Permainan Catur ala Zinedine Zidane yang Skakmat Florentino Perez

By Theresia Simanjuntak - Kamis, 31 Mei 2018 | 21:32 WIB
Ekspresi pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, dalam laga Liga Spanyol kontra FC Barcelona di Stadion Camp Nou, Barcelona pada 6 Mei 2018. (LLUIS GENE/AFP)

Kabar pengunduran diri Zinedine Zidane sebagai pelatih Real Madrid hanya lima hari setelah menjuarai Liga Champions 2017-2018 menghentak dunia sepak bola. Meski demikian, hal itu merupakan langkah cerdas dari sang legenda.

Mari sepakati satu hal: Zidane jenius, baik ketika ia masih menjadi pemain maupun kini seorang pelatih.

Sebagai manusia, maksudnya pribadi, Zidane juga jenius. Mundurnya ia sebagai pelatih Real Madrid ketika masih berada di puncak buktinya.

Bicara soal kejeniusan, sepertinya hal itu Zidane dapatkan saat masih kanak-kanak. Otak dari pria berkebangsaan Prancis itu diasah amat tajam lewat permainan catur.

Zidane kecil punya cinta kedua selain sepak bola, yaitu catur.

Saking sukanya, ia pernah dilema memilih karier sebagai pesepak bola atau pecatur.

(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)

Zizou bahkan pernah mengikuti turnamen di Kota Marseille, Prancis. Kala itu, ia sedang tak bisa bermain sepak bola akibat cedera dan harus istirahat.

Pada akhirnya, Zinedine Zidane memilih sepak bola. Namun, hasil olahan permainan catur tak lantas hilang begitu saja.

Bermain catur dapat mengasah kemampuan berpikir. Para pecatur diharuskan menganalisis langkah yang harus mereka dan juga lawan ambil guna meng-skakmat raja dan memenangi pertandingan.

Kembali ke situasi pengunduran diri Zinedine Zidane. Ini adalah sebuah langkah cerdas dari sang mantan gelandang untuk meng-skakmat Presiden Madrid, Florentino Perez.

Saya tidak ragu bahwa pelatih berusia 45 tahun itu berpikir masak sebelum mengambil keputusan berhubung tengah menikmati status sebagai salah satu pelatih terbaik dunia di klub tersukses di Eropa.

Belum ada pelatih di dunia ini yang pernah seperti Zinedine  Zidane: memenangi tiga gelar Liga Champions dalam tiga musim beruntun.

Zidane begitu dicintai fan Madrid, baik sebagai mantan pemain maupun pelatih, berkat berbagai gelar yang ia persembahkan.

Intinya, Zidane tak dalam keadaan terdesak buat mundur sebagai pelatih di klub yang ia asuh sejak 2016.

Namun, Zidane sang pecatur bertindak. Dia menganalisis segala situasi yang mungkin akan terjadi di kemudian hari sebelum memutuskan untuk mundur.

(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup D, Lionel Messi Langsung Bertemu Tim Debutan)

Nah, situasi yang amat mungkin terjadi baginya andai masih bertahan adalah dipecat.

Di luar adegan di mana Zidane didampingi Perez saat memberi pengumuman dalam konferensi pers dadakan, Kamis (31/5/18), relasi keduanya dikabarkan tak seharmonis sebelumnya.

Pada Januari 2018, media-media Spanyol mengabarkan keretakan hubungan Perez-Zidane gara-gara perfoma Real Madrid yang jelek di Liga Spanyol 2017-2018.

Sampai pekan ke-17 La Liga, Los Blancos berada di urutan keempat klasemen dengan 32 poin, tertinggal 16 angka dari sang pemuncak klasemen, Barcelona.

Florentino Perez tak senang, berujung pada isu bahwa Zidane bakal dipecat saat musim 2017-2018 masih berjalan.

Satu-satunya hal yang membuat Perez menunda keputusan ialah Madrid masih berkompetisi di Liga Champions musim lalu.

Hal yang sama bisa saja terulang kembali di 2018-2019. Madrid kembali kesulitan di liga sehingga Zidane terpojok.

Skenario itu bukan mustahil terjadi. Salah satu alasan mengapa El Real berpotensi mengalami kemunduran ialah para pilar utama yang berumur 30 tahun ke atas alias mendekati ujung karier.

Mereka adalah Cristiano Ronaldo (33 tahun), Sergio Ramos (32), Luka Modric (32), Karim Benzema (30), Marcelo (30), dan sebagainya.

Naturalnya, Madrid bakal memasuki fase peremajaan tim yang mungkin membuat mereka nirgelar untuk sementara waktu sebelum muncul lagi Los Galaticos generasi baru.

Bila melihat sejarah di mana Perez senang gonta-ganti pelatih jika Madrid gagal meraih trofi, Zidane dapat menjadi korban ketidaksabaran sang presiden berikutnya.

(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup E, Brasil Punya 1 Musuh Berat)

Jadi, sebelum kepalanya putus dipenggal Florentino Perez di kemudian hari, Zinedine Zidane memutus ikatan kerjasama.

Sebelum Perez meng-skakmat Zidane, Zidane skakmat Perez lebih dahulu.

Sebab, menemukan pelatih yang sesuai dengan keinginan Real Madrid dan Florentino Perez dipastikan tidak akan mudah.

Ya, Zinedine Zidane memang jenius.