Melepas Alexis Sanchez, Sekali Lagi Arsene Wenger Harus Berpikir Ekonomis

By Dian Savitri - Jumat, 26 Januari 2018 | 19:28 WIB
Sebuah pajangan gambar Arsene Wenger di luar toko resmi Arsenal di Stadion Emirates menjelang pertandingan antara Arsenal vs Leicester City pada 11 Agustus 2017. (IAN KINGTON/AFP)

Akhirnya, Alexis Sanchez resmi meninggalkan Arsenal, klub yang membelinya pada Juli 2014 dari FC Barcelona.

Manchester United, klub baru pemain asal Cile itu, siap untuk menggajinya dengan angka yang tinggi. Bahkan, lebih banyak dibanding pemilik gaji tertinggi sebelumnya di United, Paul Pogba.

Tetapi, saya tidak akan berbicara soal Alexis. Saya ingin bicara soal Arsene Wenger. Manajer yang satu ini selalu menarik untuk dibicarakan, ditulis, dibahas, didiskusikan.

Menurut saya, seandainya Arsene Wenger tidak menjadi manajer sepak bola, ia akan menjadi ahli ekonomi.

Mungkin, pria kelahiran Strasbourg 68 tahun lalu itu akan menjadi Managing Director IMF atau International Monetary Fund. Atau menjadi Presiden The World Bank.

Dengan jabatan itu, nama Arsene Wenger akan selalu muncul dalam World Economic Forum, yang dari tahun ke tahun digelar di Kota Davos, Swiss.

Namun, Sarjana Ekonomi Universitas Strasbourg itu lebih memilih untuk terlibat di sepak bola.

(Baca Juga: Pelatih Timnas Armenia Tuding Jose Mourinho Perlakukan Henrikh Mkhitaryan dengan Buruk)

Keahliannya dalam bidang ekonomi sangat memengaruhinya dalam perhitungan keuangan di klub-klub yang ditanganinya, terutama di Arsenal.

Arsene Wenger berpegang teguh pada asas ekonomi yang berbunyi: dengan modal yang sekecil-kecilnya, mendapat keuntungan yang sebanyak-banyaknya.