Seperti Thor: Ragnarok, Cuma Kiamat yang Bisa Jegal Manchester City

By Dwi Widijatmiko - Jumat, 3 November 2017 | 06:36 WIB
Para pemain Manchester City merayakan gol Nicolas Otamendi (kiri) ke gawang Napoli dalam partai Liga Champions di San Paolo, 1 November 2017. (CARLO HERMANN/AFP)

Jadilah Thor dan teman-temannya mengundang sumber kiamat Asgard: Surtur, raksasa lahar api yang ditakdirkan menghadirkan Ragnarok. Hela akhirnya bisa dikalahkan.

Saya seperti melihat keperkasaan ala Hela di Thor: Ragnarok dalam sepak terjang Manchester City saat ini. Kompetisi 2017/18 sudah berjalan hampir tiga bulan, The Citizens tampak begitu kuat.

Tim asuhan Pep Guardiola sudah melalui 16 pertandingan di semua ajang. Mereka menang 15 kali dan imbang satu kali, tanpa pernah terkalahkan.

(Baca juga: Hasil Liga Europa Grup A-F - Satu Tim Lolos ke 32 Besar, AC Milan Seri Lagi, Everton Tersingkir!)

Sejumlah tim kuat sudah mencoba menghadang. Semua kena kepret dengan begitu mudah. Liverpool dan Chelsea di Inggris sudah merasakannya. Napoli sebagai pemimpin klasemen Serie A saat ini pun sudah dilibas dua kali di fase grup Liga Champion.

Khusus di Inggris, tim-tim tradisional yang seharusnya menjadi penantang utama City malah kelihatan gamang dengan persoalan mereka sendiri.

Manchester United punya tendensi belum yakin pada kapasitas diri kalau bertemu tim kuat. Chelsea mendapati susahnya mengatur tim dengan fokus terbelah ke ajang lain.

Arsenal berkutat dengan problem spekulasi masa depan Mesut Oezil dan Alexis Sanchez. Liverpool? Ah, lagi-lagi sebuah musim PHP dari The Reds.

(Baca Juga: Aneh bin Ajaib, 3 Pemain Ini Paling Sering Dilanggar di Liga Champions, Nomor 2 Bek!)

Mungkin cuma Tottenham yang paling siap menjadi penantang. Tapi, Spurs punya problem klasik: tak punya tradisi juara.

Jadi, rasanya untuk saat ini tidak ada pihak luar yang kelihatan cukup mampu menggagalkan langkah City menjadi yang terbaik. Setidaknya di Premier League.

Seperti Hela di Thor: Ragnarok, yang bisa menjegal City mungkin adalah kiamatnya sendiri. Dalam artian problem internal pasukan Guardiola yang berpotensi membuat kesolidan performa mereka jadi terganggu.

Dari badai cedera dan skorsing, konsentrasi yang terbelah ke Liga Champion, sampai sikap mental yang meremehkan lawan gara-gara semuanya jadi terlihat terlalu mudah buat Sergio Aguero dkk.