Mohamed Salah dalam Trent yang Penuh Kejutan

By Kautsar Restu Yuda - Kamis, 5 April 2018 | 10:34 WIB
Selebrasi gelandang Liverpool, Alex Oxlade-Chamberlain (kanan), bersama rekan-rekannya seusai berhasil membobol gawang Manchester City dalam pertandingan leg 1 perempat final Liga Champions 2017-2018 di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, pada Rabu (4/4/2018). ( ANTHONY DEVLIN / AFP )

Seluruh skuat Liverpool patut menerima sanjungan atas penampilan gemilang yang membuat mereka menundukkan Manchester City 3-0, Rabu (4/4/2018) malam atau Kamis (5/4/2018) dini hari WIB.

Para pilar Liverpool mampu tampil sempurna menghadapi Manchester City di Stadion Anfield pada laga leg pertama perempat final Liga Champions 2017-2018.

Adapun tiga gol Liverpool dicetak oleh Mohamed Salah (menit ke-12), Alex Oxlade-Chamberlain (20'), dan Sadio Mane (31').

Mohamed Salah boleh jadi kembali mendapat sorotan berkat, seperti biasa, gol plus assist yang dicetak.

Dengan sumbangsih tersebut, kini Salah mengoleksi 11 gol dan delapan assist sejak babak play-off Liga Champions.

(Baca Juga: Ronaldo Bungkam Buffon yang Pernah Tertawakan Gol Terbaiknya)

Sementara untuk catatan di semua ajang, pemain asal Mesir ini sudah melesatkan 43 gol dan 38 assist.

Catatan impresif Salah membuatnya berkonotasi dengan setiap penampilan apik Liverpool.


Selebrasi penyerang Liverpool FC, Mohamed Salah (kanan), seusai berhasil membobol gawang Manchester City dalam pertandingan leg 1 perempat final Liga Champions 2017-2018 di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, pada Rabu (4/4/2018). ( ANTHONY DEVLIN / AFP )

Namun, tulisan ini tidak akan membahas betapa hebatnya Mohamed Salah.

Sebelumnya, izinkan saya meminjam "Mohamed Salah", sebagai simbol penampilan positif, guna membahas performa Trent Alexander-Arnold.

Trent Alexander-Arnold patut mendapat lampu sorot berkat performa apiknya melawan Manchester City.

Ya, Trent seolah kerasukan Mohamed Salah (baca: bermain sempurna) dalam laga tersebut.

Trent yang Penuh Kejutan

Saya berani bertaruh bahwa sebelum laga, tidak sedikit pendukung Liverpool mengkhawatirkan sisi kanan lini pertahanan The Reds.

Bagaimana tidak, Liverpool belum bisa memainkan Nathaniel Clyne dan Joe Gomez dalam laga kontra The Citizens.

Alhasil, Trent Alexander-Arnold menjadi pilihan satu-satunya Juergen Klopp sebagai bek sayap kanan Liverpool.


Trent Alexander-Arnold mengawal ketat Leroy Sane saat Liverpool menjamu Manchester City di Stadion Anfield pada laga perempat final Liga Champions, Rabu (4/4/2018) atau Kamis dini hari WIB. (ANTHONY DEVLIN/AFP)

Selain kalah pengalaman dibanding dua seniornya tersebut, remaja 19 tahun itu punya PR dalam hal bertahan.

Pada paruh kedua Liga Inggris, Manchester City, Manchester United dan Crystal Palace jelas-jelas sukses mengeksploitasi kelemahan Trent tersebut.

(Baca Juga: Sang Firaun Perintahkan agar Lionel Messi Diisolasi)

Kendati kalah 3-4 kala itu, tiga gol Manchester City tercipta dari serangan yang gagal diredam oleh Trent.

Marcus Rashford mengeksploitasi habis-habisan kelemahan Trent hingga Setan Merah pulang membawa pulang tiga poin.

Namun pada laga Liga Champions dini hari tadi, Trent memberikan kejutan.

Manchester City yang mengincar kelemahan Trent, dengan memanfaatkan kemampuan Leroy Sane, harus kecele.


Heatmaps Liverpool versus Manchester City pada laga leg pertama Liga Champions di Stadion Anfield, 5 April 2018.(WHOSCORED.COM)

Dalam heatmaps dari Whoscored tersebut tampak bahwa Manchester City terus berupaya menyerang sisi kanan pertahanan Liverpool, dibanding sisi sebaliknya (gawang Liverpool ada di sebelah kiri).

Alih-alih menjadi pusat kelemahan Liverpool, Trent justru tampil cemerlang.

Leroy Sane tidak berkutik hingga kehilangan bola sebanyak sembilan kali, jumlah terbanyak diantara semua pemain dalam laga itu.

Secara rinci, Sane delapan kali kehilangan bola di wilayah Trent.

Adapun remaja asli kota Liverpool itu mencatatkan 10 sapuan (terbanyak kedua dalam laga) dan tujuh intersep (terbanyak dalam laga).

Hebatnya lagi, guna meredam Leroy Sane, Trent tak sekalipun melakukan pelanggaran!

Squawka memberikan nilai 9 bagi penampilan Trent (dan James Milner), angka tertinggi dalam laga tersebut.

Sebelum kegemilangannya di laga ini, Trent pernah membuat kejutan awal pada laga debut.

Trent sejatinya berposisi sebagai gelandang tengah, namun sukses tampil meyakinkan meski digeser sebagai bek sayap kanan.

Kejutan lain datang ketika Trent menciptakan gol indah dari situasi bola mati, pada laga debutnya di klualifikasi ketiga Liga Champions kontra TSG Hoffenheim.

(Baca Juga: Trent Alexander-Arnold, dari Ball Boy Menjelma Jadi Pahlawan dalam 2.884 Hari)

Padahal 2.884 hari sebelum laga tersebut, Trent hanya seorang ball boy dalam laga Liverpool kontra Leeds United di Piala Liga Inggris 2009-2010.

Kala itu, Trent mendampingi kapten Liverpool pada laga itu, Jamie Carragher.

Setelah ini apakah Mohamed Salah kembali hadir dalam diri Trent, guna memberikan kejutan demi kejutan selanjutnya?

Biar waktu yang menjawabnya.