun begitu dimasukkan menjadi salah satu bagian puzzle gaya bermain La Roja, semuanya cenderung kewalahan.

Pengecualiannya selama ini adalah Fernando Torres dan David Villa.

Bisa dibilang, La Roja belum sanggup move on dari kedua sosok yang sukses mempersembahkan juara Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 bagi publik Spanyol ini.

Khusus Villa, ia tergolong langka karena kemampuannya tersebut masih mendulang gol demi gol meskipun ia kini ‘hanya’ bermain di MLS. 60 gol dari 90 penampilan bersama New York City FC tentunya merupakan catatan spektakuler.

Pepe Acebal, pelatih yang pada tahun 2001 mempromosikan Villa tim utama Sporting Gijon, sudah dengan jelas melihat kemampuan mantan anak asuhnya itu.

(BACA JUGA: Ini Ancaman yang Membayangi Valentino Rossi setelah Kecelakaan)

 

"Para gelandang timnas Spanyol membutuhkan semacam solusi yang membuka ruang sekecil apa pun di dekat gawang lawan. Untuk urusan ini, Villa masih yang terbaik di dunia."

Selain itu, dalam hal reputasi, El Guaje juga dihargai oleh nyaris semua pendukung klub mana pun di seantero Spanyol.

Pengalamannya memperkuat sejumlah klub dari Real Zaragoza, Sporting Gijon, Valencia, Barcelona hingga Atletico Madrid membuatnya disegani di berbagai wilayah negeri matador.

Saat Julen Lopetegui mengambil alih La Roja pada tahun 2016, ia memulai pencarian sosok penyerang penetratif itu.

Costa dan Morata mendominasi nyaris setiap panggilan ke tim nasional, dengan beberapa nama alternatif seperti Iago Aspas, Lucas Vazquez dan Gerard Deulofeu.

Hingga pertengahan 2017 ini, Morata adalah penyerang tertajam dengan koleksi sembilan gol dari 20 penampilan.

Khusus untuk agenda menghadapi Italia di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 ini, Lopetegui mengabaikan Costa yang masih berkutat dengan saga transfernya dari Chelsea ke Atletico Madrid.

Sebagai gantinya, sang pelatih secara mengejutkan memanggil kembali Villa di usianya yang sudah mendekati 36 tahun.

Banyak kalangan mengamati bahwa pemanggilan El Guaje akan menjadi sesi coaching khusus bagi Morata sebagai pangeran baru La Roja.