Di Singapura, Ingat Malaysia dan Mimpi Indonesia Menggelar F1

By Arief Kurniawan - Minggu, 17 September 2017 | 14:00 WIB
Pemadangan sirkuit jalan raya Singapura diambil gambarnya dari udara menjelang dimulainya GP Formula 1 Singapura pada 17 September 2017. (ROSLAN RAHMAN/AFP)

Mulai musim depan tidak berjeda karena Malaysia sudah tidak kuat lagi menjadi tuan rumah.

Mereka merasa uang yang dikeluarkan untuk menggelar F1 sejak 1999 tanpa putus tak pernah kembali sebagai keuntungan.

Keluar besar, masuknya kecil.

Seperti halnya di Singapura, balapan di Sirkuit Sepang pun butuh puluhan ribu penonton asal Indonesia untuk memenuhi tribun-tribunnya yang saban tahun menyusut dan terlihat sepi.

Mungkin tahun ini cerita bisa berbeda. Karena merupakan tahun perpisahan, bisa jadi malah ramai.

Kebetulan perburuan gelar juaranya pun sedang seru. Nah, kalau Malaysia absen, apakah Indonesia bisa menggantikannya?

Itulah harapan kita semua tentunya. Harapan berbentuk mimpi yang saya tulis di bulan April 2012 itu.

Mimpinya adalah kita punya balapan persis seperti di Singapura ini.

Balapan di jalan raya. Kalau bisa digelar malam hari juga. Arena atau sirkuitnya adalah di sekitar landmark Jakarta, Monas.

Yang saya dengar, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil.