Riko Simanjuntak dan Persija, Bak Andaliman di Kuah Arsik

By Segaf Abdullah - Kamis, 29 Maret 2018 | 18:52 WIB
Selebrasi penyerang Persija Jakarta, Marko Simic dan Riko Simanjuntak, seusai mencetak gol ke gawang Tampines Rovers, Rabu (28/2/2018). (FERI SETIAWAN/BOLASPORT.COM)

Positifnya, strategi tersebut berhasil. Kalaupun tidak, ruang-ruang terbuka akan didapat pemain lain karena fokus lawan melulu untuk menyetop Riko dan mengawal Simic.

Negatifnya, rencana tersebut akan mudah tebaca dengan pertahanan berlapis. Artinya, serangan Persija bakal monoton jika terus mengandalkan Riko.

Kalimat terakhir terbukti pada laga pembuka Liga 1 saat Persija ditahan imbang Bhayangkara FC tanpa gol di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (23/3/2018).

Masih Polos

Kalau tidak salah, Persija belum banyak mendapatkan penalti sejak Riko Simanjuntak menghuni skuat utama tim berjulukan Macan Kemayoran tersebut.

(Baca Juga: Apa Kata Super Simic soal Relasinya dengan Riko)

Padahal, instruksi kepada Riko untuk terus berlari dan menusuk sebetulnya sangat berpotensi untuk dilanggar lawan.

Apalagi, skema bola mati masih menjadi kegemaran Persija. Musim lalu, tim arahan Stefano Cugurra tersebut jagonya gol-gol dari sepak pojok pun tendangan bebas.


Gelandang Manchester City, Raheem Sterling (bawah), usai dilanggar oleh pemain Manchester United, Juan Mata, dalam pertandingan dermi manchester di Premier League 2015-2016 di Etihad, Manchester, Inggris, pada Minggu (20/3/2016).(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Mengambil contoh Raheem Sterling di Manchester City atau Riyad Mahrez di Leicester City, mereka terbilang "hobi jatuh" di kotak penalti lawan.

Boleh jadi, sentuhan minimal lawan menjadi opsi lain bagi kedua pemain itu untuk merangsek ke kotak 16, mengelabui wasit, dan mendapatkan penalti.

Ya, Riko kayaknya tidak boleh polos-polos amat. Apalagi, saat Persija belum mampu mencetak gol hingga menit ke-75 dan main di kandang.